Bukan Sekadar Tawuran, Ini Peran Admin Medsos Geng Motor yang Ditangkap Polsek Cilacap Tengah
- freepik/rawpixel.com
VIVA, Banyumas – Aksi tawuran yang sempat menghebohkan media sosial akhirnya mendapat tindakan tegas dari Polsek Cilacap Tengah.
Puluhan remaja yang terlibat dalam perkelahian di Jalan DI Panjaitan, Cilacap, berhasil diamankan.
Tak hanya itu, admin media sosial geng motor yang diduga memprovokasi aksi ini juga turut ditangkap.
Pembinaan terhadap para pelaku berlangsung pada Senin (10/3/2025) di Aula Polsek Cilacap Tengah, Jalan MT Haryono.
Kapolsek Cilacap Tengah, AKP Agus Triyadi, menegaskan bahwa mayoritas pelaku masih berstatus pelajar dan membutuhkan pengawasan ketat dari keluarga serta sekolah.
"Kami telah mengamankan 23 remaja dari Kecamatan Cilacap Tengah dan Cilacap Selatan yang terlibat dalam tawuran ini. Selain itu, admin media sosial yang menjadi provokator aksi juga telah kami tangkap," kata AKP Agus Triyadi.
Dalam sesi pembinaan tersebut, hadir pula Kasi Trantib Kecamatan Cilacap Tengah, M. Nizar Putra Pratama, lurah, perwakilan guru dari beberapa sekolah, serta para orang tua pelaku.
Kepolisian memutar rekaman video tawuran yang viral sebagai bentuk peringatan keras bagi para remaja agar tidak mengulangi perbuatannya.
Aparat kepolisian menegaskan bahwa kesempatan ini adalah peringatan terakhir bagi para pelaku.
Jika mereka kembali terlibat dalam aksi serupa, maka konsekuensi hukum akan diberlakukan tanpa toleransi.
Kasi Trantib Kecamatan Cilacap Tengah, M. Nizar Putra Pratama, menekankan pentingnya pengawasan dari orang tua terhadap anak-anak mereka.
"Kita harus lebih aktif dalam mengawasi anak-anak, baik dalam pergaulan maupun penggunaan media sosial," ujarnya.
Sementara itu, Kanit Reserse Polsek Cilacap Tengah, Ipda Kokok Kurnianto, memberikan penyuluhan mengenai dampak hukum tawuran dan pentingnya menggunakan media sosial secara bijak.
Menurutnya, media sosial kini menjadi salah satu faktor utama yang memicu aksi kekerasan di kalangan remaja.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban, seluruh remaja yang terlibat diwajibkan menandatangani surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya.
Momen paling emosional terjadi di akhir acara ketika para pelaku tawuran diminta untuk meminta maaf kepada orang tua mereka dengan cara sungkem.
Tangis haru pun pecah di antara mereka, menciptakan kesadaran mendalam atas tindakan yang telah mereka lakukan