Bupati Pati Gaspol! Jalan Baru Tembus Jepara Kini Mulus, Petani Panen 10 Ton

Bupati Pati tinjau jalan dan program panen 10 ton
Sumber :
  • instagram @pemkabpati_

Viva, Banyumas - Kabupaten Pati, Jawa Tengah, terus menunjukkan progres nyata dalam pembangunan infrastruktur dan peningkatan produktivitas sektor pertanian. Di bawah kepemimpinan Bupati Sudewo, berbagai terobosan dijalankan dengan cepat dan terukur demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Salah satu proyek unggulan yang sedang digarap adalah penyelesaian ruas jalan Tayu–Dukuhseti hingga Puncel, yang akan menjadi jalur penghubung strategis antara Pati dan Kabupaten Jepara.

Akses ini tidak hanya penting bagi mobilitas masyarakat, tetapi juga akan membuka peluang ekonomi baru bagi wilayah pesisir dan pelosok desa.

“Jalan Tayu–Dukuhseti sudah hampir selesai. Meski sudah cukup baik, saya tetap akan memperjuangkan penyelesaiannya dengan kualitas yang maksimal,” ujar Bupati Sudewo saat meninjau nelayan Merah Putih di pesisir Banyutowo, Kecamatan Dukuhseti dikutip dari laman Pemkab Pati.

Bupati menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur akan terus menjadi prioritas agar seluruh desa di Pati bisa terhubung dengan akses yang layak dan aman. Dengan akses jalan yang baik, distribusi hasil pertanian dan perikanan pun akan semakin lancar dan efisien.

Tak hanya infrastruktur, sektor pertanian Pati juga mengalami lonjakan signifikan berkat program unggulan “Satu Hektare 10 Ton Bisa”.

Program ini dirancang untuk mendorong petani memaksimalkan hasil panen padi hingga mencapai 10 ton per hektare.

“Ini bukan sekadar slogan. Di desa-desa seperti Mangunrekso dan Larangan, bahkan di Pati Selatan, sudah ada petani yang buktikan bisa panen lebih dari 10 ton per hektare,” ungkap Sudewo.

Menurutnya, saat ini adalah waktu terbaik bagi petani untuk meningkatkan hasil produksi. Ketersediaan pupuk sudah membaik, distribusi berjalan lancar, dan pemerintah pusat telah menetapkan harga gabah minimal Rp6.500 per kilogram, memberikan kepastian dan keuntungan bagi petani.

Pemerintah Kabupaten Pati juga menjamin penyerapan hasil panen dengan harga layak, sehingga petani tak perlu cemas terhadap fluktuasi pasar.

Langkah ini memperlihatkan keseriusan Pemkab dalam melindungi dan memberdayakan petani.

Dengan sinergi antara pembangunan infrastruktur dan optimalisasi sektor pertanian, Kabupaten Pati sedang menuju babak baru pembangunan berbasis desa yang kuat, berdaya saing, dan sejahtera. Jalan tembus Jepara dan panen melimpah menjadi bukti konkret bahwa Pati tidak hanya bergerak — tapi gaspol untuk kemajuan

Viva, Banyumas - Kabupaten Pati, Jawa Tengah, terus menunjukkan progres nyata dalam pembangunan infrastruktur dan peningkatan produktivitas sektor pertanian. Di bawah kepemimpinan Bupati Sudewo, berbagai terobosan dijalankan dengan cepat dan terukur demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Salah satu proyek unggulan yang sedang digarap adalah penyelesaian ruas jalan Tayu–Dukuhseti hingga Puncel, yang akan menjadi jalur penghubung strategis antara Pati dan Kabupaten Jepara.

Akses ini tidak hanya penting bagi mobilitas masyarakat, tetapi juga akan membuka peluang ekonomi baru bagi wilayah pesisir dan pelosok desa.

“Jalan Tayu–Dukuhseti sudah hampir selesai. Meski sudah cukup baik, saya tetap akan memperjuangkan penyelesaiannya dengan kualitas yang maksimal,” ujar Bupati Sudewo saat meninjau nelayan Merah Putih di pesisir Banyutowo, Kecamatan Dukuhseti dikutip dari laman Pemkab Pati.

Bupati menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur akan terus menjadi prioritas agar seluruh desa di Pati bisa terhubung dengan akses yang layak dan aman. Dengan akses jalan yang baik, distribusi hasil pertanian dan perikanan pun akan semakin lancar dan efisien.

Tak hanya infrastruktur, sektor pertanian Pati juga mengalami lonjakan signifikan berkat program unggulan “Satu Hektare 10 Ton Bisa”.

Program ini dirancang untuk mendorong petani memaksimalkan hasil panen padi hingga mencapai 10 ton per hektare.

“Ini bukan sekadar slogan. Di desa-desa seperti Mangunrekso dan Larangan, bahkan di Pati Selatan, sudah ada petani yang buktikan bisa panen lebih dari 10 ton per hektare,” ungkap Sudewo.

Menurutnya, saat ini adalah waktu terbaik bagi petani untuk meningkatkan hasil produksi. Ketersediaan pupuk sudah membaik, distribusi berjalan lancar, dan pemerintah pusat telah menetapkan harga gabah minimal Rp6.500 per kilogram, memberikan kepastian dan keuntungan bagi petani.

Pemerintah Kabupaten Pati juga menjamin penyerapan hasil panen dengan harga layak, sehingga petani tak perlu cemas terhadap fluktuasi pasar.

Langkah ini memperlihatkan keseriusan Pemkab dalam melindungi dan memberdayakan petani.

Dengan sinergi antara pembangunan infrastruktur dan optimalisasi sektor pertanian, Kabupaten Pati sedang menuju babak baru pembangunan berbasis desa yang kuat, berdaya saing, dan sejahtera. Jalan tembus Jepara dan panen melimpah menjadi bukti konkret bahwa Pati tidak hanya bergerak — tapi gaspol untuk kemajuan