Gudang Garam Hentikan Pembelian Tembakau, Petani Temanggung Terancam

Petani Temanggung panen tembakau di tengah ancaman pasar
Sumber :
  • instagram @ptgudanggaramtbk

Viva, Banyumas - Lesunya perekonomian nasional kini turut memukul industri rokok, termasuk Gudang Garam yang mengalami penurunan penjualan signifikan. Kondisi ini berdampak langsung pada kebijakan perusahaan, termasuk penghentian sementara pembelian tembakau dari daerah penghasil seperti Temanggung.

Keputusan tersebut membuat para petani tembakau di Temanggung terancam kehilangan pasar utama yang selama ini menjadi penopang ekonomi mereka. Gudang Garam sebagai salah satu produsen rokok besar di Indonesia, mengambil langkah penghematan dengan menghentikan pembelian tembakau, yang secara langsung memukul para petani di Temanggung.

Ketergantungan petani pada pembelian dari perusahaan besar seperti Gudang Garam membuat posisi mereka kian terancam di tengah harga jual yang tak menentu dan permintaan yang terus menurun.

Dilansir dari akun Instagram @sefruitfakat, Kondisi ini semakin memperjelas bahwa pembelian tembakau oleh perusahaan besar seperti Gudang Garam sangat menentukan kelangsungan hidup petani di Temanggung. Jika tidak segera diatasi, ribuan petani terancam kehilangan penghasilan utama mereka.

Oleh karena itu, diperlukan upaya kolektif untuk mencari alternatif pasar dan dukungan industri lokal agar petani tetap dapat bertahan meski pembelian tembakau oleh Gudang Garam tengah dihentikan.

Imbas dari turunnya penjualan, Gudang Garam memutuskan untuk menghentikan sementara pembelian tembakau dari Temanggung, salah satu sentra penghasil tembakau utama di Indonesia.

Keputusan ini memicu kekhawatiran bagi ribuan petani tembakau yang menggantungkan hidupnya pada musim tanam dan jual beli tembakau setiap tahunnya.

Bupati Temanggung, Agus Setyawan, mengonfirmasi hal ini usai kunjungan bersama DPRD dan Komite Pertembakauan ke pabrik Gudang Garam di Kediri.

Dalam penjelasannya, ia menyebutkan bahwa kondisi perusahaan sedang tidak stabil. Harga saham Gudang Garam bahkan anjlok drastis dari sekitar Rp90.000 menjadi hanya Rp9.600 per lembar.

Selain karena penjualan yang merosot, stok tembakau di perusahaan juga dilaporkan sangat melimpah, cukup untuk kebutuhan produksi hingga empat tahun ke depan.

Keputusan Gudang Garam menghentikan pembelian ini tentu berdampak besar bagi petani tembakau Temanggung. Ketergantungan petani pada perusahaan besar seperti Gudang Garam membuat rantai pasok menjadi sangat rentan terhadap guncangan pasar.

Untuk mengantisipasi dampak berkepanjangan, Pemkab Temanggung kini menjajaki pembentukan kawasan industri hasil tembakau.

Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang dengan mendorong tumbuhnya industri berbasis tembakau lokal dan mendukung keberlangsungan UMKM sektor ini.

Bupati Agus juga menyatakan telah berkoordinasi dengan pihak Bea Cukai guna mendapatkan kemudahan dalam pengurusan cukai, yang akan sangat membantu pelaku industri tembakau lokal.

Meskipun masih dalam tahap perencanaan, langkah ini menjadi harapan baru bagi petani dan pelaku industri tembakau di Temanggung di tengah tantangan yang kian kompleks

Viva, Banyumas - Lesunya perekonomian nasional kini turut memukul industri rokok, termasuk Gudang Garam yang mengalami penurunan penjualan signifikan. Kondisi ini berdampak langsung pada kebijakan perusahaan, termasuk penghentian sementara pembelian tembakau dari daerah penghasil seperti Temanggung.

Keputusan tersebut membuat para petani tembakau di Temanggung terancam kehilangan pasar utama yang selama ini menjadi penopang ekonomi mereka. Gudang Garam sebagai salah satu produsen rokok besar di Indonesia, mengambil langkah penghematan dengan menghentikan pembelian tembakau, yang secara langsung memukul para petani di Temanggung.

Ketergantungan petani pada pembelian dari perusahaan besar seperti Gudang Garam membuat posisi mereka kian terancam di tengah harga jual yang tak menentu dan permintaan yang terus menurun.

Dilansir dari akun Instagram @sefruitfakat, Kondisi ini semakin memperjelas bahwa pembelian tembakau oleh perusahaan besar seperti Gudang Garam sangat menentukan kelangsungan hidup petani di Temanggung. Jika tidak segera diatasi, ribuan petani terancam kehilangan penghasilan utama mereka.

Oleh karena itu, diperlukan upaya kolektif untuk mencari alternatif pasar dan dukungan industri lokal agar petani tetap dapat bertahan meski pembelian tembakau oleh Gudang Garam tengah dihentikan.

Imbas dari turunnya penjualan, Gudang Garam memutuskan untuk menghentikan sementara pembelian tembakau dari Temanggung, salah satu sentra penghasil tembakau utama di Indonesia.

Keputusan ini memicu kekhawatiran bagi ribuan petani tembakau yang menggantungkan hidupnya pada musim tanam dan jual beli tembakau setiap tahunnya.

Bupati Temanggung, Agus Setyawan, mengonfirmasi hal ini usai kunjungan bersama DPRD dan Komite Pertembakauan ke pabrik Gudang Garam di Kediri.

Dalam penjelasannya, ia menyebutkan bahwa kondisi perusahaan sedang tidak stabil. Harga saham Gudang Garam bahkan anjlok drastis dari sekitar Rp90.000 menjadi hanya Rp9.600 per lembar.

Selain karena penjualan yang merosot, stok tembakau di perusahaan juga dilaporkan sangat melimpah, cukup untuk kebutuhan produksi hingga empat tahun ke depan.

Keputusan Gudang Garam menghentikan pembelian ini tentu berdampak besar bagi petani tembakau Temanggung. Ketergantungan petani pada perusahaan besar seperti Gudang Garam membuat rantai pasok menjadi sangat rentan terhadap guncangan pasar.

Untuk mengantisipasi dampak berkepanjangan, Pemkab Temanggung kini menjajaki pembentukan kawasan industri hasil tembakau.

Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang dengan mendorong tumbuhnya industri berbasis tembakau lokal dan mendukung keberlangsungan UMKM sektor ini.

Bupati Agus juga menyatakan telah berkoordinasi dengan pihak Bea Cukai guna mendapatkan kemudahan dalam pengurusan cukai, yang akan sangat membantu pelaku industri tembakau lokal.

Meskipun masih dalam tahap perencanaan, langkah ini menjadi harapan baru bagi petani dan pelaku industri tembakau di Temanggung di tengah tantangan yang kian kompleks