Negara-Negara yang Berhasil dengan Proyek Naturalisasi Pemain Sepak Bola

Qatar yang sukses menjadi tuan rumah piala dunai 2022
Sumber :
  • Pixabay

VIVA, Banyumas – Akhir-akhir ini dunia sepak bola Asia dihebohkan oleh kasus naturalisasi Malaysia yang berujung sanksi dari FIFA karena penggunaan dokumen bermasalah. Kasus ini menjadi pengingat bahwa proyek naturalisasi bisa berbuah manis, tetapi juga bisa menjadi bumerang jika tidak dikelola dengan baik. Meski Malaysia tengah dirundung masalah, sejumlah negara lain justru berhasil memanfaatkan naturalisasi untuk meraih prestasi bersejarah di panggung internasional.

1. Qatar: Proyek Jangka Panjang Menuju Juara Asia

Qatar dikenal sebagai salah satu negara dengan program naturalisasi paling terstruktur di dunia. Melalui Aspire Academy, mereka merekrut pemain muda berbakat dari Afrika dan Amerika Selatan, lalu membina mereka sejak usia belia. Hasilnya terbukti saat Qatar menjuarai Piala Asia 2019, dengan skuad berisi campuran pemain lokal dan naturalisasi.

Naturalisasi di Qatar tidak hanya sukses di level timnas, tetapi juga membantu mereka bersaing di Piala Dunia 2022 sebagai tuan rumah.

2. Algeria: Perpaduan Diaspora dan Lokal

Algeria menjadi contoh negara yang sukses memanfaatkan regulasi FIFA terkait pemain berdarah campuran. Banyak pemain keturunan Aljazair yang lahir dan besar di Prancis akhirnya memilih membela tanah leluhur mereka.

Puncaknya terjadi pada Piala Dunia 2014, ketika Algeria lolos ke babak 16 besar untuk pertama kalinya, diperkuat oleh pemain diaspora seperti Riyad Mahrez, Sofiane Feghouli, dan Islam Slimani. Naturalisasi berbasis garis keturunan ini mendapat dukungan penuh dari publik.

3. Maroko: Kekuatan di Piala Dunia 2022

Maroko mencetak sejarah sebagai tim Afrika pertama yang mencapai semifinal Piala Dunia 2022. Kesuksesan ini tidak lepas dari proyek naturalisasi pemain keturunan. Lebih dari separuh skuad Maroko saat itu lahir di luar negeri, terutama di Eropa (Belanda, Spanyol, Prancis, Belgia).

Federasi sepak bola Maroko berhasil merangkul diaspora tanpa konflik identitas, menjadikan timnas sebagai simbol kebanggaan global bagi warga keturunan Maroko.

4. Tiongkok (Kasus Parsial yang Berhasil)

Meski banyak menuai kritik, Tiongkok juga mencatat keberhasilan parsial dengan naturalisasi. Pemain seperti Elkeson (Ai Kesen), yang tidak memiliki darah Tionghoa, mampu memberikan kontribusi besar di lini depan. Ia menjadi pemain asing pertama yang dinaturalisasi tanpa ikatan etnis dan langsung menyumbang gol dalam Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Walau proyek besar Tiongkok belum sepenuhnya berhasil, kasus Elkeson menunjukkan bahwa naturalisasi bisa membawa dampak positif bila dilakukan selektif.

5. Indonesia: Harapan Baru Lewat Pemain Diaspora

Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mulai memetik hasil dari proyek naturalisasi. Pemain keturunan seperti Jordi Amat, Sandy Walsh, Ivar Jenner, dan Rafael Struick kini memperkuat tim Garuda.

Kehadiran mereka langsung meningkatkan kualitas skuad dan membantu Indonesia tampil kompetitif di Piala Asia 2023, bahkan lolos ke babak 16 besar untuk pertama kalinya. Proyek ini menjadi bukti bahwa naturalisasi bisa sukses bila difokuskan pada pemain diaspora yang masih muda dan berkomitmen.

Naturalisasi pada dasarnya adalah strategi. Bila dilakukan asal-asalan, bisa berakhir skandal dan sanksi. Tetapi bila dirancang dengan visi jangka panjang, seperti Qatar, Algeria, dan Maroko, proyek ini justru menjadi kunci prestasi bersejarah.

Bagi negara-negara berkembang, pengalaman ini bisa menjadi cermin bahwa naturalisasi bukan sekadar mencari jalan pintas, melainkan membangun masa depan sepak bola yang lebih kuat.