Tragedi Labusel: Bocah 15 Tahun Hamil 3 Bulan Gantung Diri, Diduga Korban Pelecehan Abang dan Sepupunya

Ilustrasi Polisi selidiki kasus tragis di Labusel
Sumber :
  • pexel @Leah Newhouse

Polisi selidiki siswi SMP di Labusel yang ditemukan meninggal dunia dalam kondisi hamil. Diduga korban pelecehan keluarga, kasus ini jadi atensi perlindungan anak

 Viva, Banyumas - Kasus memilukan terjadi di Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel), Sumatra Utara. Seorang siswi SMP berusia 15 tahun ditemukan meninggal dunia dengan cara gantung diri di rumahnya, Jumat (22/8/2025) malam. Tragedi ini menyita perhatian publik karena korban diduga sedang hamil tiga bulan sebelum mengakhiri hidupnya. Kejadian tersebut pertama kali diketahui oleh ibu korban sekitar pukul 22.30 WIB.

Pihak keluarga kemudian melaporkannya ke kepolisian setempat. Kapolsek Kampungrakyat, AKP Ilham Lubis, mengatakan kasus ini menjadi atensi serius karena ditemukan sejumlah kejanggalan.

“Hasil autopsi menunjukkan adanya tanda kehamilan. Dugaan awal, korban depresi atas kondisi yang dialami,” jelas AKP Ilham Lubis, Senin (25/8/2025) dikutip dari laman tvonenews. Lebih lanjut, polisi menemukan adanya indikasi kuat korban mengalami pelecehan seksual. Hasil penyelidikan sementara mengarah pada dugaan keterlibatan anggota keluarga.

“Kami sudah memeriksa sejumlah saksi dari pihak keluarga. Dari keterangan dan bukti digital, diduga pelaku berasal dari lingkungan keluarga,” tambahnya.

Hal senada disampaikan oleh Ketua KPAD Labusel, Ilham Daulay, SHI, yang mengungkapkan korban diduga mengalami pelecehan sejak duduk di bangku SD.

“Informasi yang kami peroleh, korban semasa hidup diduga mengalami pelecehan berulang. Bahkan belakangan dicabuli hingga hamil,” ujarnya.

Kasus ini kini dalam penanganan Polsek Kampungrakyat bersama Satreskrim Polres Labusel. Polisi memastikan akan mengusut tuntas siapa pelaku sebenarnya, sekaligus memberikan perlindungan hukum kepada keluarga korban yang membutuhkan pendampingan psikologis. Tragedi ini membuka mata banyak pihak tentang rapuhnya perlindungan anak, khususnya perempuan.

Aktivis perlindungan anak menekankan pentingnya edukasi seksualitas sehat, keberanian melapor, serta peran aktif orang tua, sekolah, dan masyarakat untuk mencegah kasus serupa. Selain itu, kejadian ini juga menyoroti dampak serius depresi pada anak korban kekerasan seksual.

Para ahli mengingatkan bahwa trauma yang tidak ditangani dengan baik bisa berujung pada tindakan ekstrem. Oleh karena itu, perlu ada sistem pendampingan psikososial yang lebih kuat di tingkat daerah maupun nasional.

Kasus di Labusel diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat regulasi dan penegakan hukum terkait perlindungan anak. Harapannya, tidak ada lagi anak yang harus kehilangan masa depan akibat kejahatan seksual maupun tekanan psikis yang berat

Polisi selidiki siswi SMP di Labusel yang ditemukan meninggal dunia dalam kondisi hamil. Diduga korban pelecehan keluarga, kasus ini jadi atensi perlindungan anak

 Viva, Banyumas - Kasus memilukan terjadi di Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel), Sumatra Utara. Seorang siswi SMP berusia 15 tahun ditemukan meninggal dunia dengan cara gantung diri di rumahnya, Jumat (22/8/2025) malam. Tragedi ini menyita perhatian publik karena korban diduga sedang hamil tiga bulan sebelum mengakhiri hidupnya. Kejadian tersebut pertama kali diketahui oleh ibu korban sekitar pukul 22.30 WIB.

Pihak keluarga kemudian melaporkannya ke kepolisian setempat. Kapolsek Kampungrakyat, AKP Ilham Lubis, mengatakan kasus ini menjadi atensi serius karena ditemukan sejumlah kejanggalan.

“Hasil autopsi menunjukkan adanya tanda kehamilan. Dugaan awal, korban depresi atas kondisi yang dialami,” jelas AKP Ilham Lubis, Senin (25/8/2025) dikutip dari laman tvonenews. Lebih lanjut, polisi menemukan adanya indikasi kuat korban mengalami pelecehan seksual. Hasil penyelidikan sementara mengarah pada dugaan keterlibatan anggota keluarga.

“Kami sudah memeriksa sejumlah saksi dari pihak keluarga. Dari keterangan dan bukti digital, diduga pelaku berasal dari lingkungan keluarga,” tambahnya.

Hal senada disampaikan oleh Ketua KPAD Labusel, Ilham Daulay, SHI, yang mengungkapkan korban diduga mengalami pelecehan sejak duduk di bangku SD.

“Informasi yang kami peroleh, korban semasa hidup diduga mengalami pelecehan berulang. Bahkan belakangan dicabuli hingga hamil,” ujarnya.

Kasus ini kini dalam penanganan Polsek Kampungrakyat bersama Satreskrim Polres Labusel. Polisi memastikan akan mengusut tuntas siapa pelaku sebenarnya, sekaligus memberikan perlindungan hukum kepada keluarga korban yang membutuhkan pendampingan psikologis. Tragedi ini membuka mata banyak pihak tentang rapuhnya perlindungan anak, khususnya perempuan.

Aktivis perlindungan anak menekankan pentingnya edukasi seksualitas sehat, keberanian melapor, serta peran aktif orang tua, sekolah, dan masyarakat untuk mencegah kasus serupa. Selain itu, kejadian ini juga menyoroti dampak serius depresi pada anak korban kekerasan seksual.

Para ahli mengingatkan bahwa trauma yang tidak ditangani dengan baik bisa berujung pada tindakan ekstrem. Oleh karena itu, perlu ada sistem pendampingan psikososial yang lebih kuat di tingkat daerah maupun nasional.

Kasus di Labusel diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat regulasi dan penegakan hukum terkait perlindungan anak. Harapannya, tidak ada lagi anak yang harus kehilangan masa depan akibat kejahatan seksual maupun tekanan psikis yang berat