Dulu Diabaikan, Kini Suzuki Skywave Diburu! Kenapa Skutik Gagah Ini Gagal Bersaing dengan Vario dan Mio?
- YouTube/MOTO Z
VIVA, Banyumas – Suzuki dikenal sebagai pabrikan otomotif yang selalu menghadirkan inovasi pada produk-produknya.
Slogan "Inovasi Tiada Henti" sangat cocok menggambarkan bagaimana Suzuki kerap meluncurkan kendaraan yang lebih maju dibanding kompetitornya.
Namun, terlepas dari kecanggihan teknologi yang disematkan, Suzuki sering kali menghadapi tantangan di pasar Indonesia.
Salah satu contoh nyata adalah Suzuki Skywave 125, skutik yang sebenarnya revolusioner namun tidak begitu sukses dalam penjualan.
Padahal, beberapa waktu lalu ada unit superlangka Suzuki Skywave new old stock yang terjual dengan harga Rp50 juta, jauh lebih tinggi dibandingkan harga barunya yang hanya beberapa juta rupiah saat pertama kali dirilis.
Suzuki Skywave: Motor Matic Revolusioner yang Kurang Dihargai
Jika Anda tertarik memiliki Skywave, satu-satunya pilihan adalah membeli dalam kondisi bekas, yang kini dijual mulai dari beberapa juta rupiah, tergantung kondisi dan tahun produksinya.
Suzuki Skywave pertama kali diperkenalkan pada tahun 2007 sebagai skutik premium dengan berbagai fitur canggih.
Dibandingkan dengan Yamaha Mio yang saat itu mendominasi pasar skutik, Skywave hadir dengan desain yang lebih besar dan maskulin, mirip dengan Yamaha Nouvo.
Sayangnya, keberadaan Skywave hanya bertahan sekitar tiga tahun sebelum akhirnya dihentikan pada 2011 dan digantikan oleh Suzuki Hayate, yang juga mengalami nasib serupa.
Salah satu keunggulan Skywave adalah penggunaan rangka yang tidak rata alias memiliki tulang di bagian tengah, yang saat ini justru banyak diterapkan pada skutik premium seperti Maxi series.
Motor ini juga dilengkapi dengan velg besar 16 inci, memberikan kestabilan lebih saat berkendara.
Selain itu, Skywave memiliki bagasi luas berkapasitas 17 liter, cukup untuk menyimpan helm half-face, berkat desain filter udara yang ditempatkan di atas CVT.
Fitur Canggih yang Melebihi Zamannya
Skywave dibekali berbagai fitur yang pada masanya sangat futuristik. Beberapa fitur unggulan yang ditawarkan antara lain:
- Lampu utama ganda dan lampu belakang LED yang memberikan pencahayaan lebih optimal.
- Sistem kunci kontak bermagnet yang sudah terintegrasi dengan pembuka jok.
- Side stand switch, fitur keamanan yang mematikan mesin jika standar samping belum dinaikkan.
- Double swing arm dan shockbreaker ganda di belakang yang memberikan kenyamanan lebih saat berkendara.
Dari segi mesin, Suzuki Skywave mengusung mesin 124 cc 4-tak SOHC 2-klep berpendingin udara dengan sistem bahan bakar karburator Mikuni BS26.
Tenaga yang dihasilkan mencapai 9,6 hp dengan torsi 9,6 Nm. Tak hanya itu, Skywave juga mengadopsi teknologi Suzuki Composite Electrochemical Material (SCEM) pada blok mesinnya untuk mengurangi gesekan dan meningkatkan efisiensi mesin.
Teknologi Pulse Secondary Air Injection (PAIR) dan catalytic converter juga disematkan untuk menekan emisi gas buang agar lebih ramah lingkungan.
Kenapa Suzuki Skywave Kurang Laku?
Meski dibekali berbagai fitur canggih, Skywave tetap gagal bersaing di pasaran. Ada beberapa alasan utama mengapa motor ini kurang diminati:
1. Konsumsi BBM yang boros
Rata-rata konsumsi bahan bakarnya sekitar 30-35 km/l, yang terbilang boros untuk skutik sekelasnya.
2. Tarikan awal yang kurang responsif
Bobot motor yang cukup berat membuat akselerasi awalnya terasa lemot.
3. Desain dek tidak rata
Berbeda dengan skutik lain, dek Skywave memiliki tulang di tengah sehingga kurang praktis untuk membawa barang besar seperti galon atau tas besar.
4. Sulitnya mendapatkan suku cadang
Suzuki dikenal memiliki jaringan suku cadang yang kurang luas dibanding kompetitor, sehingga membuat pengguna kesulitan saat mencari spare part.
Skywave Kini Jadi Barang Langka dan Dicari Kolektor
Meskipun kurang sukses di masa lalu, kini Suzuki Skywave mulai menjadi barang langka yang diminati oleh kolektor.
Unit dengan kondisi new old stock bahkan bisa mencapai harga Rp50 juta