Ketegangan Memuncak: 5 Alasan di Balik Konflik Thailand–Kamboja yang Kembali Membara

Ilustrasi eskalasi militer di perbatasan thailand dan kamboja
Sumber :
  • Pixabay

Thailand kemudian menyatakan bahwa beberapa peta kolonial tidak akurat dan mendasarkan klaimnya pada dokumen sejarah lainnya. Ketidaksesuaian ini menjadi akar dari perdebatan hukum dan klaim ulang yang terus berulang hingga sekarang.

3. Persaingan Sejarah Kerajaan Kuno

Thailand dan Kamboja memiliki sejarah panjang saling menaklukkan, terutama saat Kerajaan Khmer melemah dan wilayahnya dikuasai oleh Kerajaan Ayutthaya (Thailand). Kamboja pernah menjadi negara penyangga yang diperebutkan antara Thailand dan Vietnam.

Sejarah ini menimbulkan narasi nasionalisme sejarah yang kuat di kedua negara. Kamboja merasa menjadi korban penjajahan regional, sementara Thailand merasa wilayah tertentu adalah bagian dari kejayaan masa lalunya. Narasi semacam ini menyuburkan sentimen nasionalistik.

4. Politik Domestik dan Isu Nasionalisme

Ketegangan perbatasan sering kali dipengaruhi oleh politik dalam negeri. Saat tekanan politik meningkat, elit pemerintahan kadang menjadikan isu perbatasan sebagai alat untuk menarik simpati publik dan mengalihkan perhatian dari masalah internal.

Hal ini pernah terlihat saat pergantian pemerintahan di Thailand atau ketika terjadi krisis ekonomi di Kamboja. Dengan membangkitkan semangat patriotisme, konflik dengan negara tetangga menjadi "pemersatu" instan—meski hanya sementara.