Rapat Soal Basarnas Ricuh, Nama Juliana Jadi Pemicu Ketegangan di Senayan

Ketegangan di DPR dan Basarnas bahas tragedi Juliana Marins
Sumber :
  • instagram @sar_nasional

Viva, Banyumas - Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi V DPR RI dan sejumlah lembaga salah satunya Basarnas mendadak berubah tegang. Ketegangan itu dipicu oleh pembahasan soal tragedi jatuhnya pendaki asal Brasil, Juliana Marins, di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. RDP yang berlangsung di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, pada Senin (7/7/2025), awalnya berjalan normal.

Namun situasi memanas ketika anggota Komisi V DPR, Ghufran Zainal Abidin, menyoroti kinerja Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) terkait sistem penyelamatan dalam tragedi yang menewaskan Juliana.

Menurut Ghufran, peristiwa tersebut telah memicu reaksi besar dari masyarakat internasional, bahkan hingga akun media sosial Presiden RI diserbu oleh warga Brasil yang menyayangkan proses evakuasi.

“Mengevaluasi kembali di antara beberapa program penyelamatan yang selama ini sudah dilakukan, mungkin yang paling heboh soal Juliana di Gunung Rinjani, itu sampai akun IG kepala negara diserbu oleh masyarakat Brasil,” ujar Ghufran dalam rapat dilansir dari laman Youtube DPR RI.

Namun tensi rapat mendadak naik ketika Kepala Basarnas Marsdya Mohammad Syafii mencoba menyampaikan pernyataan di tengah giliran bicara Ghufran. Hal ini memicu respons keras dari Ghufran.

“Pak, saya lagi bicara ini, Bapak jangan bicara juga. Ya kalau saya lagi bicara, Bapak juga bicara, siapa yang mendengar Pak. Kalau Bapak mau lanjut bicara, saya berhenti aja,” kata Ghufran dengan nada tinggi, memotong suasana rapat yang semula tertib.

Situasi ini langsung ditengahi oleh Ketua Komisi V DPR, Lasarus, yang meminta agar semua pihak menjaga etika forum dan memberi kesempatan anggota DPR menyampaikan kritik secara tuntas. Namun Ghufran memilih menghentikan pernyataannya.