Niat Haji Lewat Jalur Tikus, Warga Pamekasan Tewas di Gurun Makkah Padahal Bayar 210 Juta, Kok Bisa?

Warga Pamekasan tewas saat nekat berhaji lewat gurun Makkah
Sumber :
  • pexel @sultan

Viva, Banyumas - Niat haji yang kuat membuat seorang warga Pamekasan bernama SM, asal Desa Blumbungan, Kecamatan Larangan, mengambil keputusan ekstrem. Ia memilih jalur tikus untuk menunaikan ibadah ke Tanah Suci bersama dua rekannya. Mereka mencoba masuk ke Makkah lewat gurun pasir menggunakan taksi gelap, demi bisa menjalankan rukun Islam kelima meski tanpa jalur resmi.

Gara Gara Komentar di Live TikTok, Pria Banyuwangi Tewas Ditikam

Perjalanan berisiko tersebut berakhir tragis. SM, yang diketahui telah membayar Rp210 juta kepada travel umrah ilegal, tewas di gurun Makkah karena dehidrasi parah akibat suhu ekstrem. Sementara dua rekannya selamat namun dalam kondisi kritis dan kini masih menjalani perawatan medis. Kejadian ini menggambarkan betapa berbahayanya menempuh jalur tikus untuk memenuhi niat haji.

Kematian warga Pamekasan ini mengejutkan keluarga besar yang kini menuntut pertanggungjawaban dari pihak travel. Mereka berharap sisa dana dari total Rp210 juta yang telah dibayarkan bisa dikembalikan. Insiden ini menjadi pengingat pahit bahwa niat haji seharusnya tidak dijalankan lewat cara yang melanggar aturan, apalagi melintasi gurun Makkah yang mematikan.

Dipaksa Bayar Rp 4 Ribu, Warga Cilacap Protes Juru Parkir Nakal di Kroya!

Dikutip dari laman Viva, Menurut kerabat korban, Junaidi, SM berangkat ke Arab Saudi pada 25 April 2025 menggunakan visa ziarah, bukan visa haji.

Ia berangkat bersama seorang anggota keluarga dengan iming-iming dari sebuah agen travel umrah di Sampang, Madura, bahwa bisa menunaikan ibadah haji tahun ini meski hanya bermodal visa ziarah.

Tergelincir ke Palka Berisi Solar, ABK Asal Tegal Tewas Tragis di Kapal

Untuk itu, korban membayar Rp210 juta kepada agen travel tersebut. Sayangnya, niat tulus menunaikan rukun Islam kelima itu berakhir tragis.

Dalam upaya memaksa masuk ke wilayah suci Makkah, SM dilaporkan mengalami dehidrasi berat akibat suhu panas ekstrem di gurun pasir.

Tubuhnya tak mampu bertahan, dan ia meninggal dunia sebelum sempat menjalankan ibadah haji.

Sementara dua rekannya berhasil selamat namun kini masih menjalani perawatan medis karena kondisi fisik mereka melemah.

Keluarga SM di Pamekasan sangat terpukul dengan peristiwa ini. Mereka berharap pihak travel bertanggung jawab secara moral dan finansial.

Junaidi menyebut, dari total biaya Rp210 juta, keluarga menuntut agar sisa dana yang belum terpakai dapat dikembalikan.

Pihak keluarga juga sempat ingin memulangkan jenazah ke tanah air. Namun karena biaya pemulangan jenazah mencapai 12 ribu riyal atau sekitar Rp50 juta, mereka akhirnya memutuskan agar SM dimakamkan di Makkah.

Saat ini, proses pengurusan jenazah sedang ditangani oleh KJRI dan otoritas setempat. Kisah SM menjadi peringatan keras akan bahaya menggunakan jalur ilegal untuk berhaji.

Pemerintah diimbau memperketat pengawasan dan memberikan edukasi agar warga tidak lagi menjadi korban iming-iming haji instan yang menyesatkan dan berisiko tinggi