Swedia Kehabisan Sampah, Malah Impor Limbah dari Negara Lain!

Ilustrasi Swedia impor limbah, kehabisan sampah lokal
Sumber :
  • pexel @emmet

Viva, Banyumas - Swedia dikenal luas sebagai negara yang sangat terampil dalam pengelolaan sampah. Sistem pengolahan limbah di Swedia begitu efisien hingga hampir semua sampah berhasil diolah kembali menjadi energi. Karena keberhasilan ini, Swedia kini justru mengalami masalah unik, yakni kehabisan sampah untuk diproses.

Karena kehabisan sampah, Swedia harus melakukan impor limbah dari berbagai negara lain agar pabrik pengolahan limbahnya tetap berjalan lancar. Negara ini mengimpor sampah dari negara-negara seperti Inggris dan Norwegia sebagai langkah strategis memenuhi kebutuhan limbah dalam negeri.

Fenomena Swedia yang kehabisan sampah dan terpaksa mengimpor limbah dari negara lain menunjukkan seberapa efektif sistem pengelolaan limbah mereka. Dengan langkah ini, Swedia menjaga kesinambungan produksi energi dari sampah sambil tetap menjadi contoh sukses pengelolaan sampah di dunia.

Dikutip dari laman Reuters, Fenomena ini membuat Swedia harus mengimpor sampah dari negara lain, seperti Inggris, Norwegia, Italia, dan Irlandia.

Impor limbah ini dilakukan agar pabrik-pabrik pengolahan sampah menjadi energi di Swedia tetap dapat beroperasi maksimal.

Saat ini, Swedia mengimpor hampir 800.000 ton limbah dari luar negeri setiap tahunnya. Sistem pengelolaan sampah Swedia sangat maju.

Warga sudah terbiasa disiplin dalam membuang sampah sesuai kategori yang ditentukan. Selain itu, negara ini telah mengembangkan berbagai teknologi canggih, seperti kontainer sampah bawah tanah dan saluran vakum di apartemen, yang memungkinkan pengumpulan sampah tanpa perlu truk pengangkut yang konvensional.

Setengah dari listrik di Swedia saat ini berasal dari energi terbarukan, termasuk energi yang dihasilkan dari pembakaran sampah.

Dari total limbah rumah tangga yang dihasilkan, sekitar 50 persen diubah menjadi listrik dan panas. Swedia memiliki 34 pabrik pengolahan limbah yang secara khusus mengubah sampah menjadi sumber energi bersih dan ramah lingkungan.

Selain itu, Swedia juga memulai pajak bahan bakar fosil sejak tahun 1991 sebagai langkah awal dalam mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mendorong penggunaan energi terbarukan.

Hal ini membuat negara ini semakin berkomitmen untuk menjaga lingkungan dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Dengan pengelolaan sampah yang sangat efisien ini, Swedia tidak hanya mengurangi polusi dan limbah, tapi juga menciptakan model yang bisa ditiru negara lain dalam mengatasi masalah limbah dan energi.

Namun, keadaan kehabisan sampah untuk diolah sekaligus impor limbah ini menjadi gambaran betapa efektifnya sistem pengelolaan limbah mereka

Viva, Banyumas - Swedia dikenal luas sebagai negara yang sangat terampil dalam pengelolaan sampah. Sistem pengolahan limbah di Swedia begitu efisien hingga hampir semua sampah berhasil diolah kembali menjadi energi. Karena keberhasilan ini, Swedia kini justru mengalami masalah unik, yakni kehabisan sampah untuk diproses.

Karena kehabisan sampah, Swedia harus melakukan impor limbah dari berbagai negara lain agar pabrik pengolahan limbahnya tetap berjalan lancar. Negara ini mengimpor sampah dari negara-negara seperti Inggris dan Norwegia sebagai langkah strategis memenuhi kebutuhan limbah dalam negeri.

Fenomena Swedia yang kehabisan sampah dan terpaksa mengimpor limbah dari negara lain menunjukkan seberapa efektif sistem pengelolaan limbah mereka. Dengan langkah ini, Swedia menjaga kesinambungan produksi energi dari sampah sambil tetap menjadi contoh sukses pengelolaan sampah di dunia.

Dikutip dari laman Reuters, Fenomena ini membuat Swedia harus mengimpor sampah dari negara lain, seperti Inggris, Norwegia, Italia, dan Irlandia.

Impor limbah ini dilakukan agar pabrik-pabrik pengolahan sampah menjadi energi di Swedia tetap dapat beroperasi maksimal.

Saat ini, Swedia mengimpor hampir 800.000 ton limbah dari luar negeri setiap tahunnya. Sistem pengelolaan sampah Swedia sangat maju.

Warga sudah terbiasa disiplin dalam membuang sampah sesuai kategori yang ditentukan. Selain itu, negara ini telah mengembangkan berbagai teknologi canggih, seperti kontainer sampah bawah tanah dan saluran vakum di apartemen, yang memungkinkan pengumpulan sampah tanpa perlu truk pengangkut yang konvensional.

Setengah dari listrik di Swedia saat ini berasal dari energi terbarukan, termasuk energi yang dihasilkan dari pembakaran sampah.

Dari total limbah rumah tangga yang dihasilkan, sekitar 50 persen diubah menjadi listrik dan panas. Swedia memiliki 34 pabrik pengolahan limbah yang secara khusus mengubah sampah menjadi sumber energi bersih dan ramah lingkungan.

Selain itu, Swedia juga memulai pajak bahan bakar fosil sejak tahun 1991 sebagai langkah awal dalam mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mendorong penggunaan energi terbarukan.

Hal ini membuat negara ini semakin berkomitmen untuk menjaga lingkungan dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Dengan pengelolaan sampah yang sangat efisien ini, Swedia tidak hanya mengurangi polusi dan limbah, tapi juga menciptakan model yang bisa ditiru negara lain dalam mengatasi masalah limbah dan energi.

Namun, keadaan kehabisan sampah untuk diolah sekaligus impor limbah ini menjadi gambaran betapa efektifnya sistem pengelolaan limbah mereka