Maskapai Jetstar Asia Tutup Juli 2025: Nasib 500 Karyawan dan Tiket Murah di Ujung Tanduk

Jetstar Asia resmi berhenti beroperasi 31 Juli 2025
Sumber :
  • instagram @jetstarasia

Jetstar Asia, yang selama ini melayani rute ke berbagai kota di Asia Tenggara seperti Jakarta, Surabaya, Kuala Lumpur, Bangkok, Manila, hingga Kolombo, telah dikenal sebagai maskapai andalan para pelancong dengan harga tiket yang terjangkau.

Tak heran, kabar ini langsung menuai reaksi dari pelanggan setia dan pihak industri penerbangan. Jetstar Asia memastikan bahwa seluruh penumpang yang terdampak akan mendapatkan kompensasi berupa pengembalian dana penuh atau opsi pengalihan penerbangan ke rute lain, jika memungkinkan.

Meski begitu, banyak calon penumpang merasa khawatir tentang kejelasan dan kelancaran proses refund atau pengalihan tersebut.

Dari sisi keuangan, alasan utama penutupan Jetstar Asia adalah lonjakan biaya operasional, seperti biaya bandara, biaya penerbangan, hingga biaya pemasok yang meningkat hingga 200 persen. Menurut Chief Executive Qantas, Vanessa Hudson, situasi ini membuat bisnis menjadi tidak berkelanjutan, terlebih di tengah persaingan ketat antar maskapai murah.

Tercatat, Jetstar Asia mengalami kerugian sebesar $29,3 juta sebelum bunga dan pajak pada tahun ini.

Bahkan pada tahun buku yang berakhir 30 Juni 2021, kerugiannya mencapai $165,4 juta, dan $37,2 juta pada masa pandemi Covid-19.

Setelah sempat untung pada 2023, maskapai kembali rugi $7,1 juta di tahun berikutnya. Meskipun anak perusahaan Jetstar Asia tutup, layanan Jetstar Airways (JQ) dan Jetstar Japan (GK) tetap beroperasi normal, termasuk rute internasional dari dan menuju Australia. Penutupan Jetstar Asia sekaligus menandai pergeseran lanskap penerbangan murah di kawasan Asia.