Mengapa Metode Pembelajaran Lama Mulai Ditinggalkan dan Digantikan Pendekatan Baru yang Lebih Relevan Zaman
- Pixabay
VIVA, Banyumas – Memasuki abad ke-21, arus informasi yang begitu cepat menuntut dunia pendidikan untuk terus berinovasi. Di tengah persaingan global yang kian ketat, siswa diharapkan memiliki kemampuan yang tidak hanya sebatas akademik, tetapi juga keterampilan hidup dan kesiapan menghadapi tantangan masa depan. Untuk itulah berbagai metode pembelajaran baru dikembangkan, sementara sebagian pendekatan lama perlahan mulai ditinggalkan. Berikut beberapa metode pembelajaran yang mulai dianggap kurang relevan, beserta alasannya.
1. Ceramah Sepihak (Teacher-Centered Lecture)
Metode ceramah satu arah, di mana guru menyampaikan materi tanpa interaksi yang berarti dengan siswa, pernah menjadi cara utama dalam mengajar. Meski metode ini mendidik siswa untuk menjadi pendengar yang baik, dalam praktiknya seringkali membuat suasana kelas menjadi pasif. Siswa cenderung hanya menerima informasi tanpa ruang untuk bertanya, berdiskusi, atau berpikir kritis. Akibatnya, pemahaman mereka terhadap materi menjadi dangkal dan kurang mendalam.
2. Hafalan tanpa Pemahaman (Rote Memorization)
Kegiatan menghafal tetap memiliki tempat dalam dunia pendidikan, terutama untuk hal-hal yang bersifat dasar dan perlu diingat jangka panjang. Namun, jika proses belajar hanya menekankan hafalan tanpa pemahaman, siswa tidak dilatih untuk mengolah informasi secara kritis. Pendidikan modern lebih mengutamakan pemahaman konsep agar siswa mampu menerapkan ilmu pengetahuan secara kontekstual.
3. Latihan Berulang yang Kaku (Rigid Drills)
Di masa lalu, keterbatasan sumber belajar membuat guru mengandalkan latihan soal yang berulang dengan pola yang serupa. Kini, dengan akses yang luas terhadap informasi dan teknologi, pendekatan tersebut dianggap membatasi kreativitas siswa. Guru masa kini diharapkan dapat menyajikan latihan yang bervariasi dan menantang, agar siswa dapat berpikir lebih fleksibel dalam menyelesaikan masalah.