Peringatan Megawati Soekarnoputri: Tak Paham Pancasila? Lebih Baik Jadi Imigran!
- instagram @presidenmegawati
Viva, Banyumas - Peringatan keras disampaikan Megawati Soekarnoputri saat membuka pameran foto Guntur Soekarnoputra di Galeri Nasional Indonesia. Presiden ke-5 RI itu menyoroti kondisi kebangsaan yang dinilainya kian memudar, terutama terkait semangat nasionalisme. Ia menyayangkan banyaknya warga yang tak paham Pancasila, hanya menjadikannya sebagai slogan tanpa makna.
Dalam pidatonya, Megawati menegaskan bahwa lebih baik meninggalkan Indonesia dan jadi imigran jika seseorang tidak mau mengamalkan nilai-nilai dasar negara itu. Peringatan itu disampaikan Megawati dengan nada emosional dan tajam, sebagai bentuk kepeduliannya terhadap bangsa.
Ia mengingatkan bahwa tak paham Pancasila bukan hanya soal ketidaktahuan, tetapi juga mencerminkan kurangnya tanggung jawab terhadap kehidupan berbangsa.
Megawati menyampaikan bahwa lebih baik seseorang jadi imigran daripada tinggal di Indonesia tanpa komitmen pada ideologi negara.
Dalam peringatan terakhirnya, Megawati menyuarakan keresahan atas generasi muda yang semakin jauh dari akar sejarah dan nilai luhur bangsa.
Ia menilai bahwa ketika seseorang tak paham Pancasila, maka sulit untuk berharap pada tumbuhnya rasa persatuan dan tanggung jawab sosial.
Oleh karena itu, Megawati menutup dengan pesan tegas: lebih baik angkat kaki dari negeri ini dan jadi imigran, daripada hidup di Indonesia tanpa jiwa Pancasilais.
Dengan nada tegas, Megawati menekankan bahwa Pancasila bukan sekadar slogan kosong yang hanya diucapkan dalam seremoni kenegaraan. Ia menantang masyarakat untuk menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
“Kalau kamu hanya lip service dengan Pancasila, kalau saya sih, go to hell,” ujar Megawati lantang yang dilansir dari tvonenews pada 9 Juni 2025.
Megawati juga menyuarakan keprihatinannya terhadap generasi muda yang menurutnya semakin jauh dari sejarah perjuangan bangsa.
Ia menyebut bahwa banyak orang kini sekadar menjadikan Pancasila sebagai alat retorika, tanpa memahami makna dan tanggung jawab moral di baliknya.
Tidak hanya itu, Megawati juga menyinggung kondisi sosial yang menurutnya memperlihatkan merosotnya nilai kemanusiaan, terutama pada kaum perempuan.
Ia mencontohkan maraknya kasus ibu yang tega membuang bayinya, dan menyayangkan kurangnya empati dalam masyarakat.
“Saya pernah jadi sukarelawan loh, untuk tahu kehidupan manusia, sebelum masuk politik,” katanya. “Saya tidak tahu perasaan kaum perempuan sekarang-sekarang.” Pidato Megawati mencapai puncaknya ketika ia memberikan pernyataan keras.
jika seseorang tidak bersedia hidup sebagai Pancasilais sejati, maka lebih baik menjadi imigran.
“Kalau kalian adalah Pancasilais, kalau kalian adalah warga negara Indonesia, kalau enggak, please, jangan tinggal di sini. Jadi saja imigran,” tegasnya.
Pernyataan Megawati ini sontak menjadi sorotan publik. Ucapannya memantik diskusi luas, terutama terkait krisis identitas kebangsaan di era digital. Ia mengingatkan bahwa menjadi warga negara Indonesia bukan hanya soal tempat lahir, tetapi soal nilai yang dipegang