BPBD Temanggung Ingatkan Warga, Kemarau Basah Picu Angin Puting Beliung
- BPBD Kab Temanggung
BPBD Temanggung mengingatkan warga soal bahaya angin puting beliung di musim kemarau basah. Kasus pohon tumbang di Gesing jadi bukti potensi cuaca ekstrem
Viva, Banyumas - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada meski sedang memasuki musim kemarau. Pasalnya, tahun ini kemarau di wilayah Jawa Tengah, termasuk Temanggung, dikategorikan sebagai kemarau basah yang berpotensi memicu terjadinya bencana hidrometeorologi, salah satunya angin puting beliung.
Menurut Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Temanggung, Totok Nuryanto, kondisi cuaca ekstrem diprediksi masih dapat terjadi sepanjang September 2025. Fenomena ini perlu diantisipasi, terutama di wilayah rawan dengan pepohonan besar maupun permukiman padat penduduk.
Peringatan BPBD ini semakin relevan setelah kejadian angin kencang yang terjadi pada Minggu (7/9/2025) sekitar pukul 14.00 WIB di Desa Gesing, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung.
Angin kencang menyebabkan satu rumah warga rusak setelah tertimpa batang pohon alpukat yang tumbang karena hempasan angin.
Berdasarkan laporan BPBD, rumah milik Sukirman mengalami kerusakan ringan pada bagian atap berukuran 3 x 4 meter. Selain itu, pagar bambu sepanjang 8 meter milik Eka Puji juga ikut rusak akibat tertimpa pohon.
Meski tidak menimbulkan korban jiwa maupun luka, kerugian material ditaksir mencapai Rp 3,3 juta. Totok menegaskan bahwa kejadian tersebut menjadi contoh nyata potensi bahaya dari cuaca ekstrem pada musim kemarau basah.
Oleh karena itu, warga diminta lebih berhati-hati dan melakukan langkah antisipasi, seperti memangkas ranting pohon yang terlalu rimbun, memperkuat atap rumah, serta menghindari aktivitas di luar ruangan saat terjadi angin kencang.
Selain itu, BPBD Kabupaten Temanggung juga mengimbau agar warga segera melaporkan kejadian bencana sekecil apa pun kepada perangkat desa atau langsung ke BPBD.
Laporan cepat akan memudahkan tim untuk melakukan penanganan darurat maupun pendataan kerugian. Fenomena kemarau basah sendiri ditandai dengan curah hujan yang masih tinggi meski sudah masuk musim kemarau.
Kondisi ini memicu perubahan pola angin dan kelembapan udara yang tidak stabil, sehingga meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi, termasuk banjir bandang dan tanah longsor di wilayah perbukitan.
BPBD berharap masyarakat Temanggung dapat meningkatkan kewaspadaan tanpa menimbulkan kepanikan.
Dengan kesiapsiagaan bersama, risiko kerugian jiwa maupun harta benda akibat bencana dapat ditekan seminimal mungkin
BPBD Temanggung mengingatkan warga soal bahaya angin puting beliung di musim kemarau basah. Kasus pohon tumbang di Gesing jadi bukti potensi cuaca ekstrem
Viva, Banyumas - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada meski sedang memasuki musim kemarau. Pasalnya, tahun ini kemarau di wilayah Jawa Tengah, termasuk Temanggung, dikategorikan sebagai kemarau basah yang berpotensi memicu terjadinya bencana hidrometeorologi, salah satunya angin puting beliung.
Menurut Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Temanggung, Totok Nuryanto, kondisi cuaca ekstrem diprediksi masih dapat terjadi sepanjang September 2025. Fenomena ini perlu diantisipasi, terutama di wilayah rawan dengan pepohonan besar maupun permukiman padat penduduk.
Peringatan BPBD ini semakin relevan setelah kejadian angin kencang yang terjadi pada Minggu (7/9/2025) sekitar pukul 14.00 WIB di Desa Gesing, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung.
Angin kencang menyebabkan satu rumah warga rusak setelah tertimpa batang pohon alpukat yang tumbang karena hempasan angin.
Berdasarkan laporan BPBD, rumah milik Sukirman mengalami kerusakan ringan pada bagian atap berukuran 3 x 4 meter. Selain itu, pagar bambu sepanjang 8 meter milik Eka Puji juga ikut rusak akibat tertimpa pohon.
Meski tidak menimbulkan korban jiwa maupun luka, kerugian material ditaksir mencapai Rp 3,3 juta. Totok menegaskan bahwa kejadian tersebut menjadi contoh nyata potensi bahaya dari cuaca ekstrem pada musim kemarau basah.
Oleh karena itu, warga diminta lebih berhati-hati dan melakukan langkah antisipasi, seperti memangkas ranting pohon yang terlalu rimbun, memperkuat atap rumah, serta menghindari aktivitas di luar ruangan saat terjadi angin kencang.
Selain itu, BPBD Kabupaten Temanggung juga mengimbau agar warga segera melaporkan kejadian bencana sekecil apa pun kepada perangkat desa atau langsung ke BPBD.
Laporan cepat akan memudahkan tim untuk melakukan penanganan darurat maupun pendataan kerugian. Fenomena kemarau basah sendiri ditandai dengan curah hujan yang masih tinggi meski sudah masuk musim kemarau.
Kondisi ini memicu perubahan pola angin dan kelembapan udara yang tidak stabil, sehingga meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi, termasuk banjir bandang dan tanah longsor di wilayah perbukitan.
BPBD berharap masyarakat Temanggung dapat meningkatkan kewaspadaan tanpa menimbulkan kepanikan.
Dengan kesiapsiagaan bersama, risiko kerugian jiwa maupun harta benda akibat bencana dapat ditekan seminimal mungkin