Rahasia Anggrek Magelang: Bunga yang Tak Kenal Musim, Omzet Puluhan Juta Tiap Bulan
- Pemkab Magelang
Budidaya anggrek di Magelang bukan hanya hobi, tapi bisnis bernilai tinggi. Tanaman hias tanpa musim ini mampu hasilkan omzet besar dan buka peluang UMKM
Viva, Banyumas - Anggrek sejak lama dikenal sebagai bunga hias dengan pesona menawan. Namun, tak banyak yang tahu bahwa anggrek sejatinya adalah tanaman tanpa musim. Hampir setiap bulan, anggrek mampu bertunas, berbunga, hingga kembali mekar, menjadikannya salah satu tanaman hias paling konsisten memberikan kejutan.
Fakta inilah yang mengantarkan Magelang, khususnya Kecamatan Muntilan, sebagai salah satu pusat budidaya anggrek yang potensial. Salah satu sosok yang serius mengembangkan bisnis ini adalah Rezha Akbar Rizaldy, pemilik Bunda Orchid.
Sejak 2020, ia fokus pada pembibitan anggrek, bukan sekadar menjadi reseller. Menurutnya, anggrek adalah peluang usaha dengan pasar luas dan nilai ekonomi tinggi.
“Setiap bulan ada permintaan, karena anggrek tidak kenal musim,” ujarnya dilansir dari laman Pemkab Magelang.
Harga anggrek bervariasi, mulai dari ratusan ribu rupiah untuk bibit remaja, hingga belasan juta rupiah untuk jenis langka dan hasil silangan eksklusif. Tidak heran omzet bulanan bisa menembus puluhan juta rupiah.
Proses penyilangan dan kultur jaringan yang dilakukan Rezha menunjukkan bahwa bisnis ini bukan hanya soal estetika, tetapi juga ilmu dan ketekunan.
Selain itu, Rezha memilih menggunakan pupuk organik cair racikan sendiri dari kotoran kelelawar, hasil riset dua tahun penuh.
Hal ini membuat tanamannya lebih sehat dan ramah lingkungan. Setiap bibit juga dirawat ketat dengan penyemprotan anti jamur, hama, dan bakteri, sebab anggrek dikenal sangat sensitif.
Menariknya, usaha anggrek di Magelang tidak hanya berorientasi pada keuntungan pribadi. Melalui kerja sama dengan TP PKK Kecamatan Muntilan, Rezha turut berbagi ilmu kepada masyarakat, terutama ibu-ibu rumah tangga.
Pelatihan mencakup teknik pembibitan, penyilangan sederhana, pembuatan media tanam, hingga strategi pemasaran digital. Ketua TP PKK Muntilan, Retno Indarti, menegaskan bahwa budidaya anggrek dapat menjadi program strategis pemberdayaan ekonomi keluarga.
Dengan keterampilan yang tepat, anggrek bukan hanya hobi, tetapi sumber penghasilan nyata sekaligus peluang membuka lapangan kerja baru.
Ke depan, dengan dukungan pemerintah daerah, komunitas, dan pelaku usaha, bukan tidak mungkin Kabupaten Magelang akan tumbuh menjadi sentra anggrek berskala nasional.
Pesona anggrek yang tak lekang musim menjadi pintu masuk menuju potensi ekonomi kreatif dan UMKM yang lebih berdaya saing
Budidaya anggrek di Magelang bukan hanya hobi, tapi bisnis bernilai tinggi. Tanaman hias tanpa musim ini mampu hasilkan omzet besar dan buka peluang UMKM
Viva, Banyumas - Anggrek sejak lama dikenal sebagai bunga hias dengan pesona menawan. Namun, tak banyak yang tahu bahwa anggrek sejatinya adalah tanaman tanpa musim. Hampir setiap bulan, anggrek mampu bertunas, berbunga, hingga kembali mekar, menjadikannya salah satu tanaman hias paling konsisten memberikan kejutan.
Fakta inilah yang mengantarkan Magelang, khususnya Kecamatan Muntilan, sebagai salah satu pusat budidaya anggrek yang potensial. Salah satu sosok yang serius mengembangkan bisnis ini adalah Rezha Akbar Rizaldy, pemilik Bunda Orchid.
Sejak 2020, ia fokus pada pembibitan anggrek, bukan sekadar menjadi reseller. Menurutnya, anggrek adalah peluang usaha dengan pasar luas dan nilai ekonomi tinggi.
“Setiap bulan ada permintaan, karena anggrek tidak kenal musim,” ujarnya dilansir dari laman Pemkab Magelang.
Harga anggrek bervariasi, mulai dari ratusan ribu rupiah untuk bibit remaja, hingga belasan juta rupiah untuk jenis langka dan hasil silangan eksklusif. Tidak heran omzet bulanan bisa menembus puluhan juta rupiah.
Proses penyilangan dan kultur jaringan yang dilakukan Rezha menunjukkan bahwa bisnis ini bukan hanya soal estetika, tetapi juga ilmu dan ketekunan.
Selain itu, Rezha memilih menggunakan pupuk organik cair racikan sendiri dari kotoran kelelawar, hasil riset dua tahun penuh.
Hal ini membuat tanamannya lebih sehat dan ramah lingkungan. Setiap bibit juga dirawat ketat dengan penyemprotan anti jamur, hama, dan bakteri, sebab anggrek dikenal sangat sensitif.
Menariknya, usaha anggrek di Magelang tidak hanya berorientasi pada keuntungan pribadi. Melalui kerja sama dengan TP PKK Kecamatan Muntilan, Rezha turut berbagi ilmu kepada masyarakat, terutama ibu-ibu rumah tangga.
Pelatihan mencakup teknik pembibitan, penyilangan sederhana, pembuatan media tanam, hingga strategi pemasaran digital. Ketua TP PKK Muntilan, Retno Indarti, menegaskan bahwa budidaya anggrek dapat menjadi program strategis pemberdayaan ekonomi keluarga.
Dengan keterampilan yang tepat, anggrek bukan hanya hobi, tetapi sumber penghasilan nyata sekaligus peluang membuka lapangan kerja baru.
Ke depan, dengan dukungan pemerintah daerah, komunitas, dan pelaku usaha, bukan tidak mungkin Kabupaten Magelang akan tumbuh menjadi sentra anggrek berskala nasional.
Pesona anggrek yang tak lekang musim menjadi pintu masuk menuju potensi ekonomi kreatif dan UMKM yang lebih berdaya saing