Perang Media Malaysia vs Vietnam Soal Dalang Laporan Naturalisasi ke FIFA Semakin Memanas, Netizen RI: Hanya Mengamati
- instagram @malaysia_nt
Malaysia dan Vietnam terlibat perang media soal laporan naturalisasi palsu ke FIFA. The Star menuding VFF, sementara media Vietnam membantah tuduhan keras itu
Viva, Banyumas - Kasus naturalisasi pemain Malaysia yang dinilai bermasalah berbuntut panjang. Setelah FIFA menjatuhkan sanksi kepada Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan tujuh pemain naturalisasi dengan dokumen palsu, kini muncul perang media antara Malaysia dan Vietnam.
Media Malaysia, The Star, menuding bahwa Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF) adalah pihak yang melaporkan kasus tersebut ke FIFA.
Tuduhan ini langsung mengundang reaksi keras dari media Vietnam yang menilai pemberitaan tersebut tidak akurat dan menyesatkan publik.
Dalam laporannya, The Star menyebut VFF melayangkan laporan resmi ke FIFA hanya sehari setelah Vietnam kalah telak 0-4 dari Malaysia pada Kualifikasi Piala Asia 2027 di Kuala Lumpur.
Media tersebut juga mengklaim bahwa laporan itulah yang menjadi pintu masuk investigasi FIFA selama beberapa bulan hingga akhirnya berujung sanksi pada akhir September 2025.
“Federasi Sepak Bola Vietnam diketahui telah membuat laporan setelah kekalahan telak dari Malaysia. Laporan tersebut menjadi dasar investigasi FIFA,” tulis The Star. Tudingan itu ditanggapi keras oleh media Vietnam, TheThao247.vn, yang menyebut berita The Star sebagai informasi palsu.
Menurut mereka, VFF tidak ada hubungannya dengan laporan ke FIFA, karena investigasi dijalankan secara independen.
“Media Malaysia menyebarkan berita palsu. Proses investigasi FIFA dilakukan tanpa campur tangan pihak mana pun, termasuk Vietnam,” tulis TheThao247.vn.
Media Vietnam menegaskan bahwa FIFA memiliki mekanisme sendiri dalam menangani kasus manipulasi dokumen, sehingga tidak mungkin bergantung pada laporan satu federasi tertentu.
Perang media ini membuat publik semakin penasaran siapa sebenarnya dalang di balik laporan yang memicu sanksi FIFA.
Di satu sisi, media Malaysia ingin menggiring opini bahwa VFF memiliki motif balas dendam usai kekalahan telak.
Di sisi lain, media Vietnam berusaha meluruskan bahwa tuduhan itu hanyalah cara Malaysia mengalihkan isu dari kasus internalnya.
Sementara itu, FIFA menegaskan bahwa sanksi diberikan setelah investigasi mendalam. FAM sendiri masih memiliki waktu tiga hari untuk mengajukan banding.
Bahkan, federasi Malaysia disebut siap membawa kasus ini ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) jika banding ditolak.
Kasus ini tidak hanya memicu krisis sepak bola di Malaysia, tetapi juga memperuncing tensi hubungan media antara dua negara Asia Tenggara.
Publik kini menantikan langkah resmi FIFA sekaligus perkembangan banding FAM, yang bisa menentukan masa depan pemain naturalisasi Malaysia
Malaysia dan Vietnam terlibat perang media soal laporan naturalisasi palsu ke FIFA. The Star menuding VFF, sementara media Vietnam membantah tuduhan keras itu
Viva, Banyumas - Kasus naturalisasi pemain Malaysia yang dinilai bermasalah berbuntut panjang. Setelah FIFA menjatuhkan sanksi kepada Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan tujuh pemain naturalisasi dengan dokumen palsu, kini muncul perang media antara Malaysia dan Vietnam.
Media Malaysia, The Star, menuding bahwa Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF) adalah pihak yang melaporkan kasus tersebut ke FIFA.
Tuduhan ini langsung mengundang reaksi keras dari media Vietnam yang menilai pemberitaan tersebut tidak akurat dan menyesatkan publik.
Dalam laporannya, The Star menyebut VFF melayangkan laporan resmi ke FIFA hanya sehari setelah Vietnam kalah telak 0-4 dari Malaysia pada Kualifikasi Piala Asia 2027 di Kuala Lumpur.
Media tersebut juga mengklaim bahwa laporan itulah yang menjadi pintu masuk investigasi FIFA selama beberapa bulan hingga akhirnya berujung sanksi pada akhir September 2025.
“Federasi Sepak Bola Vietnam diketahui telah membuat laporan setelah kekalahan telak dari Malaysia. Laporan tersebut menjadi dasar investigasi FIFA,” tulis The Star. Tudingan itu ditanggapi keras oleh media Vietnam, TheThao247.vn, yang menyebut berita The Star sebagai informasi palsu.
Menurut mereka, VFF tidak ada hubungannya dengan laporan ke FIFA, karena investigasi dijalankan secara independen.
“Media Malaysia menyebarkan berita palsu. Proses investigasi FIFA dilakukan tanpa campur tangan pihak mana pun, termasuk Vietnam,” tulis TheThao247.vn.
Media Vietnam menegaskan bahwa FIFA memiliki mekanisme sendiri dalam menangani kasus manipulasi dokumen, sehingga tidak mungkin bergantung pada laporan satu federasi tertentu.
Perang media ini membuat publik semakin penasaran siapa sebenarnya dalang di balik laporan yang memicu sanksi FIFA.
Di satu sisi, media Malaysia ingin menggiring opini bahwa VFF memiliki motif balas dendam usai kekalahan telak.
Di sisi lain, media Vietnam berusaha meluruskan bahwa tuduhan itu hanyalah cara Malaysia mengalihkan isu dari kasus internalnya.
Sementara itu, FIFA menegaskan bahwa sanksi diberikan setelah investigasi mendalam. FAM sendiri masih memiliki waktu tiga hari untuk mengajukan banding.
Bahkan, federasi Malaysia disebut siap membawa kasus ini ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) jika banding ditolak.
Kasus ini tidak hanya memicu krisis sepak bola di Malaysia, tetapi juga memperuncing tensi hubungan media antara dua negara Asia Tenggara.
Publik kini menantikan langkah resmi FIFA sekaligus perkembangan banding FAM, yang bisa menentukan masa depan pemain naturalisasi Malaysia