Ekonom Nilai Tak Realistis Klaim Mentan Soal Rupiah Bisa Tembus Rp 1000 per Dolar AS
- pexel @pixabay
Viva, Banyumas - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memicu perbincangan publik setelah menyatakan bahwa nilai tukar Rupiah berpotensi menguat hingga Rp 1.000 per dolar AS jika Indonesia serius mengembangkan hilirisasi komoditas ekspor, khususnya di sektor pertanian. Amran mencontohkan komoditas kelapa yang saat ini diekspor dalam bentuk mentah dengan nilai sekitar Rp 20 triliun.
Menurutnya, jika kelapa diolah di dalam negeri menjadi produk turunan bernilai tinggi, potensi nilai tambahnya bisa mencapai Rp 2.000 triliun. Ia juga menyebut, bila hilirisasi diterapkan pada berbagai komoditas ekspor, Indonesia bisa menghasilkan nilai hingga Rp 50.000 triliun yang diyakini akan memperkuat Rupiah secara signifikan.
Namun, pernyataan ini mendapat tanggapan kritis dari sejumlah ekonom. Ekonom Bank Permata, Josua Pardede dikutip dari akun Instagram @nowdots, menilai klaim tersebut masih jauh dari kenyataan. Ia menegaskan bahwa nilai tukar Rupiah tidak hanya dipengaruhi oleh satu sektor saja, tetapi oleh berbagai faktor fundamental seperti stabilitas makroekonomi, produktivitas sektor industri lainnya, daya saing ekspor, hingga iklim investasi.
Josua mengakui bahwa hilirisasi memang penting untuk meningkatkan nilai ekspor Indonesia dan memperkuat fundamental ekonomi. Namun, kontribusi komoditas kelapa terhadap total ekspor nasional masih relatif kecil sehingga dampaknya terhadap penguatan Rupiah tidak akan terlalu signifikan jika hanya mengandalkan sektor ini.
Lebih lanjut, Josua menilai untuk mencapai penguatan Rupiah yang signifikan, diperlukan kebijakan ekonomi yang komprehensif. Ini mencakup peningkatan produktivitas pertanian, penguatan sektor manufaktur, peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta pembenahan iklim investasi agar lebih menarik bagi investor asing.
Selain itu, faktor eksternal seperti kondisi ekonomi global, kebijakan moneter Amerika Serikat, dan pergerakan harga komoditas dunia juga berperan besar dalam menentukan arah pergerakan kurs Rupiah.
Oleh karena itu, meski hilirisasi dapat memberikan dorongan positif bagi perekonomian, mengharapkan Rupiah langsung menguat hingga Rp 1.000 per dolar AS dinilai terlalu optimis dan kurang realistis.