Presiden Prabowo Sindir Fenomena Sok Tahu: Banyak yang Ngaku Paling Pintar!

Presiden Prabowo saat berpidato di Kongres PSI 2025
Sumber :
  • instagram @prabowo

Viva, Banyumas - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, secara tegas menyoroti fenomena yang kian marak di masyarakat, yakni kecenderungan merasa "paling tahu" segalanya, terutama terkait isu politik dan pemerintahan.

Media Vietnam Sindir Malaysia: Skor Besar Tak Cukup, Harus Tumbangkan Indonesia!

Fenomena Sok Tahu yang Prabowo sampaikan dalam pidatonya pada penutupan Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 2025 di Surakarta, Jawa Tengah, Minggu malam (20/7/2025).

Menurut Prabowo, perilaku merasa paling pintar kini semakin menjamur, terutama di media sosial dan ruang digital. Banyak masyarakat yang dengan mudahnya mengomentari persoalan negara tanpa pemahaman mendalam dan tanpa landasan argumen yang kuat.

Wali Murid Eks Caleg Gagal Minta Maaf ke Guru Madin Usai Tuntut Rp 25 Juta Ngaku Trauma Usai Viral

"Karena sekarang ada fenomena, tidak hanya di Indonesia, saya keliling ke luar negeri juga mereka cerita hal yang sama: banyak orang merasa dirinya paling pintar," kata Presiden Prabowo dilansir dari laman Medsos PSI.

Ia bahkan mengaku kerap memantau konten-konten media sosial dan podcast yang membahas dirinya. Tak jarang, Prabowo merasa heran karena banyak orang yang seolah-olah tahu isi pikirannya lebih dari dirinya sendiri.

Rp 20,09 Miliar Digelontorkan, Menteri PKP Bangun Rusun untuk Hakim Sesuai Arahan Presiden Prabowo

“Mereka lebih tahu dari saya,” ujar Presiden sambil tersenyum. Salah satu contoh yang ia angkat adalah munculnya spekulasi publik mengenai hubungan dirinya dengan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.

Banyak yang menilai hubungan keduanya renggang, padahal kenyataannya mereka masih solid dan tetap bekerja sama dalam menjalankan roda pemerintahan. Selain itu, Prabowo juga menyinggung komentar netizen atas pujiannya terhadap gajah sebagai lambang baru PSI.

Menurutnya, banyak pihak langsung menarik kesimpulan tanpa memahami konteks yang sebenarnya. Kepala Negara menegaskan, dirinya tak menutup ruang diskusi. Namun, ia mengingatkan akan pentingnya etika dan kehati-hatian dalam menyampaikan pendapat, terutama di era digital saat hoaks, ujaran kebencian, dan berita bohong begitu mudah menyebar.

“Kita tidak boleh malas untuk komunikasi, untuk bicara,” pesannya. Lebih lanjut, Prabowo mengungkapkan bahwa dirinya dan Presiden Jokowi lebih memilih untuk terus bekerja nyata ketimbang sibuk dengan pernyataan-pernyataan publik yang justru memperkeruh suasana.

"Kadang-kadang, kita sebutin, orang-orang seperti saya dan Pak Jokowi ini memang maunya kerja. Kita tidak terlalu suka pidato-pidato," ujarnya.

Pernyataan Prabowo ini mendapat respons luas dari publik dan media, mengingat konteks sosial politik saat ini yang memang tengah hangat dengan beragam opini dan narasi di jagat maya.

Dengan gaya komunikasinya yang tegas namun santai, Prabowo kembali mengingatkan bahwa kemajuan bangsa tak bisa diraih hanya dengan debat dan kritik kosong, tetapi dengan kerja nyata dan kolaborasi