Isi Chat Terkuak! Polisi Bongkar Percakapan Terakhir Diplomat Arya Daru Sebelum Tewas

Ilustrasi Chat Arya Daru Terkuak Sebelum Tewas
Sumber :
  • pexel @anton

Viva, Banyumas - Misteri kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (39), mulai menemui titik terang. Meskipun ponsel milik Arya belum ditemukan, polisi mengaku berhasil mengungkap isi percakapan terakhir sang korban. Fakta ini menjadi kunci penting dalam mengurai benang kusut dari kematian tragis tersebut.

Kepala Sub Bidang Penerangan Masyarakat Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak, menjelaskan bahwa pihaknya tetap bisa mengakses bukti digital meski gawai utama hilang. Perangkat lain yang terhubung dengan ponsel Arya menjadi pintu masuk penyidik dalam mengungkap komunikasi terakhir korban sebelum ditemukan tak bernyawa.

“Walaupun handphone hilang, tidak menghambat dalam pengungkapan dan menemukan fakta. Ada bukti digital cyber yang kami dapatkan dari device lain, seperti laptop yang tersinkron dengan akun WA dan email korban,” ujar Reonald yang dikutip dari laman Polda Metro Jaya.

Penyidik telah mencocokkan isi chat Arya dengan berbagai pihak, termasuk istrinya, atasannya di Kemlu, hingga rekan kerja yang terakhir kali bersamanya.

Percakapan-percakapan tersebut menjadi kunci dalam membangun kronologi kejadian di malam naas itu. Lebih lanjut, tim forensik digital menyatukan data dari berbagai sumber: email pribadi, aplikasi WhatsApp, dan komunikasi internal Kemlu. Beberapa rekaman percakapan juga berasal dari laptop Arya yang sudah lebih dulu disita.

“Isi chat-nya kami kombinasikan dengan WA istri, rekan kerja, hingga saksi yang berbelanja bersama Arya di pusat perbelanjaan Jakarta Pusat. Semua tersinkron dengan apa yang terjadi sebelum korban ditemukan meninggal dunia,” jelas Reonald.

Menariknya, polisi juga menyelidiki peran seorang sopir taksi yang sempat mengantarkan Arya di malam sebelum kematian. Sopir tersebut sudah diperiksa, dan informasinya turut memperkuat rangkaian peristiwa yang terjadi. Pihak kepolisian memastikan bahwa proses investigasi terus berjalan intensif.

Penelusuran terhadap motif, siapa saja yang terlibat, hingga kemungkinan adanya unsur pidana dalam kematian Arya, kini menjadi fokus utama. Kasus ini menyita perhatian publik karena melibatkan seorang diplomat muda yang dikenal berprestasi dan tengah meniti karier cemerlang.

Kematian mendadaknya yang penuh teka-teki mengundang spekulasi luas, namun polisi optimis semua akan terungkap melalui bukti digital yang telah dikantongi. Hingga kini, Polda Metro Jaya masih merahasiakan detail isi percakapan demi kepentingan penyidikan.

Namun, publik menanti kejelasan dari tragedi ini, yang bukan hanya menyentuh sisi kemanusiaan, tetapi juga menimbulkan tanda tanya besar di balik layar dunia diplomatik

Viva, Banyumas - Misteri kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (39), mulai menemui titik terang. Meskipun ponsel milik Arya belum ditemukan, polisi mengaku berhasil mengungkap isi percakapan terakhir sang korban. Fakta ini menjadi kunci penting dalam mengurai benang kusut dari kematian tragis tersebut.

Kepala Sub Bidang Penerangan Masyarakat Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak, menjelaskan bahwa pihaknya tetap bisa mengakses bukti digital meski gawai utama hilang. Perangkat lain yang terhubung dengan ponsel Arya menjadi pintu masuk penyidik dalam mengungkap komunikasi terakhir korban sebelum ditemukan tak bernyawa.

“Walaupun handphone hilang, tidak menghambat dalam pengungkapan dan menemukan fakta. Ada bukti digital cyber yang kami dapatkan dari device lain, seperti laptop yang tersinkron dengan akun WA dan email korban,” ujar Reonald yang dikutip dari laman Polda Metro Jaya.

Penyidik telah mencocokkan isi chat Arya dengan berbagai pihak, termasuk istrinya, atasannya di Kemlu, hingga rekan kerja yang terakhir kali bersamanya.

Percakapan-percakapan tersebut menjadi kunci dalam membangun kronologi kejadian di malam naas itu. Lebih lanjut, tim forensik digital menyatukan data dari berbagai sumber: email pribadi, aplikasi WhatsApp, dan komunikasi internal Kemlu. Beberapa rekaman percakapan juga berasal dari laptop Arya yang sudah lebih dulu disita.

“Isi chat-nya kami kombinasikan dengan WA istri, rekan kerja, hingga saksi yang berbelanja bersama Arya di pusat perbelanjaan Jakarta Pusat. Semua tersinkron dengan apa yang terjadi sebelum korban ditemukan meninggal dunia,” jelas Reonald.

Menariknya, polisi juga menyelidiki peran seorang sopir taksi yang sempat mengantarkan Arya di malam sebelum kematian. Sopir tersebut sudah diperiksa, dan informasinya turut memperkuat rangkaian peristiwa yang terjadi. Pihak kepolisian memastikan bahwa proses investigasi terus berjalan intensif.

Penelusuran terhadap motif, siapa saja yang terlibat, hingga kemungkinan adanya unsur pidana dalam kematian Arya, kini menjadi fokus utama. Kasus ini menyita perhatian publik karena melibatkan seorang diplomat muda yang dikenal berprestasi dan tengah meniti karier cemerlang.

Kematian mendadaknya yang penuh teka-teki mengundang spekulasi luas, namun polisi optimis semua akan terungkap melalui bukti digital yang telah dikantongi. Hingga kini, Polda Metro Jaya masih merahasiakan detail isi percakapan demi kepentingan penyidikan.

Namun, publik menanti kejelasan dari tragedi ini, yang bukan hanya menyentuh sisi kemanusiaan, tetapi juga menimbulkan tanda tanya besar di balik layar dunia diplomatik