Suzuki Satria Hiu, Motor Bebek Legendaris Era 2000-an yang Kini Jadi Buruan Kolektor, Berapa Harganya Sekarang?
- YouTube/MOTO Z
VIVA, Banyumas – Pada era 90-an hingga awal 2000-an, dunia roda dua di Indonesia didominasi oleh motor bebek yang identik dengan kendaraan sehari-hari para bapak-bapak. Namun, Suzuki dengan cerdik melihat celah di pasar ini dan menghadirkan motor bebek yang lebih kencang dan stylish untuk anak muda.
Motor tersebut adalah Suzuki Satria, sebuah motor yang kemudian menjadi ikon kebebasan dan kecepatan bagi generasi muda.
Suzuki Satria pertama kali hadir dengan mesin dua tak dan beberapa varian yang dirilis antara tahun 1997 hingga 2005.
Generasi pertamanya adalah Satria 120 yang diperkenalkan pada tahun 1997, diikuti oleh Satria 120R pada tahun 1998.
Selanjutnya, pada tahun 2000, Suzuki meluncurkan Satria Lumba-lumba yang membawa perubahan desain lebih segar.
Namun, puncak dari kejayaan Satria dua tak terjadi pada tahun 2003 hingga 2005 dengan kehadiran Satria RU 120 LSCM atau yang lebih dikenal sebagai Satria Hiu.
Motor inilah yang akan menjadi fokus utama dalam pembahasan kali ini.
Keistimewaan Satria Hiu, Motor Bebek Paling Kencang
Tidak seperti tiga model sebelumnya yang diproduksi di Indonesia, Satria RU 120 LSCM alias Satria Hiu merupakan produk impor dari Suzuki Malaysia.
LSCM sendiri merupakan singkatan dari Lion Suzuki Corporation Malaysia, perusahaan yang memproduksi motor ini.
Dari segi desain, Satria Hiu tampak lebih modern dan agresif dibanding pendahulunya, dengan garis bodi yang lebih membulat serta lampu depan dan belakang yang meruncing seperti sirip hiu, yang menjadi asal julukannya.
Di sektor performa, Satria Hiu mengusung mesin dua tak berkapasitas 120,7 cc dengan konfigurasi single silinder berkemiringan 50 derajat.
Sistem pendinginannya mengandalkan teknologi Force Air Jet Cool yang dibantu kipas untuk menjaga suhu mesin tetap optimal.
Ukuran bore dan stroke-nya adalah 56 x 49 mm dengan rasio kompresi 7,0:1.
Sistem bahan bakarnya menggunakan karburator Mikuni VM20S dengan filter udara berbahan busa poliuretan.
Dari segi tenaga, mesin ini mampu menghasilkan daya maksimum 13,3 hp pada 7.500 rpm dan torsi 13,2 Nm pada 6.000 rpm.
Transmisinya menggunakan sistem 6 percepatan manual dengan pola perpindahan 1 maju dan 5 mundur.
Bobotnya yang hanya 101 kg—setara dengan Honda BeAT lawas—membuatnya sangat ringan dan gesit.
Dengan spesifikasi tersebut, Satria Hiu mampu mencapai kecepatan maksimal hingga 130 km/jam, menjadikannya salah satu motor bebek terkencang pada masanya.
Teknologi Canggih di Zamannya
Selain performa yang mumpuni, Satria Hiu juga memiliki fitur-fitur canggih pada zamannya.
Rangka yang digunakan adalah Suzuki Computer Analyzed Frame (SCF), yang diklaim lebih rigid, kuat, dan stabil di kecepatan tinggi.
Suspensi belakangnya sudah menggunakan monoshock dengan empat tingkat penyesuaian tekanan gas, memberikan kenyamanan lebih saat berkendara.
Sektor pengereman juga unggul dibanding motor bebek lain di era tersebut.
Satria Hiu sudah dilengkapi dengan rem cakram di kedua roda, dengan kaliper dual piston di depan dan single piston di belakang.
Panel meternya juga cukup modern, mirip dengan motor sport, karena sudah dilengkapi indikator RPM yang memberikan informasi lebih akurat bagi pengendara.
Motor Langka yang Kini Jadi Incaran Kolektor
Meskipun memiliki performa tinggi, konsumsi bahan bakar Satria Hiu cukup boros. Dengan rata-rata konsumsi sekitar 25 km/liter, motor ini memang kurang efisien dibanding motor bebek lain.
Namun, pada masa itu, harga bahan bakar yang masih berkisar Rp1.500 hingga Rp1.800 per liter membuat hal ini bukan masalah besar bagi para penggunanya.
Saat ini, mencari Satria Hiu dalam kondisi original sangat sulit. Peredarannya yang hanya berlangsung selama dua tahun menjadikannya barang langka di pasar motor bekas.
Sebagian besar unit yang ada di pasaran saat ini sudah mengalami restorasi.
Harga second-nya pun bervariasi, mulai dari belasan hingga puluhan juta rupiah, tergantung kondisi dan keasliannya