Anatomi Skandal CPO: 12 Perusahaan Raksasa Terseret Kasus Korupsi Terbesar di Industri Sawit, Tumpukan Uang 1,3M
- Tiktok @4mhmmd
Viva, Banyumas - Kasus megakorupsi ekspor crude palm oil (CPO) kembali menjadi sorotan publik setelah Kejaksaan Agung (Kejagung) menyita uang senilai Rp1,3 triliun dari 12 korporasi besar yang terlibat dalam praktik ilegal tersebut. Perusahaan-perusahaan ini diketahui tergabung dalam dua grup raksasa industri sawit, yaitu Musim Mas Group dan Permata Hijau Group.
Penyitaan ini memperkuat posisi Kejagung dalam upaya penegakan hukum di sektor strategis yang selama ini tertutup dan minim pengawasan. Uang yang disita merupakan bentuk pengganti kerugian negara atas kebijakan ekspor CPO yang disalahgunakan oleh sejumlah perusahaan.
Dalam proses penyidikan yang dilakukan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus), diketahui bahwa perusahaan-perusahaan ini mengambil keuntungan besar melalui pengaturan ekspor yang tidak sesuai aturan, merugikan negara secara signifikan.
Dilansir dari laman Viva,Dari 12 perusahaan tersebut, PT Musim Mas menjadi penyetor terbesar dengan nilai mencapai Rp1,1 triliun. Enam perusahaan lain yang berada di bawah naungan Permata Hijau Group juga turut menyetor dana pengganti senilai Rp186,4 miliar.
Beberapa nama yang disebut antara lain PT Nagamas Palm Oil Lestari, PT Pelita Agung Agri Industri, dan PT Permata Hijau Palm Oil. Seluruh dana yang telah disetor kini disimpan di rekening resmi milik Kejaksaan Agung di Bank BRI.
Jumlah keseluruhan uang yang telah disita dari kedua grup korporasi besar ini mencapai Rp1.374.892.735.527,5. Dalam konferensi pers, tumpukan uang pecahan Rp100.000 dan Rp50.000 dipamerkan kepada awak media sebagai bukti nyata keseriusan Kejagung dalam membongkar praktik korupsi besar di industri sawit.
Setiap paket uang diatur rapi dalam kelipatan Rp1 miliar, menegaskan besarnya kerugian negara akibat manipulasi yang dilakukan korporasi. Kasus ini menegaskan bahwa korupsi di sektor perkebunan bukan hanya terjadi pada level individu, tetapi telah melibatkan sistem korporasi besar yang terorganisir.