Prabowo: Polisi Terluka Saat Demo Layak Naik Pangkat dan Masuk Sekolah Kedinasan
- instagram @prabowo
Prabowo menjanjikan penghargaan untuk polisi korban demo ricuh berupa kenaikan pangkat luar biasa hingga akses sekolah kedinasan, sambil pastikan oknum diproses hukum
Viva, Banyumas - Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya memberikan penghargaan bagi aparat kepolisian yang menjadi korban saat mengamankan aksi demonstrasi yang berujung ricuh. Hal itu disampaikan setelah ia menjenguk para korban luka di RS Polri, Jakarta, Senin (1/9/2025).
Dalam pernyataannya yang dikutip dari laman Sekretariat Presiden, Prabowo menyebut terdapat 43 orang yang terluka, terdiri dari anggota Polri maupun masyarakat sipil. Dari jumlah tersebut, 17 orang masih menjalani perawatan intensif, termasuk korban dengan luka berat seperti kerusakan ginjal hingga luka bakar akibat ledakan petasan.
Menurut Prabowo, para anggota kepolisian yang terluka dalam menjalankan tugas layak mendapat kenaikan pangkat luar biasa. Selain itu, ia juga meminta agar mereka diberi kesempatan masuk sekolah kedinasan, sebagai bentuk penghargaan negara terhadap pengorbanan aparat.
“Mereka adalah prajurit rakyat yang siang dan malam menjaga keamanan. Kalau ada yang terluka karena mengamankan negara, saya kira pantas sekali mereka diberi penghargaan khusus,” ujar Prabowo dikutip dari akun Youtube Sekretariat Presiden.
Langkah ini disebut sebagai bukti perhatian pemerintah terhadap aparat yang berada di garis depan saat terjadi kericuhan. Prabowo menilai, pengorbanan mereka harus dilihat dalam konteks menjaga stabilitas nasional, bukan sekadar peristiwa insidental.
Meski begitu, Prabowo tidak menutup mata terhadap fakta bahwa ada oknum kepolisian yang melakukan kesalahan hingga menimbulkan korban dari masyarakat. Ia menegaskan, aparat yang terbukti melanggar aturan tetap akan diproses secara hukum sesuai ketentuan yang berlaku.
“Negara tetap menghargai rakyat. Kalau ada aparat yang salah, tentu akan ditindak. Tapi jangan kita lupakan pengorbanan besar ribuan aparat yang menjaga keamanan di seluruh pelosok Indonesia,” tegasnya.
Kunjungan Prabowo ke rumah sakit juga menjadi simbol kehadiran negara di tengah korban. Ia berbincang langsung dengan pasien dan keluarga mereka, serta memberikan dukungan moral agar tetap kuat menghadapi masa pemulihan.
Pernyataan ini mendapat respons beragam dari publik. Sebagian menilai langkah penghargaan bagi polisi terluka adalah bentuk keadilan, sementara yang lain menekankan pentingnya transparansi dalam menindak oknum aparat yang melanggar.
Kebijakan tersebut diharapkan mampu memberikan motivasi bagi anggota kepolisian yang bertugas menjaga keamanan. Sekaligus menjadi pengingat bahwa tugas aparat bukan hanya tanggung jawab profesi, melainkan juga pengorbanan untuk bangsa dan negara
Prabowo menjanjikan penghargaan untuk polisi korban demo ricuh berupa kenaikan pangkat luar biasa hingga akses sekolah kedinasan, sambil pastikan oknum diproses hukum
Viva, Banyumas - Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya memberikan penghargaan bagi aparat kepolisian yang menjadi korban saat mengamankan aksi demonstrasi yang berujung ricuh. Hal itu disampaikan setelah ia menjenguk para korban luka di RS Polri, Jakarta, Senin (1/9/2025).
Dalam pernyataannya yang dikutip dari laman Sekretariat Presiden, Prabowo menyebut terdapat 43 orang yang terluka, terdiri dari anggota Polri maupun masyarakat sipil. Dari jumlah tersebut, 17 orang masih menjalani perawatan intensif, termasuk korban dengan luka berat seperti kerusakan ginjal hingga luka bakar akibat ledakan petasan.
Menurut Prabowo, para anggota kepolisian yang terluka dalam menjalankan tugas layak mendapat kenaikan pangkat luar biasa. Selain itu, ia juga meminta agar mereka diberi kesempatan masuk sekolah kedinasan, sebagai bentuk penghargaan negara terhadap pengorbanan aparat.
“Mereka adalah prajurit rakyat yang siang dan malam menjaga keamanan. Kalau ada yang terluka karena mengamankan negara, saya kira pantas sekali mereka diberi penghargaan khusus,” ujar Prabowo dikutip dari akun Youtube Sekretariat Presiden.
Langkah ini disebut sebagai bukti perhatian pemerintah terhadap aparat yang berada di garis depan saat terjadi kericuhan. Prabowo menilai, pengorbanan mereka harus dilihat dalam konteks menjaga stabilitas nasional, bukan sekadar peristiwa insidental.
Meski begitu, Prabowo tidak menutup mata terhadap fakta bahwa ada oknum kepolisian yang melakukan kesalahan hingga menimbulkan korban dari masyarakat. Ia menegaskan, aparat yang terbukti melanggar aturan tetap akan diproses secara hukum sesuai ketentuan yang berlaku.
“Negara tetap menghargai rakyat. Kalau ada aparat yang salah, tentu akan ditindak. Tapi jangan kita lupakan pengorbanan besar ribuan aparat yang menjaga keamanan di seluruh pelosok Indonesia,” tegasnya.
Kunjungan Prabowo ke rumah sakit juga menjadi simbol kehadiran negara di tengah korban. Ia berbincang langsung dengan pasien dan keluarga mereka, serta memberikan dukungan moral agar tetap kuat menghadapi masa pemulihan.
Pernyataan ini mendapat respons beragam dari publik. Sebagian menilai langkah penghargaan bagi polisi terluka adalah bentuk keadilan, sementara yang lain menekankan pentingnya transparansi dalam menindak oknum aparat yang melanggar.
Kebijakan tersebut diharapkan mampu memberikan motivasi bagi anggota kepolisian yang bertugas menjaga keamanan. Sekaligus menjadi pengingat bahwa tugas aparat bukan hanya tanggung jawab profesi, melainkan juga pengorbanan untuk bangsa dan negara