Disebut Kasir Negara, Menkeu Purbaya Yudhi Tantang Rocky Gerung: Jika Ekonomi Tumbuh 6 Persen, Minta Maaf!
- instagram @menkeuri
Menkeu Purbaya Yudhi menanggapi kritik Rocky Gerung dengan menantangnya meminta maaf bila ekonomi Indonesia tumbuh 6 persen. Ia menegaskan peran strategis Menkeu bukan sekadar kasir
Viva, Banyumas - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi memberikan respons menohok terhadap kritik yang dilontarkan pengamat politik Rocky Gerung.
Dalam sebuah media briefing di Kemenkeu, Purbaya menegaskan bahwa kritik tidak menjadi persoalan baginya, namun ia meminta Rocky untuk siap meminta maaf bila target pertumbuhan ekonomi Indonesia benar-benar bisa mencapai 6 persen.
“Nanti gini, dengan berjalannya waktu, kalau saya bisa balikin ekonomi dari 5 ke 6 persen atau lebih lagi, Rocky Gerung harus minta maaf ke saya,” ucap Purbaya di kantornya beberapa waktu lalu di Kemenkeu RI kepada awak media.
Pernyataan tersebut menanggapi kritik Rocky yang menyebut jabatan Menkeu hanya sebatas "kasir negara" sehingga tidak berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi.
Menurut Rocky, mesin pertumbuhan sesungguhnya berada di kementerian teknis, seperti Perdagangan, Perindustrian, dan Pertanian.
Meski begitu, Purbaya menilai kritik adalah bagian dari kontrol publik. Ia mengaku tidak tersinggung, justru menjadikan kritik sebagai motivasi untuk bekerja lebih keras.
“Itu kan semacam kontrol juga buat saya. Jangan terlena, saya kesini bukan untuk tidur. Kritik positif itu bisa jadi dorongan,” tegasnya.
Lebih jauh, Purbaya membantah pernyataan Rocky bahwa peran Menkeu terbatas.
Ia mencontohkan kebijakan strategis dengan memindahkan Rp200 triliun dana pemerintah dari Bank Indonesia (BI) ke lima bank milik negara untuk memperkuat likuiditas dan menggerakkan roda perekonomian.
“Katanya saya cuma juru bayar, nggak betul. Saya bisa masuk sana sekarang. Itu mesti dia koreksi nanti,” ujarnya.
Menurut Purbaya, kebijakan fiskal dan moneter saling berkaitan. Langkah yang diambil Kementerian Keuangan tidak hanya sebatas administrasi, melainkan mampu mendorong aktivitas ekonomi riil melalui penempatan dana.
Dengan strategi tersebut, pemerintah berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat beranjak dari level 5 persen menuju 6 persen atau lebih.
Rocky Gerung sendiri sebelumnya mengkritik penggunaan teori monetaris ala Milton Friedman dalam kebijakan Purbaya. Ia menilai fokus perbaikan seharusnya ada di sektor fiskal, bukan moneter.
Kritik itu memunculkan perdebatan publik mengenai peran dan efektivitas kebijakan fiskal pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Kini publik menanti, apakah tantangan Purbaya akan terbukti.
Bila pertumbuhan ekonomi Indonesia benar-benar menembus 6 persen, bukan tidak mungkin Rocky Gerung harus menepati janjinya untuk meminta maaf
Menkeu Purbaya Yudhi menanggapi kritik Rocky Gerung dengan menantangnya meminta maaf bila ekonomi Indonesia tumbuh 6 persen. Ia menegaskan peran strategis Menkeu bukan sekadar kasir
Viva, Banyumas - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi memberikan respons menohok terhadap kritik yang dilontarkan pengamat politik Rocky Gerung.
Dalam sebuah media briefing di Kemenkeu, Purbaya menegaskan bahwa kritik tidak menjadi persoalan baginya, namun ia meminta Rocky untuk siap meminta maaf bila target pertumbuhan ekonomi Indonesia benar-benar bisa mencapai 6 persen.
“Nanti gini, dengan berjalannya waktu, kalau saya bisa balikin ekonomi dari 5 ke 6 persen atau lebih lagi, Rocky Gerung harus minta maaf ke saya,” ucap Purbaya di kantornya beberapa waktu lalu di Kemenkeu RI kepada awak media.
Pernyataan tersebut menanggapi kritik Rocky yang menyebut jabatan Menkeu hanya sebatas "kasir negara" sehingga tidak berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi.
Menurut Rocky, mesin pertumbuhan sesungguhnya berada di kementerian teknis, seperti Perdagangan, Perindustrian, dan Pertanian.
Meski begitu, Purbaya menilai kritik adalah bagian dari kontrol publik. Ia mengaku tidak tersinggung, justru menjadikan kritik sebagai motivasi untuk bekerja lebih keras.
“Itu kan semacam kontrol juga buat saya. Jangan terlena, saya kesini bukan untuk tidur. Kritik positif itu bisa jadi dorongan,” tegasnya.
Lebih jauh, Purbaya membantah pernyataan Rocky bahwa peran Menkeu terbatas.
Ia mencontohkan kebijakan strategis dengan memindahkan Rp200 triliun dana pemerintah dari Bank Indonesia (BI) ke lima bank milik negara untuk memperkuat likuiditas dan menggerakkan roda perekonomian.
“Katanya saya cuma juru bayar, nggak betul. Saya bisa masuk sana sekarang. Itu mesti dia koreksi nanti,” ujarnya.
Menurut Purbaya, kebijakan fiskal dan moneter saling berkaitan. Langkah yang diambil Kementerian Keuangan tidak hanya sebatas administrasi, melainkan mampu mendorong aktivitas ekonomi riil melalui penempatan dana.
Dengan strategi tersebut, pemerintah berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat beranjak dari level 5 persen menuju 6 persen atau lebih.
Rocky Gerung sendiri sebelumnya mengkritik penggunaan teori monetaris ala Milton Friedman dalam kebijakan Purbaya. Ia menilai fokus perbaikan seharusnya ada di sektor fiskal, bukan moneter.
Kritik itu memunculkan perdebatan publik mengenai peran dan efektivitas kebijakan fiskal pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Kini publik menanti, apakah tantangan Purbaya akan terbukti.
Bila pertumbuhan ekonomi Indonesia benar-benar menembus 6 persen, bukan tidak mungkin Rocky Gerung harus menepati janjinya untuk meminta maaf