Misteri Larung Sapi di Pantai Sembukan Wonogiri, Kenapa Harus Sapi Jantan Putih Bertanduk?

Ilustrasi Larung bagian tubuh sapi di Pantai Sembukan Wonogiri
Sumber :
  • pexel @Thach Tran

Viva, Banyumas - Tradisi larung bagian tubuh sapi di Pantai Sembukan, Desa Paranggupito, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, menyimpan cerita unik sekaligus misterius. Setiap tahun, menjelang 1 Suro dalam penanggalan Jawa, warga setempat menggelar ritual Labuhan Ageng sebagai wujud rasa syukur sekaligus upaya menjaga keselamatan desa.

Misteri Tersembunyi Weton Jumat Kliwon: Berani Menguak Rahasianya?

Dalam ritual tersebut, bagian tubuh sapi seperti kepala, kaki, dan ekor dilarung ke Laut Selatan. Namun, tidak sembarang sapi bisa digunakan dalam tradisi ini. Ada syarat khusus yang sejak dulu dipercaya oleh masyarakat, yakni sapi harus jantan, berwarna putih, dan memiliki tanduk.

Menurut Suprapto, tokoh masyarakat Paranggupito, syarat itu bukan sekadar kepercayaan turun-temurun, melainkan diyakini dapat mencegah musibah yang mengancam wilayah tersebut.

Gerebek Hajatan! 6 Warga Jatisrono Wonogiri Ditangkap Main Domino Tengah Malam

Dikutip dari akun Instagram @wonogirikita, Suprapto mengungkapkan, Kalau syarat itu tidak terpenuhi, masyarakat percaya bakal ada musibah. Mulai dari penyakit, kesurupan, sampai hasil bumi yang gagal panen.

Ia menceritakan pengalaman beberapa tahun lalu saat panitia Labuhan Ageng tidak mampu membeli sapi sesuai syarat karena keterbatasan dana. Akhirnya, mereka hanya membeli bagian tubuh sapi seadanya tanpa memperhatikan ketentuan.

Makin Meluas! 17 Titik di Pracimantoro Wonogiri Kompak Tolak Pabrik Semen, Ada Apa?

Namun hal aneh pun terjadi. Bagian tubuh sapi yang dilarung, seperti kepala, kaki, dan ekor, justru kembali ke tepi pantai. Seakan-akan Laut Selatan 'menolak' persembahan tersebut.

Bahkan, kepala sapi yang sudah dilempar berkali-kali tetap saja kembali ke pantai. Supratop mengatakan Waktu itu akhirnya dibiarkan saja membusuk di pantai, warga percaya itu pertanda tidak baik.

Sejak kejadian itu, panitia dan warga selalu berusaha memenuhi syarat larung sapi sesuai ketentuan yang sudah berlaku turun-temurun. Selain untuk menjaga kelancaran tradisi, hal ini juga dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap adat dan leluhur.

Tradisi Labuhan Ageng di Pantai Sembukan bukan hanya ritual budaya, tapi juga menjadi daya tarik wisata spiritual. Banyak orang datang untuk menyaksikan prosesi larung, sekaligus merasakan nuansa mistis yang kental di pantai yang dikenal sakral ini