Ruwat Bumi Banjarnegara, Desa Masaran Arak 15 Gunungan Hasil Bumi
- Instagram @kabupatenbanjarnegara
Viva, Banyumas - Tradisi Ruwat Bumi di Kabupaten Banjarnegara kembali digelar dengan penuh kemeriahan.
Kali ini, Desa Masaran, Kecamatan Bawang, menjadi pusat perhatian setelah menggelar kirab 15 gunungan hasil bumi yang melibatkan ratusan warga dari 15 RT di wilayah tersebut, Sabtu (27/6/2025).
Kirab gunungan ini menjadi simbol rasa syukur masyarakat atas hasil bumi yang melimpah serta wujud doa agar desa selalu diberikan keselamatan dan kesejahteraan. Gunungan-gunungan tersebut berisi beragam hasil bumi seperti sayur-mayur, buah-buahan, dan hasil panen lainnya.
Prosesi kirab dimulai dari wilayah masing-masing RT dan berkumpul di titik akhir, yaitu Lapangan Ki Ageng Wanakusuma. Sepanjang jalan, warga berbondong-bondong menyaksikan arak-arakan sambil membawa doa dan harapan.
Selain kirab, tradisi Ruwat Bumi Desa Masaran juga dimeriahkan dengan pagelaran wayang ruwat yang menghadirkan dalang lokal, Sutego Gondo, yang juga merupakan warga Masaran.
Wayang ruwat dipercaya sebagai salah satu bentuk tolak bala atau penolak musibah serta sebagai bagian dari pelestarian budaya Jawa. Rangkaian acara tidak berhenti sampai di situ.
Pada malam harinya, kegiatan dilanjutkan dengan pembagian santunan kepada anak-anak yatim di desa tersebut. Acara kemudian ditutup dengan pengajian akbar yang melibatkan Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Banjarnegara.
Kepala Desa Masaran menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada seluruh warga yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Ia berharap tradisi Ruwat Bumi ini terus dilestarikan sebagai bentuk menjaga budaya leluhur sekaligus meningkatkan rasa kebersamaan antarwarga.
“Tradisi ini bukan hanya seremonial, tapi juga sebagai bentuk syukur kepada Tuhan atas rezeki hasil bumi yang kami dapatkan. Semoga tahun depan lebih meriah lagi,” ujarnya yang dikutip dari akun Instagram Kabupaten Banjarnegara.
Ruwat Bumi di Banjarnegara, khususnya di Desa Masaran, menjadi bukti nyata bahwa tradisi dan budaya lokal masih sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat.
Acara ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin melihat langsung tradisi unik masyarakat Jawa