Ratusan Warga Geruduk Polres Wonosobo, Desak Pelaku Pembacokan Serda Rohman Dihukum Mati

Warga datangi Polres tuntut keadilan Serda Rohman
Sumber :
  • Tiktok @kodim0707wonosobo

Ratusan warga Jambusari mendatangi Polres Wonosobo menuntut hukuman mati bagi Iwan, pelaku pembacokan yang menewaskan Serda Rohman saat melerai keributan di kafe

Viva, Banyumas - Wonosobo diguncang aksi protes besar-besaran setelah insiden tragis yang merenggut nyawa seorang prajurit TNI, Serda Rohman Setyawan. Ratusan warga Desa Jambusari, Kecamatan Kertek, berbondong-bondong mendatangi Mapolres Wonosobo pada Senin (15/9/2025). Mereka menuntut agar pelaku pembacokan, Iwan (41), dijatuhi hukuman mati.

Aksi massa yang sebagian besar terdiri dari keluarga, tetangga, dan kerabat korban berlangsung sejak siang hingga sore. Dengan pengawalan ketat dari aparat kepolisian, warga datang bergelombang sambil membawa pesan moral agar hukum ditegakkan seadil-adilnya.

Peristiwa yang memicu kemarahan warga terjadi sehari sebelumnya, tepatnya Minggu (14/9/2025) dini hari, di sebuah kafe bernama Shaka di Desa Jolontoro, Kecamatan Sapuran. Saat itu, Serda Rohman mencoba melerai keributan.

Namun, niat baiknya berakhir tragis ketika dirinya justru menjadi sasaran amukan pelaku. Iwan mengayunkan senjata tajam ke arah leher korban, membuat prajurit TNI itu tak tertolong meski sempat dibawa ke rumah sakit.

Dikutip dari tvonenews, Kapolres Wonosobo, AKBP M. Kasim Akbar Bantilan, turun langsung menemui massa untuk memberikan penjelasan. Ia menegaskan bahwa pihak kepolisian tidak akan main-main dalam menangani perkara tersebut.

Kapolres juga berkomitmen bahwa setiap perkembangan penyidikan akan disampaikan secara rutin kepada perwakilan warga, guna memastikan transparansi hukum.

Di tengah duka, gelombang desakan hukuman mati kian menguat. Warga menilai tindakan brutal pelaku tidak bisa ditoleransi, apalagi Iwan diketahui merupakan residivis yang baru keluar dari penjara.

Sosoknya dianggap kerap meresahkan lingkungan sehingga kasus ini menjadi puncak kemarahan masyarakat. Perwakilan warga, Ruli Khoirul Annas, menyebut aksi tersebut adalah bentuk solidaritas sekaligus upaya menjaga keadilan.

Warga bahkan memberi tenggat waktu satu hingga dua hari kepada kepolisian agar segera melimpahkan berkas perkara ke kejaksaan. Desakan itu ditujukan agar proses hukum berjalan cepat, transparan, dan berakhir dengan tuntutan maksimal berupa hukuman mati.

Polisi sendiri berhasil menangkap Iwan di Kecamatan Kepil pada Senin siang setelah sempat melarikan diri pasca kejadian. Saat ini, pelaku ditahan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Tragedi ini tidak hanya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, tetapi juga menorehkan luka kolektif bagi warga desa. Mereka berkomitmen mengawal kasus hingga persidangan, demi memastikan pelaku mendapat hukuman setimpal

Ratusan warga Jambusari mendatangi Polres Wonosobo menuntut hukuman mati bagi Iwan, pelaku pembacokan yang menewaskan Serda Rohman saat melerai keributan di kafe

Viva, Banyumas - Wonosobo diguncang aksi protes besar-besaran setelah insiden tragis yang merenggut nyawa seorang prajurit TNI, Serda Rohman Setyawan. Ratusan warga Desa Jambusari, Kecamatan Kertek, berbondong-bondong mendatangi Mapolres Wonosobo pada Senin (15/9/2025). Mereka menuntut agar pelaku pembacokan, Iwan (41), dijatuhi hukuman mati.

Aksi massa yang sebagian besar terdiri dari keluarga, tetangga, dan kerabat korban berlangsung sejak siang hingga sore. Dengan pengawalan ketat dari aparat kepolisian, warga datang bergelombang sambil membawa pesan moral agar hukum ditegakkan seadil-adilnya.

Peristiwa yang memicu kemarahan warga terjadi sehari sebelumnya, tepatnya Minggu (14/9/2025) dini hari, di sebuah kafe bernama Shaka di Desa Jolontoro, Kecamatan Sapuran. Saat itu, Serda Rohman mencoba melerai keributan.

Namun, niat baiknya berakhir tragis ketika dirinya justru menjadi sasaran amukan pelaku. Iwan mengayunkan senjata tajam ke arah leher korban, membuat prajurit TNI itu tak tertolong meski sempat dibawa ke rumah sakit.

Dikutip dari tvonenews, Kapolres Wonosobo, AKBP M. Kasim Akbar Bantilan, turun langsung menemui massa untuk memberikan penjelasan. Ia menegaskan bahwa pihak kepolisian tidak akan main-main dalam menangani perkara tersebut.

Kapolres juga berkomitmen bahwa setiap perkembangan penyidikan akan disampaikan secara rutin kepada perwakilan warga, guna memastikan transparansi hukum.

Di tengah duka, gelombang desakan hukuman mati kian menguat. Warga menilai tindakan brutal pelaku tidak bisa ditoleransi, apalagi Iwan diketahui merupakan residivis yang baru keluar dari penjara.

Sosoknya dianggap kerap meresahkan lingkungan sehingga kasus ini menjadi puncak kemarahan masyarakat. Perwakilan warga, Ruli Khoirul Annas, menyebut aksi tersebut adalah bentuk solidaritas sekaligus upaya menjaga keadilan.

Warga bahkan memberi tenggat waktu satu hingga dua hari kepada kepolisian agar segera melimpahkan berkas perkara ke kejaksaan. Desakan itu ditujukan agar proses hukum berjalan cepat, transparan, dan berakhir dengan tuntutan maksimal berupa hukuman mati.

Polisi sendiri berhasil menangkap Iwan di Kecamatan Kepil pada Senin siang setelah sempat melarikan diri pasca kejadian. Saat ini, pelaku ditahan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Tragedi ini tidak hanya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, tetapi juga menorehkan luka kolektif bagi warga desa. Mereka berkomitmen mengawal kasus hingga persidangan, demi memastikan pelaku mendapat hukuman setimpal