UNICEF Peringatkan Ledakan Obesitas Anak: Gula Tinggi Jadi Sorotan Utama

Ilustrasi Gula
Sumber :
  • Freepik

Isu ini kembali menyorot produk kental manis di Indonesia. Meski sering dipasarkan seolah “susu”, kandungan gulanya sangat tinggi dengan protein yang minim.

Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Semarang (UNNES) terhadap 100 balita di Semarang Utara dan Gunungpati menegaskan kekhawatiran ini.

Peneliti UNNES, Dr. Mardiana, menyebut pola asuh dan minimnya informasi sebagai penyebab utama. “Kental manis berbahaya karena tinggi gula,” ujarnya, menambahkan bahwa efek jangka panjang bisa menyebabkan pre-diabetes hingga gangguan ginjal. Ia menilai edukasi masyarakat belum merata.

Kisah nyata datang dari seorang orang tua balita di Kelurahan Sekaran, Gunung Pati. Ia mengaku memberi kental manis tujuh kali sehari, mengira produk itu adalah susu karena label dan iklan yang menyesatkan. “Saya baca di situ ada kata susu, jadi saya pikir memang susu,” tuturnya.

UNICEF mendesak pemerintah di seluruh dunia, termasuk Indonesia, untuk memperketat regulasi industri makanan dan memastikan pelabelan gizi yang jelas.

Edukasi risiko gula berlebih kepada masyarakat dianggap langkah vital untuk melindungi generasi mendatang dari krisis obesitas anak.

Ledakan obesitas anak bukan sekadar angka statistik—ini alarm serius bagi orang tua dan pemerintah.