Canggih! Jepang Sambut Jet Tempur F-35B Pertama di Nyutabaru, Perkuat Armada Militer Udara di Asia-Pasifik
- theaviationist/@aeros808
VIVA, Banyumas – Kedatangan jet tempur generasi kelima F-35B Lightning II di Jepang menandai babak baru dalam penguatan pertahanan udara negeri Sakura.
Kehadiran pesawat tempur canggih ini tidak hanya menjadi simbol kemajuan teknologi militer Jepang, tetapi juga bagian dari strategi modernisasi pertahanan untuk menghadapi tantangan keamanan di kawasan Indo-Pasifik.
Dengan kemampuan Short Take Off Vertical Landing (STOVL), F-35B menawarkan fleksibilitas operasi yang sangat dibutuhkan dalam situasi perang modern, termasuk misi di wilayah dengan fasilitas landasan terbatas.
Momentum ini semakin menarik perhatian karena Jepang menjadi salah satu operator F-35 terbesar di dunia di luar Amerika Serikat.
Pengiriman F-35B pertama ini bukan hanya langkah logistik, tetapi juga sinyal strategis bahwa Jepang siap meningkatkan kapabilitas tempurnya secara signifikan.
Langkah ini juga menguatkan hubungan pertahanan antara Jepang dan sekutu utamanya, Amerika Serikat, yang menjadi mitra penting dalam pengadaan dan pelatihan pengoperasian jet tempur ini.
Japan Air Self Defense Force (JASDF) secara resmi mengumumkan kedatangan tiga jet tempur F-35B Lightning II STOVL pertama di Pangkalan Udara Nyutabaru pada 7 Agustus 2025.
Kementerian Pertahanan Jepang sebelumnya telah mengonfirmasi rencana kedatangan tersebut, yang didahului dengan transit di Pangkalan Bersama Pearl Harbor Hickam (JBPHH), Hawaii, pada 1 Agustus 2025.
Awalnya, empat unit F-35B dijadwalkan tiba bersamaan. Namun, salah satu pesawat harus tetap berada di Amerika Serikat dan akan dikirim pada kesempatan berikutnya.
Rencananya, empat F-35B tambahan akan tiba di Nyutabaru sebelum akhir Maret 2026.
Rencana Pengiriman dan Penundaan Jadwal
Kedatangan F-35B ini sebenarnya sempat mengalami penundaan. Pada Januari 2025, Kementerian Pertahanan Jepang mengumumkan bahwa pengiriman yang direncanakan untuk tahun fiskal 2024 (berakhir 31 Maret 2025) ditunda hingga tahun fiskal 2025.
Total delapan pesawat dijadwalkan akan dikirim pada periode tersebut, yang berakhir Maret 2026.
Kementerian Pertahanan Jepang menyadari adanya kekhawatiran masyarakat terkait kebisingan dari pendaratan vertikal F-35B.
Untuk itu, pada September 2025, pilot Amerika Serikat akan melakukan penerbangan demonstrasi di Nyutabaru.
“Melalui demonstrasi penerbangan, kami akan memberi penduduk setempat kesempatan untuk mengalami karakteristik kebisingan dari tangan pertama F-35B, dan kemudian MOD akan menjelaskan hasil peninjauannya kepada masyarakat setempat,” kata Kementerian Pertahanan dilansir dari theaviationist pada Jumat (8/8/2025).
Selain itu, sebuah fasilitas khusus untuk pendaratan vertikal F-35B sedang dibangun di pulau tak berpenghuni Mageshima, sekitar 160 km selatan Nyutabaru. Pembangunan ini diperkirakan rampung pada 2030.
Meski dioperasikan oleh JASDF, F-35B nantinya akan ditempatkan di kapal induk JS Izumo dan JS Kaga milik Angkatan Laut Jepang (Japan Maritime Self Defense Force/JMSDF).
Kedua kapal ini tengah menjalani modifikasi untuk mendukung operasi lepas landas dan pendaratan vertikal F-35B.
Saat ini, JASDF telah mengoperasikan sekitar 40 unit F-35A CTOL (Conventional Take Off and Landing) dengan rencana total armada 105 unit.
Dengan penambahan 42 F-35B, Jepang akan memiliki total 147 jet tempur F-35, menjadikannya operator terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat.