Siapa Ratu Shima? Pemimpin dari Nusantara yang Namanya Terkenal di Era Nabi Muhammad Terdengar hingga Jazirah Arab

Ilustrasi Ratu Shima, tokoh wanita Jawa yang melegenda
Sumber :
  • pexel @Irwan Susanto

Viva, Banyumas - Ratu Shima adalah salah satu tokoh perempuan paling berpengaruh dalam sejarah Nusantara yang kabarnya terkenal di era Nabi Muhammad. Ia memerintah Kerajaan Kalingga yang terletak di pesisir utara Pulau Jawa, tepatnya di wilayah yang kini dikenal sebagai Jepara.

Nama Ratu Shima tidak hanya harum di dalam negeri, namun juga terdengar hingga Jazirah Arab dan Dinasti Tang di China. Mungkin banyak masyarakat Indonesia tidak mengetahui siapa sebenarnya Ratu Shima salah satu pemimpin nusantara yang dimasa lalu mencetak sejarah.

Dikutip dari akun Instagram @rembang.terkini, Ratu Shima, lahir pada tahun 611 M di Sumatra Selatan, Ratu Shima pindah ke Jawa setelah menikah dengan Kartikeyasinga, pangeran dari Kerajaan Kalingga.

Setelah suaminya naik takhta pada tahun 648 M dan kemudian wafat pada 678 M, Ratu Shima diangkat menjadi ratu karena anak-anaknya masih kecil. Di bawah kepemimpinannya, Kalingga mengalami masa keemasan.

Salah satu pencapaian terbesar Ratu Shima adalah membangun pelabuhan Jepara menjadi pusat perdagangan internasional.

Pelabuhan ini menjadi titik temu penting bagi para pedagang dari berbagai wilayah, termasuk dari India, China, dan Timur Tengah. Catatan Tionghoa kuno menyebutkan bahwa Kalingga saat itu sangat kaya dan menjadikan garam sebagai komoditas ekspor utama.

Nama Ratu Shima semakin terkenal karena kebijakan ketatnya dalam menjaga keadilan dan menindak tegas pencurian.

Ia dikenal sebagai pemimpin yang menanamkan integritas tinggi kepada rakyatnya. Salah satu kisah legendaris yang membuat namanya dikenal hingga ke tanah Arab adalah ketika Raja dari Ta Shih (sebutan Tionghoa untuk bangsa Arab) menguji kejujuran rakyat Kalingga dengan meletakkan karung emas di tengah jalan.

Selama berbulan-bulan, tidak ada warga yang berani menyentuh karung tersebut.

Namun, ketika pangeran Narayana—putra Ratu Shima—secara tak sengaja menggesernya dengan kakinya, Ratu Shima langsung memerintahkan hukuman mati.

Namun setelah pertimbangan, hukuman diubah menjadi pemotongan kaki karena bagian itu yang dianggap bersalah.

Ketegasan dan keadilannya membuat Ratu Shima dikenang sebagai simbol pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

Ia adalah contoh nyata bagaimana pemimpin perempuan mampu membangun kekuatan, kepercayaan, dan koneksi internasional dari wilayah Nusantara yang saat itu masih sangat awal dalam catatan sejarah global

Viva, Banyumas - Ratu Shima adalah salah satu tokoh perempuan paling berpengaruh dalam sejarah Nusantara yang kabarnya terkenal di era Nabi Muhammad. Ia memerintah Kerajaan Kalingga yang terletak di pesisir utara Pulau Jawa, tepatnya di wilayah yang kini dikenal sebagai Jepara.

Nama Ratu Shima tidak hanya harum di dalam negeri, namun juga terdengar hingga Jazirah Arab dan Dinasti Tang di China. Mungkin banyak masyarakat Indonesia tidak mengetahui siapa sebenarnya Ratu Shima salah satu pemimpin nusantara yang dimasa lalu mencetak sejarah.

Dikutip dari akun Instagram @rembang.terkini, Ratu Shima, lahir pada tahun 611 M di Sumatra Selatan, Ratu Shima pindah ke Jawa setelah menikah dengan Kartikeyasinga, pangeran dari Kerajaan Kalingga.

Setelah suaminya naik takhta pada tahun 648 M dan kemudian wafat pada 678 M, Ratu Shima diangkat menjadi ratu karena anak-anaknya masih kecil. Di bawah kepemimpinannya, Kalingga mengalami masa keemasan.

Salah satu pencapaian terbesar Ratu Shima adalah membangun pelabuhan Jepara menjadi pusat perdagangan internasional.

Pelabuhan ini menjadi titik temu penting bagi para pedagang dari berbagai wilayah, termasuk dari India, China, dan Timur Tengah. Catatan Tionghoa kuno menyebutkan bahwa Kalingga saat itu sangat kaya dan menjadikan garam sebagai komoditas ekspor utama.

Nama Ratu Shima semakin terkenal karena kebijakan ketatnya dalam menjaga keadilan dan menindak tegas pencurian.

Ia dikenal sebagai pemimpin yang menanamkan integritas tinggi kepada rakyatnya. Salah satu kisah legendaris yang membuat namanya dikenal hingga ke tanah Arab adalah ketika Raja dari Ta Shih (sebutan Tionghoa untuk bangsa Arab) menguji kejujuran rakyat Kalingga dengan meletakkan karung emas di tengah jalan.

Selama berbulan-bulan, tidak ada warga yang berani menyentuh karung tersebut.

Namun, ketika pangeran Narayana—putra Ratu Shima—secara tak sengaja menggesernya dengan kakinya, Ratu Shima langsung memerintahkan hukuman mati.

Namun setelah pertimbangan, hukuman diubah menjadi pemotongan kaki karena bagian itu yang dianggap bersalah.

Ketegasan dan keadilannya membuat Ratu Shima dikenang sebagai simbol pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

Ia adalah contoh nyata bagaimana pemimpin perempuan mampu membangun kekuatan, kepercayaan, dan koneksi internasional dari wilayah Nusantara yang saat itu masih sangat awal dalam catatan sejarah global