Aman dari Perang Dunia III? Indonesia Disebut Jadi Tempat Perlindungan Harapan!

Indonesia disebut aman dari ancaman Perang Dunia III
Sumber :
  • pexel @Lara Jameson

Viva, Banyumas - Di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik, kekhawatiran akan pecahnya Perang Dunia III semakin terasa nyata. Meski begitu, muncul kabar yang cukup menenangkan: Indonesia dinilai sebagai salah satu negara paling aman jika konflik global benar-benar terjadi.

Penilaian ini datang dari Daily Mail, yang menyebut Indonesia sebagai tempat perlindungan harapan di tengah potensi kehancuran dunia. Penempatan Indonesia dalam daftar negara aman bukan tanpa alasan.

Letak geografis yang jauh dari pusat konflik dunia serta kebijakan luar negeri yang netral membuatnya dianggap sebagai tempat perlindungan harapan dari dampak Perang Dunia III.

Selain itu, fokus militer Indonesia yang lebih pada pertahanan dalam negeri memperkuat persepsi bahwa negara ini layak dijadikan tujuan aman saat krisis melanda. Selain posisi strategis, Indonesia juga memiliki kekayaan sumber daya alam dan budaya masyarakat yang adaptif, menjadikannya tidak hanya tempat perlindungan harapan, tapi juga negara yang tangguh menghadapi krisis.

Oleh karena itu, jika skenario Perang Dunia III benar-benar terjadi, banyak pihak percaya bahwa Indonesia tetap menjadi wilayah yang relatif aman dibanding negara-negara lain di dunia.

Menurut laporan tersebut, Indonesia masuk dalam daftar “tempat perlindungan harapan” bersama Antartika dan Fiji. Alasannya kuat dan masuk akal. Pertama, posisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan di Asia Tenggara, membuatnya relatif jauh dari zona konflik utama seperti Eropa Timur, Timur Tengah, dan Pasifik Utara.

Kedua, kebijakan luar negeri Indonesia yang menerapkan prinsip “bebas aktif”, menjadikan negara ini tidak terlibat dalam blok militer manapun. Selain itu, Indonesia dikenal memiliki fokus militer yang lebih pada pertahanan dalam negeri, bukan ofensif.

Ini memperkecil kemungkinan negara ini ikut terseret konflik global. Kekayaan sumber daya alam, seperti lahan pertanian subur, air bersih, dan hasil laut melimpah, juga memberikan keunggulan dalam menjaga ketahanan pangan nasional jika rantai pasok internasional terputus akibat perang.

Tak kalah penting adalah faktor sosial budaya. Masyarakat Indonesia dikenal adaptif, majemuk, dan cenderung menjaga stabilitas sosial, bahkan dalam situasi krisis. Kondisi ini menjadikan Indonesia bukan hanya aman secara militer dan geografis, tapi juga tangguh secara sosial.

Dengan semua faktor tersebut, tidak mengherankan jika para analis memandang Indonesia sebagai salah satu titik terang dalam dunia yang diliputi ancaman. Meski demikian, Indonesia tetap dituntut untuk memperkuat sistem pertahanan, diplomasi luar negeri, dan kesiapsiagaan nasional agar mampu benar-benar menjadi “benteng terakhir” jika krisis global terjadi

Viva, Banyumas - Di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik, kekhawatiran akan pecahnya Perang Dunia III semakin terasa nyata. Meski begitu, muncul kabar yang cukup menenangkan: Indonesia dinilai sebagai salah satu negara paling aman jika konflik global benar-benar terjadi.

Penilaian ini datang dari Daily Mail, yang menyebut Indonesia sebagai tempat perlindungan harapan di tengah potensi kehancuran dunia. Penempatan Indonesia dalam daftar negara aman bukan tanpa alasan.

Letak geografis yang jauh dari pusat konflik dunia serta kebijakan luar negeri yang netral membuatnya dianggap sebagai tempat perlindungan harapan dari dampak Perang Dunia III.

Selain itu, fokus militer Indonesia yang lebih pada pertahanan dalam negeri memperkuat persepsi bahwa negara ini layak dijadikan tujuan aman saat krisis melanda. Selain posisi strategis, Indonesia juga memiliki kekayaan sumber daya alam dan budaya masyarakat yang adaptif, menjadikannya tidak hanya tempat perlindungan harapan, tapi juga negara yang tangguh menghadapi krisis.

Oleh karena itu, jika skenario Perang Dunia III benar-benar terjadi, banyak pihak percaya bahwa Indonesia tetap menjadi wilayah yang relatif aman dibanding negara-negara lain di dunia.

Menurut laporan tersebut, Indonesia masuk dalam daftar “tempat perlindungan harapan” bersama Antartika dan Fiji. Alasannya kuat dan masuk akal. Pertama, posisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan di Asia Tenggara, membuatnya relatif jauh dari zona konflik utama seperti Eropa Timur, Timur Tengah, dan Pasifik Utara.

Kedua, kebijakan luar negeri Indonesia yang menerapkan prinsip “bebas aktif”, menjadikan negara ini tidak terlibat dalam blok militer manapun. Selain itu, Indonesia dikenal memiliki fokus militer yang lebih pada pertahanan dalam negeri, bukan ofensif.

Ini memperkecil kemungkinan negara ini ikut terseret konflik global. Kekayaan sumber daya alam, seperti lahan pertanian subur, air bersih, dan hasil laut melimpah, juga memberikan keunggulan dalam menjaga ketahanan pangan nasional jika rantai pasok internasional terputus akibat perang.

Tak kalah penting adalah faktor sosial budaya. Masyarakat Indonesia dikenal adaptif, majemuk, dan cenderung menjaga stabilitas sosial, bahkan dalam situasi krisis. Kondisi ini menjadikan Indonesia bukan hanya aman secara militer dan geografis, tapi juga tangguh secara sosial.

Dengan semua faktor tersebut, tidak mengherankan jika para analis memandang Indonesia sebagai salah satu titik terang dalam dunia yang diliputi ancaman. Meski demikian, Indonesia tetap dituntut untuk memperkuat sistem pertahanan, diplomasi luar negeri, dan kesiapsiagaan nasional agar mampu benar-benar menjadi “benteng terakhir” jika krisis global terjadi