Sri Mulyani Ungkap Fakta Mengejutkan: 1,37 Juta Orang Keluar dari Kemiskinan!

Sri Mulyani saat paparkan tren penurunan kemiskinan
Sumber :
  • instagram @smindrawati

Viva, Banyumas - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kabar menggembirakan bagi perekonomian nasional. Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), kesejahteraan masyarakat Indonesia mengalami peningkatan signifikan.

Salah satu indikator utamanya adalah penurunan jumlah penduduk miskin hingga lebih dari 1 juta orang dalam satu tahun terakhir.

Dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) III tahun 2025 yang digelar di Kantor Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Jakarta Selatan, Senin (28/7/2025), Sri Mulyani menyampaikan bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia per Maret 2025 menurun sebanyak 1,37 juta orang dibandingkan Maret 2024.

"Tren perbaikan dari kesejahteraan ini terlihat dari data BPS. Penduduk miskin menurun secara signifikan, menandakan perbaikan ekonomi yang dirasakan langsung oleh masyarakat," ujar Sri Mulyani.

Tidak hanya kemiskinan yang menurun, tingkat pengangguran pun tercatat mengalami penurunan. Menurut Sri Mulyani, angka pengangguran pada Februari 2024 berada di angka 4,82 persen. Namun, pada Februari 2025, angka tersebut menurun menjadi 4,76 persen.

Perbaikan ini, menurutnya, merupakan hasil dari sinergi kebijakan fiskal dan moneter yang terus dijaga oleh pemerintah bersama Bank Indonesia, OJK, dan LPS sebagai bagian dari anggota KSSK.

"Kita harus menjaga momentum ini. Stabilitas ekonomi harus terus didukung dengan kebijakan yang adaptif dan inklusif agar manfaatnya dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat," tambahnya.

Meski begitu, Sri Mulyani menekankan bahwa pemerintah tidak akan lengah. Masih ada tantangan global seperti ketegangan geopolitik dan fluktuasi harga komoditas yang dapat mempengaruhi perekonomian nasional.

Ia juga menyoroti pentingnya pemerataan kesejahteraan agar penurunan angka kemiskinan dan pengangguran ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tetapi juga di daerah tertinggal dan terpencil.

Secara keseluruhan, tren penurunan angka kemiskinan dan pengangguran ini menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia mulai pulih dan tumbuh lebih inklusif.

Pemerintah berharap tren positif ini terus berlanjut hingga akhir tahun dan menjadi dasar kuat menuju Indonesia Emas 2045

Viva, Banyumas - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kabar menggembirakan bagi perekonomian nasional. Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), kesejahteraan masyarakat Indonesia mengalami peningkatan signifikan.

Salah satu indikator utamanya adalah penurunan jumlah penduduk miskin hingga lebih dari 1 juta orang dalam satu tahun terakhir.

Dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) III tahun 2025 yang digelar di Kantor Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Jakarta Selatan, Senin (28/7/2025), Sri Mulyani menyampaikan bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia per Maret 2025 menurun sebanyak 1,37 juta orang dibandingkan Maret 2024.

"Tren perbaikan dari kesejahteraan ini terlihat dari data BPS. Penduduk miskin menurun secara signifikan, menandakan perbaikan ekonomi yang dirasakan langsung oleh masyarakat," ujar Sri Mulyani.

Tidak hanya kemiskinan yang menurun, tingkat pengangguran pun tercatat mengalami penurunan. Menurut Sri Mulyani, angka pengangguran pada Februari 2024 berada di angka 4,82 persen. Namun, pada Februari 2025, angka tersebut menurun menjadi 4,76 persen.

Perbaikan ini, menurutnya, merupakan hasil dari sinergi kebijakan fiskal dan moneter yang terus dijaga oleh pemerintah bersama Bank Indonesia, OJK, dan LPS sebagai bagian dari anggota KSSK.

"Kita harus menjaga momentum ini. Stabilitas ekonomi harus terus didukung dengan kebijakan yang adaptif dan inklusif agar manfaatnya dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat," tambahnya.

Meski begitu, Sri Mulyani menekankan bahwa pemerintah tidak akan lengah. Masih ada tantangan global seperti ketegangan geopolitik dan fluktuasi harga komoditas yang dapat mempengaruhi perekonomian nasional.

Ia juga menyoroti pentingnya pemerataan kesejahteraan agar penurunan angka kemiskinan dan pengangguran ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tetapi juga di daerah tertinggal dan terpencil.

Secara keseluruhan, tren penurunan angka kemiskinan dan pengangguran ini menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia mulai pulih dan tumbuh lebih inklusif.

Pemerintah berharap tren positif ini terus berlanjut hingga akhir tahun dan menjadi dasar kuat menuju Indonesia Emas 2045