Pacu Jalur dari Riau Mendunia: 7 Fakta Unik Tradisi Balap Perahu yang Kini Viral di Mata Warganet Internasional

Ilustrasi Pacu jalur yang sedang mendunia
Sumber :
  • Pixabay

VIVA, BanyumasPacu Jalur, tradisi balap perahu khas Riau, kini tengah menjadi sorotan dunia. Usai videonya viral di media sosial, ribuan warganet mancanegara ikut membahasnya. Bahkan, beberapa influencer global menirukan gerakan khas penari di atas perahu yang menjadi daya tarik tersendiri dari perlombaan ini.

Berikut tujuh fakta unik tentang Pacu Jalur yang patut kamu ketahui:

1. Berasal dari Kuantan Singingi

Pacu Jalur merupakan warisan budaya asli Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau. Perlombaan ini digelar di Sungai Batang Kuantan, sungai besar yang membelah wilayah tersebut dan menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat setempat.

2. Bukan Sekadar Lomba Perahu

Pacu Jalur bukan hanya ajang adu cepat perahu, tetapi juga sebuah perpaduan antara olahraga, seni, dan budaya. Perahu yang digunakan, yang disebut “jalur”, dihiasi ornamen warna-warni serta ukiran tradisional yang sarat makna simbolik dan nilai sejarah.

3. Perahu Raksasa Sepanjang 25–40 Meter

Setiap jalur bisa mencapai panjang 25 hingga 40 meter, dan diawaki oleh 40 hingga 60 orang, di antaranya:

  • Tukang pacu (pendayung)
  • Tukang timbo (penimba air)
  • Tukang onjai (pengatur ritme dengan tarian khas)
  • Tukang jaga (penjaga keseimbangan perahu)

Tampilan mereka yang kompak dan energik menjadi daya tarik tersendiri yang membuat perlombaan ini berbeda dari balap perahu pada umumnya.

4. Awalnya Digunakan untuk Transportasi & Ritual

Sebelum menjadi perlombaan, jalur dulunya digunakan untuk transportasi sungai dan upacara adat oleh masyarakat Melayu. Tradisi ini kemudian berkembang menjadi lomba rakyat pada masa penjajahan Belanda, biasanya dalam rangka memperingati hari besar kerajaan atau keagamaan.

5. Digelar Tiap Bulan Agustus

Pacu Jalur kini rutin diselenggarakan setiap bulan Agustus, bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan RI. Ajang ini menjadi pesta rakyat sekaligus daya tarik wisata tahunan yang mendatangkan ribuan pengunjung, baik dari dalam maupun luar negeri.

6. Diawali dengan Ritual Adat

Sebelum perlombaan dimulai, dilakukan berbagai ritual adat sebagai bentuk penghormatan kepada tradisi dan alam sekitar, antara lain:

  • Bismillah Jalur (ritual pemberangkatan perahu)
  • Tepung Tawar (doa keselamatan bagi peserta)
  • Ritual ini mencerminkan kedalaman nilai spiritual dalam budaya lokal.

7. Diakui Sebagai Warisan Budaya Takbenda

Pada tahun 2014, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menetapkan Pacu Jalur sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia. Pengakuan ini memperkuat posisi Pacu Jalur sebagai kekayaan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan bersama.

Pacu Jalur bukan hanya kebanggaan masyarakat Kuansing, tetapi juga harta budaya bangsa yang kini diperbincangkan dunia. Tradisi ini membuktikan bahwa budaya lokal bisa mendunia lewat pesona unik dan nilai luhur yang dibawanya.