KFC Indonesia Jual Rp 54 Miliar Saham ke SFN Perusahan Keluarga Haji Isam, Ini Dampaknya ke Bisnis Ayam!
- pexel @maxed. RAW
Viva, Banyumas - PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), emiten pengelola restoran cepat saji KFC di Indonesia, resmi menjual 15 persen sahamnya di PT Jagonya Ayam Indonesia (JAI) kepada PT Shankara Fortuna Nusantara (SFN) yang merupakan perusahaan milik keluarga haji isam.
Transaksi ini bernilai Rp 54,44 miliar dan diselesaikan pada 30 Juni 2025. Langkah KFC Indonesia yang menjual sahamnya ke perusahaan haji Isam seharga Rp 54miliar atau 15 persen ini adala diumumkan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia dan menjadi sorotan lantaran SFN merupakan perusahaan baru yang didirikan pada 13 Desember 2024 dan bergerak di sektor perdagangan besar daging ayam serta produk olahannya.
Dilansir dari laman Voktis.id, Dalam struktur kepemilikan SFN, nama-nama besar mencuat. Di antaranya, Liana Saputri—putri sulung dari pengusaha batu bara nasional, Haji Isam (Andi Syamsuddin Arsyad).
Liana menggenggam 45 persen saham SFN dan menjabat sebagai komisaris. Suaminya, Putra Rizky Bustaman, memegang 45 persen saham lainnya. Sementara 10 persen sisanya dimiliki oleh Bani Adityasuny Ismiarso.
Meskipun melepas sebagian sahamnya, FAST pemilik KFC Indonesia tetap menjadi pemegang saham pengendali JAI dengan porsi 55 persen.
Hal ini memungkinkan FAST untuk tetap memiliki kendali strategis atas aktivitas JAI yang menjalankan bisnis peternakan ayam terintegrasi, dari hulu hingga hilir—termasuk pabrik pakan, penetasan ayam, pembesaran, pemotongan, hingga pengolahan daging ayam.
Penjualan saham ini disebut dapat mendongkrak efisiensi dan daya saing FAST, terutama dalam hal pasokan bahan baku ayam yang selama ini menjadi komponen utama bisnis KFC di Indonesia.
Dengan pelibatan SFN, manajemen berharap tercipta sinergi baru yang memperkuat rantai distribusi dan meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Selain itu, transaksi ini membuka peluang investasi strategis dan kolaborasi antar grup usaha.
SFN yang masih tergolong baru dinilai memiliki kekuatan finansial dan jaringan luas berkat afiliasinya dengan Jhonlin Group, yang dikenal bergerak di berbagai sektor usaha besar di Indonesia.
Dengan aksi korporasi ini, FAST menegaskan upaya memperkuat struktur bisnisnya di tengah tantangan industri makanan cepat saji yang makin kompetitif. Selain efisiensi biaya, kolaborasi ini juga diharapkan mampu mempercepat ekspansi JAI di sektor peternakan ayam nasional