Temuan Suspek Naik, Pemkab Banjarnegara Perkuat Intervensi TBC Melalui SIMPATIK
- instagram @kabupatenbanjarnegara
Viva, Banyumas - Pemerintah Kabupaten Banjarnegara terus menunjukkan komitmennya dalam mengeliminasi tuberkulosis (TBC) melalui strategi kolaboratif dan inovatif. Salah satu upaya nyata dilakukan melalui program SIMPATIK (Aksi Meningkatkan Penemuan Kasus TBC dengan Intervensi Kolaboratif), yang kini menunjukkan hasil signifikan dalam meningkatkan cakupan dan temuan kasus suspek TBC.
Hal ini ditegaskan dalam kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program SIMPATIK, yang digelar di Aula Dinas Kesehatan Banjarnegara pada Jumat (11/7/2025).
Dalam evaluasi tersebut, jumlah cakupan pemeriksaan dan temuan suspek TBC tercatat mengalami peningkatan yang signifikan setelah program SIMPATIK dijalankan.
Kepala Dinas Kesehatan Banjarnegara, dr. Latifa Hesti Purwaningtyas, menjelaskan bahwa sebelum program ini diimplementasikan, pada Januari hingga Mei 2025, cakupan skrining TBC hanya menjangkau 665 orang dengan hasil temuan 5 suspek.
Namun, setelah pelaksanaan SIMPATIK dimulai, cakupan meningkat menjadi 1.116 orang hingga pertengahan Juli, dengan temuan kasus suspek yang juga bertambah.
“Peningkatan ini menunjukkan bahwa intervensi kolaboratif dan pendekatan yang lebih aktif mampu mempercepat deteksi dini kasus TBC di masyarakat,” kata dr. Latifa dalam sambutannya dilansir dari Pemkab Banjarnegara.
Strategi SIMPATIK memadukan sinergi lintas sektor, mulai dari tenaga kesehatan, kader, tokoh masyarakat, hingga dukungan dari pemerintah daerah. Pendekatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran, pelacakan, serta pendampingan pasien TBC, terutama di wilayah-wilayah dengan tingkat risiko tinggi.
Sekretaris Daerah Banjarnegara, Drs. Indarto, M.Si, dalam arahannya menyampaikan pentingnya pendampingan terhadap pasien TBC yang telah terdeteksi.
Ia menekankan bahwa pasien yang sudah memulai pengobatan tidak boleh berhenti di tengah jalan karena hal tersebut bisa berdampak pada kegagalan pengobatan dan penularan lebih lanjut.
“Kami minta semua pihak terlibat aktif. Pendampingan pasien sangat penting agar pengobatan tuntas dan tidak menimbulkan resistensi,” ujarnya.
Program SIMPATIK juga mendorong peran serta masyarakat dalam pelaporan gejala TBC dan membantu menumbuhkan kesadaran bahwa TBC bisa disembuhkan jika ditangani dengan tepat dan rutin. Dengan keberhasilan awal ini, Pemkab Banjarnegara akan terus memperluas cakupan SIMPATIK ke desa-desa lain, dengan target eliminasi TBC di tahun-tahun mendatang
Viva, Banyumas - Pemerintah Kabupaten Banjarnegara terus menunjukkan komitmennya dalam mengeliminasi tuberkulosis (TBC) melalui strategi kolaboratif dan inovatif. Salah satu upaya nyata dilakukan melalui program SIMPATIK (Aksi Meningkatkan Penemuan Kasus TBC dengan Intervensi Kolaboratif), yang kini menunjukkan hasil signifikan dalam meningkatkan cakupan dan temuan kasus suspek TBC.
Hal ini ditegaskan dalam kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program SIMPATIK, yang digelar di Aula Dinas Kesehatan Banjarnegara pada Jumat (11/7/2025).
Dalam evaluasi tersebut, jumlah cakupan pemeriksaan dan temuan suspek TBC tercatat mengalami peningkatan yang signifikan setelah program SIMPATIK dijalankan.
Kepala Dinas Kesehatan Banjarnegara, dr. Latifa Hesti Purwaningtyas, menjelaskan bahwa sebelum program ini diimplementasikan, pada Januari hingga Mei 2025, cakupan skrining TBC hanya menjangkau 665 orang dengan hasil temuan 5 suspek.
Namun, setelah pelaksanaan SIMPATIK dimulai, cakupan meningkat menjadi 1.116 orang hingga pertengahan Juli, dengan temuan kasus suspek yang juga bertambah.
“Peningkatan ini menunjukkan bahwa intervensi kolaboratif dan pendekatan yang lebih aktif mampu mempercepat deteksi dini kasus TBC di masyarakat,” kata dr. Latifa dalam sambutannya dilansir dari Pemkab Banjarnegara.
Strategi SIMPATIK memadukan sinergi lintas sektor, mulai dari tenaga kesehatan, kader, tokoh masyarakat, hingga dukungan dari pemerintah daerah. Pendekatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran, pelacakan, serta pendampingan pasien TBC, terutama di wilayah-wilayah dengan tingkat risiko tinggi.
Sekretaris Daerah Banjarnegara, Drs. Indarto, M.Si, dalam arahannya menyampaikan pentingnya pendampingan terhadap pasien TBC yang telah terdeteksi.
Ia menekankan bahwa pasien yang sudah memulai pengobatan tidak boleh berhenti di tengah jalan karena hal tersebut bisa berdampak pada kegagalan pengobatan dan penularan lebih lanjut.
“Kami minta semua pihak terlibat aktif. Pendampingan pasien sangat penting agar pengobatan tuntas dan tidak menimbulkan resistensi,” ujarnya.
Program SIMPATIK juga mendorong peran serta masyarakat dalam pelaporan gejala TBC dan membantu menumbuhkan kesadaran bahwa TBC bisa disembuhkan jika ditangani dengan tepat dan rutin. Dengan keberhasilan awal ini, Pemkab Banjarnegara akan terus memperluas cakupan SIMPATIK ke desa-desa lain, dengan target eliminasi TBC di tahun-tahun mendatang