Viral! Program Makanan Bergizi Gratis di Sokawera dan Gunung Lurah, Banyumas Jadi Sorotan
- Tangkapan layar/ Instagram @purwokerto24jam_
Viva, Banyumas – Menu dalam program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Desa Sokawera dan Gunung Lurah, Kecamatan Cilongok, Banyumas menjadi sorotan viral di media sosial.
Program MBG merupakan inisiatif pemerintah yang didanai oleh APBD untuk menyediakan asupan gizi bagi keluarga prasejahtera, balita, dan anak-anak sekolah.
Namun, baru-baru ini jenis makanan yang disalurkan dinilai tidak sesuai dengan esensi 'bergizi' yang dijanjikan.
Seorang warga yang enggan disebutkan namanya menyampaikan keluhannya melalui media sosial.
"Kami mendukung program pemerintah, tapi tolong dievaluasi. Hari ini diberikan kacang rebus, kami khawatir besok-besok hanya diberi gethuk goreng. Apakah itu bisa disebut makanan bergizi untuk memenuhi kebutuhan anak-anak dan keluarga kurang mampu?" tanyanya.
Kekhawatiran serupa juga disampaikan mengenai proses pengelolaan dana program.
Masyarakat menyerukan kepada pengelola dapur yang bertugas di Grumbul Bojong untuk melaksanakan amanah ini dengan penuh tanggung jawab.
"Kepada pengelola dapur yang ada di Grumbul Bojong, tolonglah kalian yang diberi amanah sebagai penerima proyek ini, jadi laksanakan sesuai perjanjian. Jangan asal-asalan," tulis akun tersebut, yang juga men-tag akun resmi Desa Gunung Lurah, Bupati Banyumas, Dinas Pendidikan, dan Dinas Sosial Kabupaten Banyumas untuk meminta perhatian dan pencerahan.
Tuntutan masyarakat intinya adalah transparansi dan akuntabilitas.
Mereka mempertanyakan apakah dana yang dialokasikan telah digunakan sepenuhnya untuk menyediakan bahan makanan dengan standar gizi yang memadai, seperti protein, vitamin, dan mineral, bukan sekadar karbohidrat sederhana atau camilan
Viva, Banyumas – Menu dalam program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Desa Sokawera dan Gunung Lurah, Kecamatan Cilongok, Banyumas menjadi sorotan viral di media sosial.
Program MBG merupakan inisiatif pemerintah yang didanai oleh APBD untuk menyediakan asupan gizi bagi keluarga prasejahtera, balita, dan anak-anak sekolah.
Namun, baru-baru ini jenis makanan yang disalurkan dinilai tidak sesuai dengan esensi 'bergizi' yang dijanjikan.
Seorang warga yang enggan disebutkan namanya menyampaikan keluhannya melalui media sosial.
"Kami mendukung program pemerintah, tapi tolong dievaluasi. Hari ini diberikan kacang rebus, kami khawatir besok-besok hanya diberi gethuk goreng. Apakah itu bisa disebut makanan bergizi untuk memenuhi kebutuhan anak-anak dan keluarga kurang mampu?" tanyanya.
Kekhawatiran serupa juga disampaikan mengenai proses pengelolaan dana program.
Masyarakat menyerukan kepada pengelola dapur yang bertugas di Grumbul Bojong untuk melaksanakan amanah ini dengan penuh tanggung jawab.
"Kepada pengelola dapur yang ada di Grumbul Bojong, tolonglah kalian yang diberi amanah sebagai penerima proyek ini, jadi laksanakan sesuai perjanjian. Jangan asal-asalan," tulis akun tersebut, yang juga men-tag akun resmi Desa Gunung Lurah, Bupati Banyumas, Dinas Pendidikan, dan Dinas Sosial Kabupaten Banyumas untuk meminta perhatian dan pencerahan.
Tuntutan masyarakat intinya adalah transparansi dan akuntabilitas.
Mereka mempertanyakan apakah dana yang dialokasikan telah digunakan sepenuhnya untuk menyediakan bahan makanan dengan standar gizi yang memadai, seperti protein, vitamin, dan mineral, bukan sekadar karbohidrat sederhana atau camilan