Dugaan Korban Bullying Terhadap Siswa Baru SMAN di Purwokerto Saat MPLS
- Tangkapan layar/pexels: MART PRODUCTION
Banyumas – Seorang siswa baru sekolah SMAN di Purwokerto, Kabupaten Banyumas merasa terancam.
Siswa berinisial DP (16) diduga jadi korban bullying atau perundungan.
Insiden terjadi saat Massa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pertengahan bulan Juli lalu.
Orang tua DP, A (48), mengatakan peristiwa ini bermula saat anaknya pulang sekolah pada Selasa (15/7) lalu.
"Setelah pulang sekolah hari Selasa (15/7) masih normal. Tapi ini dia malamnya aneh tidak mau ngomong, kayak ketakutan gitu tahu-tahu," kata orang tua korban dilansir dari keterangan dalam unggahan akun Instagram @infoseputarpurwokerto.
Padahal menurut orang tuanya, sang anak biasanya periang.
Hanya saja sepulang sekolah itu anaknya jadi berbeda.
Saat diajak komunikasi seolah memberi tanda ketakutan.
Korban sempat berkomunikasi dengan budenya, DP memberikan jawaban kalau telah menjadi korban pemukulan rekan kelompoknya di sekolah.
Karena khawatir terjadi apa-apa, orang tua korban memutuskan untuk membawa anaknya ke RS DKT Purwokerto dan rawat inap selama 4 hari.
Usai dilakukan perawatan kondisi DP tidak berubah.
la kemudian dirujuk ke RSUD Margono Soekarjo Purwokerto untuk menjalani perawatan lebih intensif.
Dengan adanya kejadian ini, pihak sekolah menurut orang tua korban sudah pernah menengok beberapa kali
Banyumas – Seorang siswa baru sekolah SMAN di Purwokerto, Kabupaten Banyumas merasa terancam.
Siswa berinisial DP (16) diduga jadi korban bullying atau perundungan.
Insiden terjadi saat Massa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pertengahan bulan Juli lalu.
Orang tua DP, A (48), mengatakan peristiwa ini bermula saat anaknya pulang sekolah pada Selasa (15/7) lalu.
"Setelah pulang sekolah hari Selasa (15/7) masih normal. Tapi ini dia malamnya aneh tidak mau ngomong, kayak ketakutan gitu tahu-tahu," kata orang tua korban dilansir dari keterangan dalam unggahan akun Instagram @infoseputarpurwokerto.
Padahal menurut orang tuanya, sang anak biasanya periang.
Hanya saja sepulang sekolah itu anaknya jadi berbeda.
Saat diajak komunikasi seolah memberi tanda ketakutan.
Korban sempat berkomunikasi dengan budenya, DP memberikan jawaban kalau telah menjadi korban pemukulan rekan kelompoknya di sekolah.
Karena khawatir terjadi apa-apa, orang tua korban memutuskan untuk membawa anaknya ke RS DKT Purwokerto dan rawat inap selama 4 hari.
Usai dilakukan perawatan kondisi DP tidak berubah.
la kemudian dirujuk ke RSUD Margono Soekarjo Purwokerto untuk menjalani perawatan lebih intensif.
Dengan adanya kejadian ini, pihak sekolah menurut orang tua korban sudah pernah menengok beberapa kali