Mahfud Bongkar Kasus MBG: Cucu Ponakan Dirawat 4 Hari Karena Keracunan
- instagram @mohmahfudmd
Mahfud MD ungkap cucu ponakannya keracunan makanan MBG. Delapan siswa muntah-muntah, satu anak dirawat empat hari. Mahfud desak evaluasi program MBG
Viva, Banyumas - Kasus keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali mencuat ke publik setelah Menko Polhukam periode 2019–2024, Mahfud MD, mengungkap bahwa cucu ponakannya turut menjadi korban.
Peristiwa ini terjadi ketika delapan siswa dalam satu kelas mendadak mengalami gejala keracunan usai menyantap menu makan siang MBG di sekolah.
“Cucu ponakan ya. Saya punya ponakan, ponakan saya punya anak namanya Iksan. Makan siang gratis, lalu satu kelas itu delapan orang langsung muntah-muntah,” jelas Mahfud dikutip dari akun Instagram @pembasmi.kehaluan.reall.
Kejadian ini menimbulkan kepanikan di lingkungan sekolah. Pihak sekolah segera membawa kedelapan siswa, termasuk cucu ponakan Mahfud, ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.
Meski sebagian siswa akhirnya diperbolehkan pulang setelah kondisi membaik, satu cucu ponakan Mahfud harus menjalani perawatan intensif selama empat hari.
“Yang satu ini harus dirawat empat hari. Mereka bersaudara, beda kelas, tetapi di sekolah yang sama,” lanjut Mahfud. Pernyataan Mahfud ini sekaligus menjadi kritik terhadap tata kelola program MBG yang dianggap masih perlu evaluasi menyeluruh.
Ia mengingatkan bahwa meski data menunjukkan kasus keracunan hanya mencakup 0,0017% dari total peserta program, persoalan ini tidak bisa dianggap sepele karena menyangkut kesehatan bahkan nyawa anak-anak.
“Betul itu hanya 0,0017%, kata presiden, kecil sekali memang. Tetapi, kan juga jutaan pesawat terbang di dunia ini lalu lalang setiap hari, kecelakaan satu saja tidak sampai 0,001%, orang ribut. Karena itu menyangkut nyawa, menyangkut kesehatan,” tegasnya.
Kasus ini menimbulkan keprihatinan masyarakat luas. Program MBG sejatinya diluncurkan untuk meningkatkan gizi anak sekolah dan mendukung tumbuh kembang generasi muda.
Namun, insiden keracunan justru berpotensi menggerus kepercayaan publik bila tidak segera ditangani dengan serius.
Pakar kesehatan masyarakat menilai bahwa keamanan pangan dalam program massal seperti MBG harus mendapat prioritas utama. Mulai dari pemilihan bahan baku, proses distribusi, hingga pengawasan di tingkat sekolah, semuanya harus memenuhi standar higienis dan gizi seimbang.
Mahfud pun mendesak pemerintah agar melakukan penelitian mendalam terkait kasus-kasus keracunan MBG yang terjadi di berbagai daerah.
“Jangan dianggap remeh. Harus ada evaluasi tata kelola dari hulu ke hilir,” tegasnya. Masyarakat kini menanti langkah konkret pemerintah dalam merespons desakan tersebut.
Apakah evaluasi menyeluruh akan dilakukan, ataukah insiden keracunan ini kembali hanya menjadi catatan kecil dalam program besar MB