Kenapa Investor Ragu Masuk Kedungbanteng Banyumas? Ini Aksi Warga dan Sekda Banyumas!
- Pemkab Banyumas
Viva, Banyumas - Minggu, 23 Juni 2025. Ratusan masyarakat dari tiga desa, yaitu Keniten, Kalikesur, dan Windu Jaya, bergotong royong membersihkan akses jalan utama. Turut hadir dalam kegiatan ini, Sekda Banyumas Agus Nur Hadie yang ikut terjun langsung menebang pohon-pohon bambu yang dianggap mengganggu keamanan dan kenyamanan pengguna jalan.
Upaya ini dilakukan karena selama ini sejumlah investor mengaku masih ragu untuk masuk ke wilayah atas Kedungbanteng. Jalan yang sempit, gelap, dan dipenuhi pepohonan menjadi salah satu hambatan utama. Aksi warga dan keterlibatan Sekda Banyumas menjadi sinyal kuat bahwa masyarakat siap berbenah demi membuka peluang investasi yang lebih besar di kawasan tersebut.
Kegiatan ini bukan hanya bentuk kepedulian lingkungan, tetapi juga strategi untuk menarik minat investor yang sebelumnya masih ragu masuk Kedungbanteng, Banyumas. Dengan gotong royong antara warga, ASN, TNI, Polri, serta alat berat dari dinas terkait, aksi warga dan Sekda Banyumas ini diharapkan mempercepat kemajuan infrastruktur dan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah atas Kedungbanteng.
Dilansir dari Pemkab Banyumas, Kenapa investor ragu masuk Kedungbanteng? Salah satu jawabannya ada pada kondisi jalan yang dianggap kurang memadai. Jalan sempit, tertutup pohon bambu, serta penerangan yang minim membuat banyak calon investor menunda rencana mereka.
Padahal, wilayah atas Kedungbanteng dinilai punya potensi besar untuk pengembangan ekonomi dan investasi, terutama di bidang pariwisata dan properti. Gotong royong penebangan pohon ini bukan sekadar kerja bakti rutin.
Kegiatan ini menjadi simbol semangat masyarakat yang ingin membuka akses pembangunan lebih luas.
Tak hanya warga, kegiatan ini juga melibatkan personel TNI, Polri, Aparatur Sipil Negara dari Dinas Pekerjaan Umum serta Dinas Lingkungan Hidup yang membawa alat berat. Semua bahu membahu membersihkan jalan, menebang pohon bambu, dan merapikan ranting-ranting yang selama ini membahayakan pengguna jalan, terutama saat musim hujan.
Sekda Agus Nur Hadie menyebut bahwa sudah ada investor yang menunjukkan ketertarikan terhadap kawasan ini.
Namun karena akses jalan yang belum memadai, mereka masih menunggu keseriusan warga dan pemerintah daerah.
Dengan adanya kerja bakti ini, diharapkan para investor bisa melihat komitmen dan kesiapan masyarakat dalam mendukung pembangunan.
Langkah ini juga diharapkan memberi efek berantai: dari meningkatnya minat investor, tumbuhnya lapangan pekerjaan, hingga naiknya nilai ekonomi tanah di wilayah tersebut.
Lebih dari itu, kerja sama lintas elemen ini menjadi bukti bahwa semangat gotong royong masih hidup di tengah masyarakat, menjadi fondasi penting menuju kemajuan