Gabung BRICS, Indonesia Langsung Ungguli Jerman dan Israel di Global Fire Power 2025
- instagram @prabowo
Viva, Banyumas - Tahun 2025 menjadi tonggak penting dalam sejarah pertahanan Indonesia. Setelah resmi bergabung dengan aliansi ekonomi dan politik BRICS, posisi kekuatan militer Indonesia melonjak signifikan di kancah global. Berdasarkan laporan Global Fire Power (GFP) 2025, Indonesia menempati peringkat ke-13 dunia, mengungguli negara-negara kuat seperti Jerman dan Israel.
Langkah Indonesia bergabung dengan BRICS—yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan—menjadi sinyal jelas bahwa negara ini siap bersaing di tingkat internasional, tak hanya secara ekonomi tetapi juga dalam kekuatan militer.
Dalam laporan GFP 2025, Indonesia mencatatkan Power Index yang kompetitif, didukung oleh anggaran militer yang mencapai 15 miliar dolar AS atau setara Rp240 triliun. Peningkatan ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memperkuat sistem pertahanan nasional secara menyeluruh.
Salah satu faktor penting yang mendorong lonjakan peringkat ini adalah kekuatan Angkatan Laut Indonesia. Dengan jumlah kapal perang terbanyak keempat di dunia, Indonesia menjadi kekuatan maritim yang sangat diperhitungkan di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik.
Tak hanya itu, Indonesia juga mulai menambah armada tempur modern, termasuk jet tempur generasi baru dan sistem radar pertahanan udara berbasis AI. Penguatan ini sejalan dengan posisi strategis Indonesia sebagai negara kepulauan yang mengontrol jalur pelayaran internasional utama.
Keputusan untuk bergabung dengan BRICS dinilai sangat tepat, terutama dalam memperluas kerja sama teknologi militer dan akses ke sistem persenjataan canggih.
Negara-negara BRICS dikenal aktif dalam kolaborasi pertahanan dan pengembangan industri militer mandiri, yang sejalan dengan visi Indonesia untuk memperkuat kemandirian alutsista.