Misteri Pencemaran Bengawan Solo: Warna Air Coklat Kehitaman Warga Resah Ancam Pertanian dan Air Bersih

Air Bengawan Solo berubah hitam pekat
Sumber :
  • Tiktok @infobengawansolo.bg

Bengawan Solo di Bojonegoro berubah coklat kehitaman sejak 16 September. Diduga tercemar limbah, warga resah karena sungai ini jadi sumber air bersih dan irigasi utama

Viva, Banyumas - Warga Bojonegoro tengah dibuat resah dengan perubahan drastis kondisi air Sungai Bengawan Solo. Dalam beberapa hari terakhir, tepatnya sejak 16 September 2025, air sungai terbesar di Jawa tersebut berubah warna menjadi coklat kehitaman.

Kondisi ini memunculkan dugaan kuat adanya pencemaran limbah industri yang mengalir ke sungai. Bengawan Solo merupakan sumber kehidupan utama bagi masyarakat Bojonegoro. Airnya tidak hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga, tetapi juga menjadi tumpuan irigasi pertanian.

Perubahan warna air yang begitu mencolok otomatis menimbulkan kekhawatiran besar, mengingat potensi dampaknya terhadap kesehatan dan produktivitas pertanian.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui sistem pemantauan kualitas air di Bojonegoro mencatat adanya indikasi kuat pencemaran. Meski begitu, pihak KLHK menegaskan bahwa hasil uji laboratorium resmi masih ditunggu guna memastikan jenis dan tingkat pencemaran.

“Indikasi pencemaran memang terlihat dari perubahan parameter kualitas air. Namun hasil laboratorium resmi tetap menjadi acuan utama sebelum tindakan hukum atau teknis diambil,” jelas salah satu pejabat KLHK wilayah Jawa Timur dilansir dari tvonenews.

Menyikapi kondisi ini, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bojonegoro bergerak cepat dengan menambahkan zat penangkal dalam proses pengolahan air.

Langkah tersebut dilakukan agar air tetap aman digunakan oleh masyarakat, meski pihak PDAM juga mengimbau warga untuk lebih berhati-hati dalam mengonsumsi air minum langsung dari sungai. Warga sekitar pun angkat suara.

“Biasanya air Bengawan Solo warnanya agak keruh, tapi ini benar-benar hitam pekat. Kami jadi takut untuk mandi atau mencuci,” ujar Suyanto, warga Kecamatan Trucuk.

Keresahan warga semakin besar karena pencemaran seperti ini bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, beberapa kali kasus serupa pernah mencuat, meski penyebab pastinya tidak selalu terungkap secara transparan.

Pengamat lingkungan menilai, kasus pencemaran Bengawan Solo harus menjadi peringatan serius bagi pemerintah daerah dan pusat. Sungai ini membentang melewati banyak kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sehingga dampak pencemaran dapat meluas ke berbagai sektor, mulai dari pertanian hingga kesehatan masyarakat.

Jika terbukti berasal dari limbah industri, maka langkah penegakan hukum tegas harus dilakukan. Pemerintah juga didesak memperketat pengawasan terhadap perusahaan di sekitar aliran sungai.

Dengan kondisi air yang semakin memburuk, masyarakat Bojonegoro hanya bisa menunggu hasil uji laboratorium resmi sambil berharap adanya solusi cepat agar Bengawan Solo kembali menjadi sumber kehidupan yang aman dan layak

Bengawan Solo di Bojonegoro berubah coklat kehitaman sejak 16 September. Diduga tercemar limbah, warga resah karena sungai ini jadi sumber air bersih dan irigasi utama

Viva, Banyumas - Warga Bojonegoro tengah dibuat resah dengan perubahan drastis kondisi air Sungai Bengawan Solo. Dalam beberapa hari terakhir, tepatnya sejak 16 September 2025, air sungai terbesar di Jawa tersebut berubah warna menjadi coklat kehitaman.

Kondisi ini memunculkan dugaan kuat adanya pencemaran limbah industri yang mengalir ke sungai. Bengawan Solo merupakan sumber kehidupan utama bagi masyarakat Bojonegoro. Airnya tidak hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga, tetapi juga menjadi tumpuan irigasi pertanian.

Perubahan warna air yang begitu mencolok otomatis menimbulkan kekhawatiran besar, mengingat potensi dampaknya terhadap kesehatan dan produktivitas pertanian.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui sistem pemantauan kualitas air di Bojonegoro mencatat adanya indikasi kuat pencemaran. Meski begitu, pihak KLHK menegaskan bahwa hasil uji laboratorium resmi masih ditunggu guna memastikan jenis dan tingkat pencemaran.

“Indikasi pencemaran memang terlihat dari perubahan parameter kualitas air. Namun hasil laboratorium resmi tetap menjadi acuan utama sebelum tindakan hukum atau teknis diambil,” jelas salah satu pejabat KLHK wilayah Jawa Timur dilansir dari tvonenews.

Menyikapi kondisi ini, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bojonegoro bergerak cepat dengan menambahkan zat penangkal dalam proses pengolahan air.

Langkah tersebut dilakukan agar air tetap aman digunakan oleh masyarakat, meski pihak PDAM juga mengimbau warga untuk lebih berhati-hati dalam mengonsumsi air minum langsung dari sungai. Warga sekitar pun angkat suara.

“Biasanya air Bengawan Solo warnanya agak keruh, tapi ini benar-benar hitam pekat. Kami jadi takut untuk mandi atau mencuci,” ujar Suyanto, warga Kecamatan Trucuk.

Keresahan warga semakin besar karena pencemaran seperti ini bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, beberapa kali kasus serupa pernah mencuat, meski penyebab pastinya tidak selalu terungkap secara transparan.

Pengamat lingkungan menilai, kasus pencemaran Bengawan Solo harus menjadi peringatan serius bagi pemerintah daerah dan pusat. Sungai ini membentang melewati banyak kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sehingga dampak pencemaran dapat meluas ke berbagai sektor, mulai dari pertanian hingga kesehatan masyarakat.

Jika terbukti berasal dari limbah industri, maka langkah penegakan hukum tegas harus dilakukan. Pemerintah juga didesak memperketat pengawasan terhadap perusahaan di sekitar aliran sungai.

Dengan kondisi air yang semakin memburuk, masyarakat Bojonegoro hanya bisa menunggu hasil uji laboratorium resmi sambil berharap adanya solusi cepat agar Bengawan Solo kembali menjadi sumber kehidupan yang aman dan layak