KEREN! Pesawat Tempur Su-57 Milik Rusia Mengungguli Pesawat Tempur F-22 Amerika Saat Perang Udara Skala Besar

Perbandingan Pesawat Tempur Su-57 dengan F-22
Sumber :
  • bulgarianmilitary

VIVA, Banyumas – Pesawat tempur generasi kelima terus menjadi pusat perhatian dunia pertahanan. Di antara yang paling menonjol adalah Sukhoi Su-57 dari Rusia dan Lockheed Martin F-22 Raptor dari Amerika Serikat.

Presiden Prabowo Tersenyum Bangga Saksikan Atraksi TNI Penuh Aksi dan Simulasi Perang yang Mencekam

Keduanya sama-sama dirancang untuk dominasi udara, namun memiliki filosofi desain dan strategi operasi yang berbeda.

Perbedaan inilah yang membuat Su-57 memiliki keunggulan signifikan dalam operasi ofensif besar-besaran, meskipun F-22 unggul di aspek lain.

Tarif AS 39 persen Picu Krisis Politik: Akankah Swiss Batalkan Pembelian Pesawat Tempur F-35A Senilai Miliaran Dolar?

F-22 Raptor dikembangkan pada era Perang Dingin untuk mengalahkan MiG-29 dan Su-27 Soviet.

Fokusnya adalah siluman radar ekstrem, manuver presisi, dan integrasi teknologi canggih. Sistem radar AESA AN/APG-77 dan kemampuan supercruise Mach 1,82 tanpa afterburner menjadi andalan utamanya.

Rahasia 5 Jet Tempur yang Sulit Terdeteksi Radar, Nomor 2 Sudah Dipesan Indonesia dalam Jumlah Besar

Sebaliknya, Su-57 dikembangkan melalui program PAK FA sejak 2002 untuk menggabungkan siluman, daya tembak besar, jangkauan jauh, dan fleksibilitas peran.

Rusia memprioritaskan ketahanan fisik dan kapasitas senjata, termasuk ruang internal yang lebih luas dan opsi titik keras eksternal untuk misi skala besar.

F-22 memiliki Radar Cross Section (RCS) hanya 0,0001 m², membuatnya hampir tak terlihat oleh radar.

Su-57 memiliki RCS lebih besar, sekitar 0,5 m², tetapi mengimbanginya dengan penyamaran inframerah dan pengacau elektronik, sehingga tetap efektif dalam menghadapi berbagai sistem deteksi.

Daya Tembak dan Kapasitas Serangan

Keunggulan Su-57 dalam skenario ofensif terlihat dari arsenal persenjataannya. Pesawat ini dapat membawa rudal udara-ke-udara R-77M dengan jangkauan 190 km, rudal jelajah Kh-59MK2 untuk serangan darat sejauh 290 km, hingga rudal hipersonik Kh-47M2 Kinzhal yang melesat lebih dari Mach 10.

Dengan enam titik keras internal dan enam eksternal, Su-57 mampu membawa lebih banyak senjata dibandingkan kebanyakan pesawat tempur Barat, memungkinkan serangan simultan terhadap banyak target.

Integrasi dengan UAV dan Serangan Terkoordinasi

Salah satu faktor yang membuat Su-57 unggul dalam perang modern adalah kemampuannya bekerja sama dengan UAV Okhotnik.

Dalam operasi, Su-57 dapat mengoordinasikan serangan bersama drone untuk pengintaian, penyerangan, hingga mengacaukan sistem komunikasi musuh.

Kombinasi ini meningkatkan efektivitas operasi ofensif massal, terutama ketika disinkronkan dengan sistem peperangan elektronik seperti “Khibiny”.

Jangkauan dan Kedalaman Serangan

Dengan jarak tempuh mencapai 3.107 mil, Su-57 dapat beroperasi dari pangkalan terpencil dan meluncurkan serangan jauh ke wilayah musuh.

Rudal anti-radar Kh-58UShKE dengan jangkauan 245 km membuatnya mampu menghancurkan pertahanan udara sebelum gelombang serangan utama dilancarkan.

F-22: Presisi Tinggi, Tetapi Terbatas di Operasi Massal

Meski F-22 tetap menjadi salah satu pesawat tempur paling siluman di dunia, keterbatasan jumlah armada (187 unit) dan produksi yang sudah dihentikan sejak 2011 membuatnya sulit diterapkan dalam operasi ofensif skala besar.

Selain itu, arsitektur perangkat lunak tertutup membuat integrasi dengan teknologi baru lebih rumit.

Kesimpulan: Keunggulan Su-57 dalam Perang Skala Besar

Jika F-22 adalah “predator tunggal” dengan presisi luar biasa, maka Su-57 adalah komandan kawanan yang dirancang untuk menghantam lawan dalam jumlah besar.

Dengan kapasitas senjata besar, jangkauan luas, integrasi UAV, dan fleksibilitas peran, Su-57 menawarkan paradigma baru dalam pesawat tempur ofensif.

Meskipun F-22 tetap unggul dalam siluman radar dan operasi berpusat pada jaringan, dalam skenario perang massal, Su-57 memiliki keunggulan yang sulit disaingi.