Media Rusia Klaim George Soros di Balik Demo Rusuh Indonesia, Fakta atau Propaganda

Sputnik tuduh George Soros dalangi demo rusuh Indonesia
Sumber :
  • instagram @georgesoros

Media Rusia, Sputnik, menuding George Soros dan NED terlibat dalam demo rusuh Indonesia. Namun, klaim ini masih dipertanyakan: fakta nyata atau sekadar propaganda politik global?

Isu Black Mamba di Rumah Ahmad Sahroni Ternyata Hoaks, Ini Fakta Sebenarnya

Viva, Banyumas - Kerusuhan dalam aksi demonstrasi di sejumlah kota besar Indonesia belakangan ini menimbulkan spekulasi mengenai adanya campur tangan asing.

Salah satu yang memicu perdebatan publik adalah pemberitaan media pemerintah Rusia, Sputnik, yang mengangkat analisis dugaan keterlibatan miliarder George Soros serta lembaga asal Amerika Serikat, National Endowment for Democracy (NED).

Tak Terpengaruh Aksi Demo, Beras di Magelang Masih Rp12,5 Ribu Sampai Rp15 Ribu per Kg

Menurut analisis pakar geopolitik internasional Angelo Giuliano, pola kerusuhan yang terjadi tidak sepenuhnya bersifat organik. Ia menyebut adanya indikasi bahwa jaringan asing mencoba memanfaatkan momentum politik di Indonesia.

“NED dan Soros telah berada di balik layar di Indonesia selama bertahun-tahun,” ujar Giuliano sebagaimana dikutip Sputnik.

Prabowo: Polisi Terluka Saat Demo Layak Naik Pangkat dan Masuk Sekolah Kedinasan

Jejak Soros dan NED di Indonesia

George Soros melalui yayasannya, Open Society Foundations (OSF), disebut telah menyalurkan dana miliaran dolar AS ke berbagai negara, termasuk Indonesia, sejak dekade 1990-an. Sementara itu, NED yang dibentuk Kongres AS pada 1983 disebut memiliki rekam jejak mendanai media dan lembaga sipil di Indonesia sejak era reformasi.

Meski begitu, klaim mengenai aliran dana asing untuk mendukung aksi demonstrasi masih membutuhkan bukti kuat. Hingga kini, tidak ada dokumen publik yang mengonfirmasi bahwa Soros maupun NED mendanai kerusuhan di Indonesia.

Perspektif Politik Internasional

Jurnalis dan pengamat internasional Jeff J. Brown menilai, gejolak politik di Indonesia berpotensi dipicu ketegangan geopolitik global. Barat disebut tidak nyaman dengan kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang semakin mendekatkan Indonesia ke Rusia, Tiongkok, dan blok BRICS.

Indonesia, dengan populasi hampir 300 juta jiwa dan status sebagai kekuatan ekonomi ke-8 dunia dalam paritas daya beli, dipandang sebagai target strategis. Menurut Brown, sangat mungkin Indonesia dijadikan arena “perang proksi” melalui pola revolusi bernuansa Barat.

Fakta atau Propaganda?

Meski pemberitaan Sputnik menuai perhatian, publik tetap harus kritis. Sputnik sendiri dikenal sebagai media milik pemerintah Rusia yang kerap menyoroti kepentingan geopolitik Barat secara skeptis.

Dengan demikian, klaim dugaan keterlibatan Soros bisa jadi merupakan bagian dari narasi politik global. Hingga saat ini, pihak pemerintah Indonesia belum memberikan pernyataan resmi terkait dugaan adanya campur tangan asing dalam demonstrasi.

Yang jelas, isu ini menambah kompleksitas situasi politik dalam negeri sekaligus memperlihatkan betapa pentingnya posisi Indonesia dalam percaturan internasional