Masuk Balai Kota Solo Sejak Subuh, Djumadi Ngamuk karena Tak Ada Daging Kurban?
- instagram @polrestasurakarta
Viva, Banyumas - Seorang pria bernama Djumadi membuat heboh setelah masuk Balai Kota Solo sejak subuh pada Senin (6/9/2025). Ia datang dengan harapan akan mendapatkan daging kurban, namun setelah berjam-jam menunggu dan tak ada pembagian seperti yang ia bayangkan, suasana berubah menjadi kacau ketika ia ngamuk di lokasi.
Aksi ngamuk yang dilakukan Djumadi bermula dari kekecewaannya karena tak ada kegiatan pembagian daging kurban di area tempat ia masuk. Pria yang telah masuk Balai Kota Solo sejak subuh itu bahkan merusak beberapa mobil dinas dengan alat milik Satpol PP.
Tindakannya mengejutkan petugas keamanan dan para pegawai yang berada di lokasi. Kedatangan Djumadi sejak subuh tidak menimbulkan kecurigaan karena ia tampak seperti petugas kebersihan. Namun, setelah mengetahui tak ada daging kurban yang dibagikan, ia tiba-tiba ngamuk dan merusak fasilitas.
Insiden ini terjadi di lingkungan Balai Kota Solo, dan menjadi perhatian publik karena motif pelaku yang tidak biasa. Menurut keterangan dari Kasatreskrim Polresta Surakarta, AKP Prastiyo Triwibowo, Djumadi datang ke Balai Kota dengan harapan akan ada pembagian daging kurban.
Namun, setelah menunggu dan tidak menemukan kegiatan yang diharapkannya, ia kecewa dan melampiaskan amarahnya dengan merusak fasilitas di lokasi.
“Pelaku mengaku kecewa karena tidak mendapatkan daging kurban. Itu alasan awal yang disampaikan saat diperiksa,” kata AKP Prastiyo yang dilansir dari laman Polresta Surakarta pada 11 Juni 2025.
Pria tersebut masuk dengan mengendarai sepeda dan tak dicurigai petugas keamanan karena dikira petugas kebersihan.
Di dalam area Balai Kota, ia kemudian mengambil galah milik Satpol PP—yang biasa digunakan untuk menurunkan spanduk liar—dan menggunakannya untuk merusak mobil.
Namun, pihak kepolisian masih menyelidiki motif lebih dalam, mengingat Djumadi memiliki riwayat gangguan kejiwaan. Ia diketahui pernah menjalani perawatan selama satu tahun pada 2023.
“Kami masih menunggu keterangan resmi dari rumah sakit daerah terkait kondisi kejiwaan pelaku,” tambah Prastiyo.
Menanggapi insiden ini, Wali Kota Solo, Respati Ardi, menyatakan bahwa pihaknya akan meninjau ulang sistem keamanan di Balai Kota. Meskipun tetap mempertahankan akses publik, penguatan SOP pengamanan akan menjadi prioritas.
“Saya rasa bukan soal CCTV, tapi bagaimana sistem pengamanannya diatur lebih baik,” ujarnya.
Insiden ini membuka kembali diskusi soal pentingnya identifikasi dini terhadap individu yang berisiko, serta perlunya perhatian terhadap kesehatan mental warga.
Baik dari sisi keamanan maupun sosial, kejadian ini jadi pengingat pentingnya sistem deteksi dan penanganan dini terhadap potensi gangguan di ruang publik
Viva, Banyumas - Seorang pria bernama Djumadi membuat heboh setelah masuk Balai Kota Solo sejak subuh pada Senin (6/9/2025). Ia datang dengan harapan akan mendapatkan daging kurban, namun setelah berjam-jam menunggu dan tak ada pembagian seperti yang ia bayangkan, suasana berubah menjadi kacau ketika ia ngamuk di lokasi.
Aksi ngamuk yang dilakukan Djumadi bermula dari kekecewaannya karena tak ada kegiatan pembagian daging kurban di area tempat ia masuk. Pria yang telah masuk Balai Kota Solo sejak subuh itu bahkan merusak beberapa mobil dinas dengan alat milik Satpol PP.
Tindakannya mengejutkan petugas keamanan dan para pegawai yang berada di lokasi. Kedatangan Djumadi sejak subuh tidak menimbulkan kecurigaan karena ia tampak seperti petugas kebersihan. Namun, setelah mengetahui tak ada daging kurban yang dibagikan, ia tiba-tiba ngamuk dan merusak fasilitas.
Insiden ini terjadi di lingkungan Balai Kota Solo, dan menjadi perhatian publik karena motif pelaku yang tidak biasa. Menurut keterangan dari Kasatreskrim Polresta Surakarta, AKP Prastiyo Triwibowo, Djumadi datang ke Balai Kota dengan harapan akan ada pembagian daging kurban.
Namun, setelah menunggu dan tidak menemukan kegiatan yang diharapkannya, ia kecewa dan melampiaskan amarahnya dengan merusak fasilitas di lokasi.
“Pelaku mengaku kecewa karena tidak mendapatkan daging kurban. Itu alasan awal yang disampaikan saat diperiksa,” kata AKP Prastiyo yang dilansir dari laman Polresta Surakarta pada 11 Juni 2025.
Pria tersebut masuk dengan mengendarai sepeda dan tak dicurigai petugas keamanan karena dikira petugas kebersihan.
Di dalam area Balai Kota, ia kemudian mengambil galah milik Satpol PP—yang biasa digunakan untuk menurunkan spanduk liar—dan menggunakannya untuk merusak mobil.
Namun, pihak kepolisian masih menyelidiki motif lebih dalam, mengingat Djumadi memiliki riwayat gangguan kejiwaan. Ia diketahui pernah menjalani perawatan selama satu tahun pada 2023.
“Kami masih menunggu keterangan resmi dari rumah sakit daerah terkait kondisi kejiwaan pelaku,” tambah Prastiyo.
Menanggapi insiden ini, Wali Kota Solo, Respati Ardi, menyatakan bahwa pihaknya akan meninjau ulang sistem keamanan di Balai Kota. Meskipun tetap mempertahankan akses publik, penguatan SOP pengamanan akan menjadi prioritas.
“Saya rasa bukan soal CCTV, tapi bagaimana sistem pengamanannya diatur lebih baik,” ujarnya.
Insiden ini membuka kembali diskusi soal pentingnya identifikasi dini terhadap individu yang berisiko, serta perlunya perhatian terhadap kesehatan mental warga.
Baik dari sisi keamanan maupun sosial, kejadian ini jadi pengingat pentingnya sistem deteksi dan penanganan dini terhadap potensi gangguan di ruang publik