Ahli Pangan Unej Beberkan Titik Kritis Penyebab Keracunan di Program Makan Bergizi Gratis

Dr. Nurhayati, Ahli Pangan dari Unej
Sumber :
  • Antara

Beberapa bakteri patogen yang kerap menjadi penyebab di antaranya Salmonella spp., Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, dan Listeria monocytogenes.

Viral! Porsi Makan Bergizi Gratis di Sragen Cuma Dapat Secuil Telur

Ia menambahkan, kebersihan alat dan bahan menjadi kunci. Peralatan yang tidak dicuci dengan baik berisiko menjadi sumber kontaminasi bakteri, begitu pula proses memasak yang tidak matang sempurna, khususnya pada pangan tinggi protein seperti daging dan ikan.

Penyimpanan juga menjadi sorotan. Makanan yang dibiarkan pada suhu ruang 5–60°C masuk “zona bahaya” karena mikroba berkembang biak pesat di rentang tersebut. “Kurang pendinginan untuk makanan dingin atau kurang penghangatan untuk makanan panas sama-sama berisiko,” jelasnya.

Dinkes Banjarnegara Angkat Bicara Tanggapi Dugaan Keracunan Makanan di Pondok Pesantren, Rakit

Penyajian terbuka terlalu lama, kontak tangan yang tidak higienis, serta penggunaan peralatan seperti stainless steel yang menghantarkan panas turut meningkatkan peluang mikroba tumbuh cepat.

Dalam lima jam saja, jumlah mikroba dapat melampaui 10 ribu sel, padahal hanya sekitar 3 ribu sel patogen sudah cukup untuk menimbulkan keracunan.

Detik Detik Bus Nakes Jember Diduga Rem Blong di Probolinggo, Tabrak Rumah hingga 8 Tewas

Nurhayati menegaskan, kebersihan penyaji—mulai dari mencuci tangan, penggunaan sarung tangan, hingga penutup kepala—merupakan langkah wajib. “Kelalaian di satu titik kritis saja dapat memicu keracunan dan penyakit bawaan pangan seperti diare atau tipus,” ujarnya.

Kasus terbaru menimpa belasan siswa SDN 05 Sidomekar, Kabupaten Jember, yang diduga keracunan usai menyantap menu MBG pada Jumat (26/9).

Halaman Selanjutnya
img_title