Tawuran Pelajar Marak, Ketua DPRD Jateng Sumanto Tawarkan Solusi Tarung Legal Duel Diatas Ring

Ketua DPRD Jateng usulkan tarung legal lawan tawuran
Sumber :
  • instagram @pakdh3manto

Viva, Banyumas - Tawuran pelajar marak di sejumlah wilayah Jawa Tengah menjadi perhatian serius Ketua DPRD Jateng, Sumanto. Menyikapi kondisi ini, Sumanto tawarkan solusi tarung legal sebagai cara positif untuk mengalihkan energi remaja yang selama ini tersalurkan lewat kekerasan. Ia menilai, pelajar yang suka berkelahi bisa diarahkan mengikuti kompetisi bela diri resmi agar tidak terus-menerus terlibat aksi brutal di jalanan.

Ketua DPRD Jateng tersebut menekankan bahwa ketika tawuran pelajar marak dan menimbulkan korban, pemerintah harus hadir dengan pendekatan yang kreatif. Dalam hal ini, Sumanto menyarankan agar Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) memfasilitasi kegiatan bela diri.

Solusi tarung legal menurutnya bisa menjadi wadah untuk menyalurkan naluri bertarung remaja dalam suasana yang sportif dan terkontrol. Sumanto juga menilai pentingnya dukungan dari sekolah dan keluarga karena tawuran pelajar marak terjadi bukan hanya akibat lingkungan luar, tetapi juga kurangnya ruang penyaluran emosi.

Ketua DPRD Jateng itu kembali menegaskan bahwa solusi tarung legal adalah bentuk pengalihan yang membina, bukan membenarkan kekerasan.

Menurutnya, jika diarahkan dengan baik, para pelajar ini bahkan bisa mencetak prestasi di bidang olahraga bela diri.

Menurut Sumanto, banyaknya kasus tawuran menunjukkan adanya ledakan energi di kalangan anak muda yang tidak tersalurkan dengan baik.

“Kebanyakan pelaku tawuran itu remaja yang punya energi berlebih dan mental pemberani. Kalau mereka dilatih dan diberi panggung di kejuaraan resmi, potensi negatif itu bisa dialihkan jadi prestasi,” ujarnya di Semarang yang dikutip dari Antara pada 10 Juni 2025.

Ia menilai kegiatan seperti lomba bela diri bisa menjadi sarana tepat untuk meredam hasrat konfrontatif di kalangan pelajar. Tak sedikit dari pelaku tawuran yang memiliki naluri bertarung tinggi.

Bila diarahkan dan dibina secara positif, mereka bisa menjadi atlet bela diri yang berprestasi, bahkan bisa membanggakan daerah.

Sumanto juga menyoroti peran penting sekolah dan keluarga. Menurutnya, pembinaan karakter, pendidikan moral, serta kegiatan ekstrakurikuler seperti olahraga dan seni bisa menurunkan risiko siswa terlibat tawuran.

“Perlu pendekatan menyeluruh. Sekolah harus aktif menyelenggarakan kegiatan yang membangun empati, tanggung jawab, dan kemampuan menyelesaikan konflik tanpa kekerasan,” jelasnya.

Ia pun menegaskan bahwa solusi ini bukan untuk melegalkan kekerasan, melainkan menyediakan jalur positif bagi mereka yang suka adu fisik.

“Daripada tawuran diam-diam di jalan karena saling tantang di media sosial, lebih baik bertanding di arena dengan aturan dan pengawasan,” tambah Sumanto.

Pemerintah daerah diharapkan tidak hanya fokus pada penindakan setelah kejadian, melainkan juga aktif mencegah sejak awal.

Dengan kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan keluarga, Sumanto yakin generasi muda bisa diarahkan ke kegiatan yang lebih membangun

Viva, Banyumas - Tawuran pelajar marak di sejumlah wilayah Jawa Tengah menjadi perhatian serius Ketua DPRD Jateng, Sumanto. Menyikapi kondisi ini, Sumanto tawarkan solusi tarung legal sebagai cara positif untuk mengalihkan energi remaja yang selama ini tersalurkan lewat kekerasan. Ia menilai, pelajar yang suka berkelahi bisa diarahkan mengikuti kompetisi bela diri resmi agar tidak terus-menerus terlibat aksi brutal di jalanan.

Ketua DPRD Jateng tersebut menekankan bahwa ketika tawuran pelajar marak dan menimbulkan korban, pemerintah harus hadir dengan pendekatan yang kreatif. Dalam hal ini, Sumanto menyarankan agar Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) memfasilitasi kegiatan bela diri.

Solusi tarung legal menurutnya bisa menjadi wadah untuk menyalurkan naluri bertarung remaja dalam suasana yang sportif dan terkontrol. Sumanto juga menilai pentingnya dukungan dari sekolah dan keluarga karena tawuran pelajar marak terjadi bukan hanya akibat lingkungan luar, tetapi juga kurangnya ruang penyaluran emosi.

Ketua DPRD Jateng itu kembali menegaskan bahwa solusi tarung legal adalah bentuk pengalihan yang membina, bukan membenarkan kekerasan.

Menurutnya, jika diarahkan dengan baik, para pelajar ini bahkan bisa mencetak prestasi di bidang olahraga bela diri.

Menurut Sumanto, banyaknya kasus tawuran menunjukkan adanya ledakan energi di kalangan anak muda yang tidak tersalurkan dengan baik.

“Kebanyakan pelaku tawuran itu remaja yang punya energi berlebih dan mental pemberani. Kalau mereka dilatih dan diberi panggung di kejuaraan resmi, potensi negatif itu bisa dialihkan jadi prestasi,” ujarnya di Semarang yang dikutip dari Antara pada 10 Juni 2025.

Ia menilai kegiatan seperti lomba bela diri bisa menjadi sarana tepat untuk meredam hasrat konfrontatif di kalangan pelajar. Tak sedikit dari pelaku tawuran yang memiliki naluri bertarung tinggi.

Bila diarahkan dan dibina secara positif, mereka bisa menjadi atlet bela diri yang berprestasi, bahkan bisa membanggakan daerah.

Sumanto juga menyoroti peran penting sekolah dan keluarga. Menurutnya, pembinaan karakter, pendidikan moral, serta kegiatan ekstrakurikuler seperti olahraga dan seni bisa menurunkan risiko siswa terlibat tawuran.

“Perlu pendekatan menyeluruh. Sekolah harus aktif menyelenggarakan kegiatan yang membangun empati, tanggung jawab, dan kemampuan menyelesaikan konflik tanpa kekerasan,” jelasnya.

Ia pun menegaskan bahwa solusi ini bukan untuk melegalkan kekerasan, melainkan menyediakan jalur positif bagi mereka yang suka adu fisik.

“Daripada tawuran diam-diam di jalan karena saling tantang di media sosial, lebih baik bertanding di arena dengan aturan dan pengawasan,” tambah Sumanto.

Pemerintah daerah diharapkan tidak hanya fokus pada penindakan setelah kejadian, melainkan juga aktif mencegah sejak awal.

Dengan kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan keluarga, Sumanto yakin generasi muda bisa diarahkan ke kegiatan yang lebih membangun