Produksi Pesawat Tempur China Meroket: Dari Jet Lama J-7 hingga Siluman J-20 yang Digadang Lawan F-35

China memiliki lebih dari 3.150 pesawat tempur aktif
Sumber :
  • slashgear.com

VIVA, Banyumas – China kini menjadi salah satu kekuatan udara terbesar di dunia dengan armada pesawat tempur yang terus bertambah pesat.

Menurut laporan resmi Departemen Pertahanan Amerika Serikat, total ada lebih dari 3.150 pesawat militer aktif yang dimiliki China, tidak termasuk pesawat pelatihan dan drone.

Dari jumlah itu, sekitar 2.400 unit berperan langsung dalam misi tempur, termasuk pesawat tempur, jet multi-peran, pesawat serang, hingga pembom strategis.

Sekitar 1.900 unit dari total armada militer udara China merupakan pesawat tempur. Sebagian besar di antaranya adalah jet generasi keempat seperti J-10, J-11, dan J-16, yang menjadi tulang punggung Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF).

Namun, jet generasi lama seperti J-7, yang merupakan salinan MiG-21 Soviet, juga masih digunakan meski sudah mulai ditinggalkan.

Perkembangan paling menonjol adalah hadirnya J-20, jet tempur siluman generasi baru yang diproduksi secara massal lebih dari 100 unit per tahun.

Produksi besar-besaran ini membuat China semakin cepat mempersempit kesenjangan dengan Barat, terutama dalam teknologi siluman.

PLAAF dan PLANAF: Dua Kekuatan Udara China

Kekuatan udara China terbagi dalam dua cabang utama:

  • PLAAF (Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat) yang bertugas menjaga wilayah udara nasional serta memiliki kemampuan ofensif.
  • PLANAF (Angkatan Udara Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat) yang fokus pada operasi maritim dan penerbangan kapal induk, dengan jet utama seperti J-15.

Kedua cabang ini menjadikan China sebagai kekuatan udara terbesar di Indo-Pasifik, meskipun secara global masih berada di peringkat ketiga setelah Amerika Serikat dan Rusia.

Modernisasi dan Produksi Massal Pesawat Tempur

Sejak tahun 1990-an, China beralih dari ketergantungan pada teknologi Rusia menuju pengembangan domestik. Jet tempur multi-peran seperti J-16 diproduksi sekitar 100 unit per tahun, sementara J-10C sekitar 40 unit per tahun.

Industri kedirgantaraan China kini juga sudah mampu mengembangkan mesin sendiri, seperti WS-10 dan WS-15, yang mengurangi ketergantungan pada Rusia.

Selain itu, PLANAF juga tengah mempersiapkan jet berbasis kapal induk generasi baru berbasis desain FC-31, yang digadang-gadang menjadi tandingan F-35 milik Amerika Serikat.

Keterbatasan Kekuatan Udara China

Meski jumlah pesawat tempurnya besar, China masih menghadapi sejumlah keterbatasan, terutama dalam:

  • Jangkauan global, karena armada tanker udara masih terbatas.
  • Operasi jarak jauh, yang diatasi dengan pembangunan pangkalan militer di Laut China Selatan.
  • Efektivitas armada, karena masih adanya jet tua seperti J-7 yang mengurangi kemampuan tempur secara keseluruhan.

Pertumbuhan jumlah pesawat tempur dan modernisasi teknologi menjadikan China sebagai kekuatan udara besar di Asia, terutama di kawasan Indo-Pasifik.

Meski masih memiliki keterbatasan, kecepatan produksi dan fokus pada teknologi siluman membuat angkatan udara China patut diperhitungkan sebagai salah satu yang paling dominan di dunia saat ini.