Dieng Ditetapkan Jadi Geopark Nasional: Momentum Banjarnegara Dorong Wisata Edukasi dan Pertanian Ramah Lingkungan
- Tangkapan Layar Instagram @ahmadfatiin
VIVA, Banyumas – Pemerintah Kabupaten Banjarnegara menyampaikan rasa syukur dan kebanggaan atas penetapan Dataran Tinggi Dieng sebagai salah satu Geopark Nasional Indonesia.
Keputusan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 172.K/GL.01/MEM.G/2025, menegaskan pentingnya kawasan Dieng sebagai kawasan bernilai geologis, ekologis, dan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan.
"Alhamdulillah Dieng menjadi salah satu geopark nasional, telah ditetapkan. Ini menjadi kebanggaan kita semua dan mudah-mudahan menjadi motivasi kami terutama dalam menjaga kelestarian lingkungan, cagar budaya, dan budaya di sana," ujar Tursiman, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) Banjarnegara dikutip dari ANTARA pada Selasa (20/5/2025).
Penetapan ini bukan tanpa alasan. Kawasan Dieng memiliki kekayaan yang tidak hanya terbatas pada aspek geologis, namun juga merangkum unsur ekologi dan budaya lokal yang unik.
Dengan status sebagai geopark nasional, potensi pariwisata Dieng diyakini akan semakin berkembang dan menarik lebih banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
"Kami nanti akan bersama-sama dengan Pemkab Wonosobo tentunya akan menginformasikan kepada seluruh masyarakat bahwa geopark Dieng merupakan ketetapan nasional," tambah Tursiman.Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menjaga keberlanjutan Dataran Tinggi
Dieng. Perlindungan terhadap lingkungan, kawasan konservasi, hingga peninggalan budaya menjadi prioritas utama dalam pengembangan geopark ini.
Tursiman turut menyoroti peran penting pertanian hortikultura yang menjadi sumber mata pencaharian utama masyarakat Dieng.
Ia mendorong penerapan praktik pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan, sejalan dengan semangat pelestarian kawasan geopark.
Selain itu, ia juga berharap agar reruntuhan candi yang masih sering ditemukan di kawasan Dieng dapat direstorasi agar kembali kepada bentuk dan fungsi aslinya.
"Ini (reruntuhan candi, red.) 'kan cagar budaya juga, bisa untuk edukasi. Tentunya tidak hanya yang sudah ada, yang belum kelihatan (runtuh, red.) pun kami dukung untuk dilakukan restorasi," katanya.
Geopark Dieng mencakup wilayah seluas 319,36 kilometer persegi, terbagi antara Kabupaten Banjarnegara (161,25 km²) dan Kabupaten Wonosobo (158,11 km²).
Kawasan ini menyajikan beragam pengalaman melalui lima tema geotrail yang menggambarkan kekayaan alam, budaya, serta potensi edukasi.
1. Geotrail 1: The Meaningful Agro-Geo Experience
Telaga Menjer, Wisata Alam Seroja, Kebun Teh Panama, Situs Lesung, Edukasi Kopl, Air Terjun Sikarim, Bukit Cinta.
2. Geotrail 2: Celebrate Local Wisdom and Culture
Tuk Bimo Lukar, Watu Kelir, Kompleks Candi Dieng, Telaga Balai Kambang, Bima Temple, Kawah Sikadang, Telaga Warna Dieng.
3. Geotrail 3: Immerse into Unique Natural Beauty
Bukit Sikunir, Telaga Cebong, Desa Wisata Sembungan, Sikarim View Spot, Gunung Pakuwaja.
4. Geotrail 4: Learning and Engage with Nature
Basecamp Gunung Bismo, Telaga Merdada, Curug Sirawe, Bilingan Hotspring, Graben Pagerkandang, Kawah Silen, Geo Dipa Energi WP 7.
5. Geotrail 5: Unique Geo-Diversity and Environment
Kawah Sikendang, Kawah Candradimuka, Telaga Diringo, Sumur Jalatunda, Curug Merawu.
Penetapan Dieng sebagai geopark nasional bukan hanya sebuah pengakuan, tetapi juga panggilan untuk merawat warisan alam dan budaya yang tak ternilai.
Ke depan, keberhasilan geopark ini akan bergantung pada sinergi pemerintah, masyarakat, dan semua pemangku kepentingan dalam menjaga kelestariannya untuk generasi mendatang