TERUNGKAP! 4 Weton Ini Punya Aura Mistis yang Bikin Makhluk Gaib Tak Berani Mendekat, Nomor 3 Bikin Merinding!
- freepik/freepik
VIVA, Banyumas – Weton, dalam tradisi Jawa kuno, bukan sekadar perhitungan hari lahir. Ia dipercaya sebagai penanda energi spiritual yang menyelimuti seseorang sejak lahir.
Dalam banyak kisah mistis dan spiritual, ada beberapa weton yang disebut-sebut sangat disegani oleh makhluk gaib.
Bukan karena seram, melainkan karena aura pemilik weton ini yang begitu kuat, damai, dan terang hingga makhluk dari dimensi lain pun memilih untuk menjaga jarak.
Fenomena ini bukan isapan jempol semata, banyak pengalaman nyata yang diceritakan oleh para spiritualis, seperti yang diulas dalam channel YouTube Nguri Jawen, yang secara konsisten membahas spiritualitas Jawa secara logis dan penuh hati.
1. Rabu Kliwon
Orang dengan weton ini dikenal memiliki kepekaan spiritual tinggi. Mereka bukan hanya peka terhadap kehadiran makhluk halus, tapi juga mampu menetralkan energi negatif di sekitarnya.
Dalam budaya kejawen, Rabu Kliwon sering disebut sebagai "gerbang spiritual" karena auranya yang mampu menembus batas antara alam nyata dan gaib.
2. Jumat Legi
Jumat Legi dipercaya membawa aura suci dan terang benderang, membuat makhluk halus merasa enggan untuk mendekat.
Mereka memiliki ketenangan batin dan karisma spiritual yang sangat kuat.
Tidak jarang, sosok dengan weton ini menjadi panutan dalam masyarakat dan dipercaya sebagai penyejuk lingkungan.
3. Senin Wage
Weton ini sering diasosiasikan dengan firasat kuat dan intuisi yang tajam. Mereka kerap menerima pesan melalui mimpi atau getaran hati.
Sensitivitas yang tinggi ini membuat makhluk halus menghormati mereka sebagai “jembatan” antara dua alam, bukan sekadar manusia biasa.
4. Kamis Pon
Mereka yang lahir di Kamis Pon dikenal sebagai peredam konflik baik di dunia nyata maupun alam gaib.
Keberadaannya menenangkan dan penuh keseimbangan. Tak jarang mereka diundang dalam ritual pembersihan atau tirakat untuk menstabilkan energi.
Disclaimer: Weton adalah bagian dari budaya dan tradisi Jawa. Kepercayaan ini diwariskan turun-temurun dan tidak dimaksudkan sebagai kebenaran mutlak