Jepang Pecahkan Rekor Dunia, Internet Tembus 1,92 Petabit per Detik!
- pexel @Markus Spiske
Viva, Banyumas - Jepang kembali mencatatkan prestasi gemilang di bidang teknologi komunikasi. Melalui tim riset nasional dari Institut Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (NICT), negara tersebut berhasil mencetak rekor dunia terbaru kecepatan internet, yakni 1,92 petabit per detik atau setara dengan 1.020.000 gigabit per detik (Gbps).
Rekor kecepatan internet di Jepang yang capai 1,92 Petabit per detik ini diumumkan secara resmi pada akhir Mei 2025 oleh NICT dan menandai lompatan besar dalam pengembangan teknologi serat optik generasi terbaru. Kecepatan tersebut dicapai dalam uji transmisi sejauh 1.808 kilometer, yang setara dengan jarak dari Sapporo ke Fukuoka di Jepang atau hampir dua kali lipat jarak Anyer ke Panarukan di Indonesia.
Lewati Rekor Sebelumnya Dikutip dari Reuters, Pencapaian ini sekaligus memecahkan rekor yang sebelumnya juga dipegang oleh Jepang pada tahun 2023. Keberhasilan ini dicapai melalui kolaborasi dengan mitra industri, termasuk Sumitomo Electric Industries, yang berkontribusi dalam pengembangan kabel serat optik canggih.
Serat optik yang digunakan kali ini merupakan kabel standar 19-inti yang telah ditingkatkan kemampuannya. Dengan teknologi ini, data dapat dikirimkan dengan kecepatan luar biasa tinggi tanpa mengalami penurunan kualitas sinyal meski pada jarak sangat jauh.
Manfaat untuk Masa Depan Digital Pencapaian ini membuka jalan bagi berbagai inovasi di bidang telekomunikasi, data center, cloud computing, hingga pengembangan jaringan 6G di masa depan. Dengan kecepatan hampir 2 juta Gbps, proses pengunduhan dan pengiriman data dalam skala besar akan menjadi sangat efisien dan hemat energi.
Menurut NICT, teknologi ini juga dirancang agar tetap kompatibel dengan infrastruktur jaringan serat optik yang ada saat ini, menjadikannya solusi praktis untuk adopsi global di masa mendatang.
Potensi Pengaruh Global Keberhasilan Jepang ini tidak hanya akan berdampak pada sektor teknologi dalam negeri, tetapi juga diprediksi mendorong transformasi digital global, terutama dalam pengembangan internet ultra-cepat, metaverse, hingga kecerdasan buatan (AI) yang membutuhkan bandwidth sangat besar.