Megawati Soekarnoputri: Kalau Tak Ada Proklamasi, Kalian Masih Jadi Budak!

Megawati bicara lantang soal proklamasi
Sumber :
  • Instagram @presidenmegawati

Dalam acara pameran foto Guntur Soekarnoputra, Megawati menegaskan jasa besar Bung Karno. Ia mengatakan tanpa proklamasi, Indonesia takkan merdeka dan rakyat masih jadi budak

Viva, Banyumas - Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, kembali menyampaikan pernyataan lantang yang menarik perhatian publik. Dalam acara pembukaan pameran foto Guntur Soekarnoputra di Galeri Nasional Indonesia pada 7 Juni 2025, ia menegaskan betapa besar jasa ayahnya, Presiden Pertama RI Soekarno, dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa.

Dengan penuh semangat, Megawati mengingatkan hadirin agar tidak pernah melupakan arti proklamasi.

Menurutnya, tanpa keberanian Bung Karno untuk membacakan teks proklamasi pada 17 Agustus 1945, Indonesia mungkin tidak akan pernah merdeka.

“Ingat kalau tidak ada yang berani berbicara, yang namanya proklamasi nggak ada. Kalian ini masih jadi budak-budak,” tegas Megawati.

Pernyataan tersebut seakan meneguhkan kembali posisi Bung Karno sebagai proklamator yang meletakkan dasar bagi bangsa Indonesia. Ia ingin generasi sekarang memahami bahwa kemerdekaan yang dinikmati hari ini bukanlah hadiah, melainkan hasil perjuangan penuh risiko dari para pendiri bangsa.

Selain menyinggung sejarah proklamasi, Megawati juga menyampaikan pandangannya terhadap generasi muda masa kini, khususnya kaum perempuan. Ia menilai banyak anak muda lebih fokus pada penampilan fisik ketimbang mengasah kecerdasan dan kualitas diri.

“Kenapa saya bisa jadi presiden the only one? Saya nggak tahu akan datang ada lagi apa nggak. Perempuan sekarang aku lihatnya hanya mejeng-mejeng saja. Boleh lah glowing-glowing, tapi kan juga pintar,” ujarnya dengan nada menyindir.

Megawati menyebut dirinya sebagai contoh bahwa perempuan bisa memimpin bangsa. Ia mengingatkan bahwa kecerdasan, keberanian, dan tekad adalah modal penting, bukan sekadar penampilan luar.

Sindiran ini sontak menimbulkan diskusi di ruang publik, khususnya di kalangan warganet yang menilai komentarnya sebagai bentuk kepedulian sekaligus kritik keras. Pameran foto Guntur Soekarnoputra sendiri digelar untuk mengenang perjalanan hidup dan karya seni putra sulung Bung Karno.

Megawati menggunakan momentum ini untuk menekankan pentingnya mengenang jasa para tokoh bangsa sekaligus memberikan refleksi bagi generasi muda agar tidak melupakan sejarah.

Dengan gaya khasnya yang tegas dan penuh emosi, Megawati sekali lagi menunjukkan bahwa isu sejarah, kemerdekaan, dan peran generasi muda tetap menjadi perhatian utama dalam setiap pidatonya

Dalam acara pameran foto Guntur Soekarnoputra, Megawati menegaskan jasa besar Bung Karno. Ia mengatakan tanpa proklamasi, Indonesia takkan merdeka dan rakyat masih jadi budak

Viva, Banyumas - Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, kembali menyampaikan pernyataan lantang yang menarik perhatian publik. Dalam acara pembukaan pameran foto Guntur Soekarnoputra di Galeri Nasional Indonesia pada 7 Juni 2025, ia menegaskan betapa besar jasa ayahnya, Presiden Pertama RI Soekarno, dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa.

Dengan penuh semangat, Megawati mengingatkan hadirin agar tidak pernah melupakan arti proklamasi.

Menurutnya, tanpa keberanian Bung Karno untuk membacakan teks proklamasi pada 17 Agustus 1945, Indonesia mungkin tidak akan pernah merdeka.

“Ingat kalau tidak ada yang berani berbicara, yang namanya proklamasi nggak ada. Kalian ini masih jadi budak-budak,” tegas Megawati.

Pernyataan tersebut seakan meneguhkan kembali posisi Bung Karno sebagai proklamator yang meletakkan dasar bagi bangsa Indonesia. Ia ingin generasi sekarang memahami bahwa kemerdekaan yang dinikmati hari ini bukanlah hadiah, melainkan hasil perjuangan penuh risiko dari para pendiri bangsa.

Selain menyinggung sejarah proklamasi, Megawati juga menyampaikan pandangannya terhadap generasi muda masa kini, khususnya kaum perempuan. Ia menilai banyak anak muda lebih fokus pada penampilan fisik ketimbang mengasah kecerdasan dan kualitas diri.

“Kenapa saya bisa jadi presiden the only one? Saya nggak tahu akan datang ada lagi apa nggak. Perempuan sekarang aku lihatnya hanya mejeng-mejeng saja. Boleh lah glowing-glowing, tapi kan juga pintar,” ujarnya dengan nada menyindir.

Megawati menyebut dirinya sebagai contoh bahwa perempuan bisa memimpin bangsa. Ia mengingatkan bahwa kecerdasan, keberanian, dan tekad adalah modal penting, bukan sekadar penampilan luar.

Sindiran ini sontak menimbulkan diskusi di ruang publik, khususnya di kalangan warganet yang menilai komentarnya sebagai bentuk kepedulian sekaligus kritik keras. Pameran foto Guntur Soekarnoputra sendiri digelar untuk mengenang perjalanan hidup dan karya seni putra sulung Bung Karno.

Megawati menggunakan momentum ini untuk menekankan pentingnya mengenang jasa para tokoh bangsa sekaligus memberikan refleksi bagi generasi muda agar tidak melupakan sejarah.

Dengan gaya khasnya yang tegas dan penuh emosi, Megawati sekali lagi menunjukkan bahwa isu sejarah, kemerdekaan, dan peran generasi muda tetap menjadi perhatian utama dalam setiap pidatonya